Thursday, November 8, 2007

Slow food aja, lah...

Slow food vs fast food

Kebutuhan gaya hidup modern yang semuanya ingin serba cepat. Membuat tak cuma mobil, motor, atau pesawat yang ingin lajunya cepat. Makanan pun maunya cepat saji, hingga muncul istilah fast food. Dalam perjalanan waktu, ternyata fast food punya kekurangan. Entah gizinya kurang lengkap atau terlalu banyak kandungan lemak dan protein karena mementingkan rasa enak dan cepat. Gizi tak seimbang atau nutrisi yang tak lengkap ini membuat kesehatan menjadi tumbal makanan cepat saji ini.

Muncullah kesadaran yang sebenarnya mengacu ke kebiasaan lama, yakni slow food. Intinya adalah mengajak kembali untuk mengembangkan kebiasaan pola makan yang baik, dalam jangka waktu yang panjang, serta memilih makanan yang lebih sehat.

Slow food adalah suatu gerakan internasional, didirikan oleh Carlo Petrini di Italia tahun 1986. Saat ini anggotanya kurang lebih 90.000 anggota di seluruh penjuru dunia. Slow food Indonesia sendiri berdiri bulan September 2006 di Lippo Karawaci.

November lalu di Taman Sari, Lippo Karawaci, Tangerang Banten, slow food Indonesia mengajak kembali masyarakat untuk menggunakan produk makanan yang sehat, menghargai makanan tradisi, hingga pengenalan metode pertanian yang ramah lingkungan.

Mulai sekarang slow food sajalah…tak usah buru-buru. Saatnya menikmati kenikmatan makanan sejati.

bimo

Foto:bimo


Powered by ScribeFire.

sekedar tahu

Mobil terbang

Ide untuk membuat kendaraan yang bisa melaju di jalan raya dan melayang di udara sebenarnya bukan hal yang baru. Di tahun 1918 saja, Felix Longobardi telah mematenkan hasil karyanya yaitu sebuah kendaraan yang bisa dikendarai di jalan raya sekaligus bisa melayang di udara dengan baik. Singkatnya mobil terbang ini telah dipatenkan di US Patent Office.

Perkembangan mobil terbang rupanya tidak berhenti. Meskipun kritik yang sering muncul mengenai kendaraan “hibrida” darat dan udara ini selalu ada saja kompromi yaitu salah satu fungsinya ada yang dikalahkan. Dalam waktu dekat, sebuah perusahaan yang baru berdiri tahun 2006, bernama Terrafugia justru tengah berencana memproduksi mobil terbang secara masal. Mobil terbang yang dinamai Transition ini akhir tahun depan akan selesai masa uji cobanya oleh Federal Aviation Administration (FAA).

Transition tampangnya lebih berkesan mobil dengan perlengkapan penerbangannya. Prototipe yang sekarang proses pengembangan sayapnya memang masih manual. Perbaikan hingga kini masih terus dilakukan. Nantinya, pengembangan sayapnya akan dilakukan secara otomatis, agar perpindahan dari mobil ke pesawat lebih cepat dan mudah.

Kesulitan terbesar dalam membangun mobil terbang ini yaitu mendisain mesin penggeraknya. Karena hanya ada satu mesin yang dipakai untuk menggerakkan baling-baling pesawat ketika terbang, dan menggerakkan roda ketika di jalan raya. Sehingga sistem pemindahan gigi antara baling-baling dan roda dibuat simpel dan harus seringan dan sekuat mungkin. Soal bahan bakarnya pun harus mudah ditemui di pompa bensin umumnya. Jadi mobil terbang ini layaknya mobil pada umumnya dan juga harus laik terbang. FAA mensyaratkan bobot maksimum kendaraan ini 1320 pond atau sekitar 598,741 kg. Karena mobil terbang ini masuk kategori pesawat olah raga terbang ringan.

Terrafugia rencananya akan memulai produksi awal tahun 2009. Dan, Terrafugia menargetkan kapasitas produksi mobil terbang ini 50-200 buah setahun. Jika Anda tertarik kira-kira harga mobil terbang ini setara dengan mobil Cadillac Escalade yaitu 148.000 US dollar.

Cocok, nih buat menghindari macetnya Jakarta.

Foto: http://www.terrafugia.com/vehicle.htm
bimo/softpedia.com


Glitterati baju anti bakteri

Kita kerap melihat iklan di televisi yang menayangkan sebuah produk sabun cuci yang katanya anti bakteri. Setelah dicuci dengan sabun tersebut, baju akan bebas bakteri. Tapi yang satu ini bukan sabunnya yang membasmi bakteri. Tetapi bajunya sendiri yang melawan bakteri.

Olivia Ong, siswa dari Cornell University, AS bekerja sama dengan Prof. Hong Dong dan asistennya Juan Hinestroza pada universitas yang sama menciptakan baju yang menggunakan serat nanofiber.

Sepintas bajunya biasa saja seperti baju kebanyakan. Tetapi ketika dilihat dengan mikroskop, baju ini dilapisi partikel nano yang melindunginya. Melapisi serat katun yang menjadi bahan utama pakaian ini. Proses melapisi partikel nano pada kain ini dilakukan di laboratorium.

Hasilnya kain berwarna metalik, tetapi ini bukan hasil dari pewarnaan. Melainkan karena susunan partikel nano dalam serat kain. Partikel nano yang digunakan adalah perak. Karena perak secara alami sebagai antibakteri dan virus. Untuk membuat serat katun bisa ditempeli perak, katun dialiri listrik positif menggunakan reaksi amonium dan epoxy, menghasilkan ionisasi. Kemudian partikel perak berukuran 10-20 nm (nanometer) yang disintesa dengan asam sitrat menempel pada serat.

Baju ini tak perlu dicuci selama ia masih bisa membasmi bakteri, debu dan pertikel noda. Tak hanya baju, jaket denim juga dibuat Dong. Dengan menempelkan parikel nano paladium berukuran 5-10 nm pada serat katun membuatnya berwarna abu-abu. Jaket dan baju ini dinamai Glitterati. Asiknya memakai baju ini memang tak perlu mencuci lagi, cuma harganya jangan ditanya. Untuk 1 meter persegi kain katun berpatikel nano harganya sekitar 10.000 US dollar!

Paling tidak untuk membuat setelan baju membutuhkan 2-3 meter. Duh, jadinya mahal amat!

bimo/softpedia.com
Foto: http://news.softpedia.com/newsImage/Clothes-That-Trap-Bacteria-and-Destroy-Toxic-Gases-Designed-by-Student-2.jpg


Powered by ScribeFire.

Tuesday, November 6, 2007

duta ASI

Duta ASI yang satu ini giat promo pentingnya ASI. Siapa lagi yang mau ikutan?
Posted by Picasa

outbound


Salah satu acara "ala" outbound yang sempat trendy sekali...
Posted by Picasa

tembak reaksi

Tembak reaksi bukan cuma aksi

Olah raga yang menggunakan senjata api ini tampak sangar dan macho. Tampang sangar dan macho saja tak cukup untuk dapat lihai menembak tepat sasaran sambil beraksi. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan dan kekuatan.
===

Seorang petembak tampak telah siap dengan pistol di tangan dan tiga buah magazin penuh berisi peluru tertancap di holsters (semacam ikat pinggang). Lengkap dengan kaca mata hitam untuk menghalau silau dan penutup telinga agar tak pekak karena suara letusan tembakan. Di belakangnya seorang timeratau pencatat waktu lantang berteriak,“Ok, Ready…, shoot!...dar…dar…dar!!!” Bunyi letusan pistol terus bergulir dari sasaran satu ke sasaran berikutnya. Sang petembak sambil berlari menuju sasaran lain dengan sangat cekatan mengganti magazin peluru langsung ditembakkan ke target dar...dar…dar… Hingga akhirnya, satu stage diselesaikan, tiga magazin peluru berisi seratusan peluru habis ditembakkan.

Suasananya seperti sedang ada penyerbuan sungguhan. Seru dan menegangkan. Dalam pertandingan tembak reaksi biasanya menggunakan simulasi atau stage seperti pada situasi sesungguhnya. Contohnya ketika sedang mengamankan dokumen atau sedang membebaskan sandera. Meskipun menggunakan senjata api, tembak reaksi ini olah raga sipil. Karena sasarannya atau target tidak ada yang berbentuk seperti manusia. Berupa bentuk hexagonal atau segi enam dari besi atau kertas.

Jika sang petembak salah tembak, luput dari sasaran atau peluru nyasar nilainya akan dikurangi. Yang menarik, meskipun berondongan peluru meletus tak henti-hentinya, pistolnya bukan jenis otomatis. Ketika tidak sedang menembak pun, jari telunjuk petembak yang ada di trigger harus selalu berada di luar. “Karena kita selalu menekankan keamanan. Karena olah raga ini menggunakan senjata api dan peluru tajam, kalau ketahuan melanggar aturan ini nilainya akan dikurangi ,” jelas Benny GR. Sutanandika, ketua bidang tembak reaksi pengda Perbakin DKI Jaya.

Menilik sedikit ke belakang, olah raga tembak reaksi ini, ungkap Benny mulai diperkenalkan pertama kali di Indonesia tahun 1997 oleh Bambang Trihatmodjo. Dan pada 24 Oktober 1997 kegiatan olah raga tembak reaksi di Indonesia diakui dan tercatat di International Practical Shooting Confederation (IPSC), adalah sebuah organisasi internasional untuk olah raga tembak reaksi saat organisasi ini mengadakan konferensi di Venezuela. Selanjutnya di tahun 2000 olah raga tembak reaksi ini kemudian dikukuhkan menjadi bagian dari persatuan menembak Indonesia(Perbakin).

Pistolnya sungguhan

Practical Shooting yang diterjemahkan menjadi tembak reaksi ini menggunakan pistol sungguhan. Maksudnya, bukan senapan angin atau senapan untuk berburu. Pistolnya senjata genggam berkaliber besar berukuran 9mm sampai kaliber 11mm. Di sini yang menggunakan pistol jenis kaliber 9mm adalah anggota TNI dan Polri.

Pertandingan tembak reaksi skala internasional yang diselenggarakan IPSC sebenarnya tak hanya menggunakan senjata genggam. Tetapi juga mempertandingkan penggunaan senjata jenis senapan atau senjata laras panjang. “Sayangnya belum ada lapangan tembak yang memadai di sini. Sehingga Indonesia belum ikut untuk lomba tembak reaksi dengan senapan laras panjang,”ujar Benny.

Tembak reaksi di Indonesia terus berkembang meski tak pesat. Dari awal hingga sekarang tembak reaksi ini tetap olah raga sipil. Dalam perjalanan waktu, tembak reaksi juga dilatihkan untuk operasi khusus anggota militer. Jadinya klop, karena militer tak perlu membeli pistol dan peluru sendiri, apalagi mereka juga perlu terus berlatih. Semisal berlatih kalau ada perampokan, teroris atau pembajakan bagaimana caranya menghadapinya dengan cepat dan tepat dalam menembak. Tembak reaksi ini bisa diaplikasikan. Dengan kemampuan tembak reaksi anggota militer bisa menggunakan peluru bisa seefektif mungkin dan tepat sasaran.

Dalam tembak reaksi yang dinilai adalah jumlah tembakan per detik yang dicatat oleh timer. Poin yang diperoleh ketika menembak target dibagi jumlah tembakan per detik tadi. Jadi tak hanya jitu menembak sasaran tetapi juga perlu cekatan dalam menembak. Beda sepersekian detik saja bisa kalah nilainya.

Olahraga yang mengandung sensasi ini memang kelihatan asik. Gagah dan macho. Dalam lomba pun bisa menggunakan jalan cerita. Misalnya sedang mengalami perampokan, menghadapi teroris dan sebagainya. Siapapun boleh ikut tembak reaksi asalkan sehat jasmani dan rohani. Tetapi kalau Anda orangnya kagetan apalagi latah, sebaiknya tak usah mencoba olah raga tembak reaksi ini. Berbahaya!

Inbok
Senjata yang dipakai tembak reaksi

Senjata genggam hanya ada dua jenis yaitu pistol dan revolver. Bedanya, pistol ada yang semiotomatis dan otomatis menggunakan magazin peluru. Sedangkan revolver tidak otomatis menggunakan silinder untuk peluru berisi 5, 6 atau 8 peluru (seperti punya Cowboy)

Ada lima divisi yang dipertandingkan dalam tembak reaksi yaitu open, standar, revolver, production, dan modified. Sepandai-pandainya petembak tembak reaksi, alat sangat berpengaruh dalam perolehan nilai. Ibaratnya pistol yang digunakan sama dengan motor yang digunakan untuk balap dari kelas 150 cc sampai 500 cc

Open:
-Boleh menggunakan pisir (alat bidik) lebih canggih atau kerap disebut Optical side.
-Menggunakan magazin yang panjang. Bisa berisi 27 peluru, untuk yang ukuran medium berisi 21 peluru.
-Ada kompensator yaitu alat untuk mengarahkan gas buang dari ledakan peluru adanya di ujung laras pistol. Gas buang dari ledakan peluru akan dilempar ke atas. Alat ini bukan peredam.

Standar:
-pistol standar
-magazin isi 16 peluru
-alat bidik hanya mengunakan pisir yang ada di pistol

Production:
-senjata yang dipakai militer
-alat bidik yang ada di pistol saja

Modified:
-Pistol standar yang dimodified. Boleh memakai lubang di laras sebagai kompensator tetapi tidak boleh menggunakan kompensator.
-Boleh menggunakan optical side.
-Tidak boleh menggunakan magazin panjang.


inbok
Mau nembak, ikut klub dulu.
Sebelum boleh lomba menembak perlu lulus dulu ujian dan penataran.
Bersertifitkat

Yang mendidik klub menembak. Di jakarta pengda perbakin DKI ada 50 klub. Yang aktif di tembak reaksi ada 2 klub Kresna dan Bimantara.



Syarat
Lulus dulu harus ikut klub
Senjata dipinjamkan peluru beli sendiri dari 2500-5000 per butir
Baru punya senjata

Senjata disimpan di perbakin. Latihan harus datang. Yang boleh dibawa pulang hanya senjata beladiri kaliber kecil. Gas hanya bunyi dor aja, peluru karet dan tajam.

Perawatan mudah. Selesai latihan bersihkan minyak tak harus khusus, oli mesin bisa, minyak mesin jahit juga bisa. Enggak terlalu mahal biaya perawatannya.

Latihan menembak: pertama statis dulu biar bisa ngumpul. Nanti berlanjut sambil beraksi.

Peluru tidak meletus harus dikokang untuk mengeluarkan peluru macet. Kalau dipaksa nembak lagi laras peluru akan rusak.

Safety:
Pelindung mata
Miliki hostler:
Penutup telinga





Tembak reaksi


international Practical Shooting Confederation.
Menembak sambil beraksi.


Ujian selain teori juga praktek. Intinya safety. Olahraga dengan senjata api dan peluru tajam.


Sekarang angkatan 38. yang ikut lomba harus lulus ujian dulu. Tembak reaksi tembak cepat dan tepat.
Speed acuracy and power


Mahal di peluru. Satu senjata cukup. 1-2 jam bisa 300-400 butir. Pelatuk ringan yang mahal pelurunya yang sebutirnya bisa 5000 rupiah.

Ada dua jenis peluru. Minor dan major.
Major hentakan lebih besar dan high power. Ada alat chronograph untuk melihat power dari peluru. Untuk minor 125-159. untuk major 160-180 power factor.


Harga senjata 25 jutaan ke atas tanfo bio
Merek :
STI amerika
SPS spain
Colt Amerika

Tanfo bio

Peluru 9-19, 9 21, 923

Diameter 9 panjang selongsong 23 mm. Proyektil tidak dihitung.

Umur 51 suka open ketua pengdanya

Ikut tembak reaksi yang termuda 21 tahun sekuatnya. Dunia 12 tahun ada.

Open bisa rp 100 juta
Tergantung orangnya bisa nembak apa enggak.

















Powered by ScribeFire.

tembak reaksi
Posted by Picasa

tv digital

Gambarnya tajam bener!

Di sebuah hypermarket yang memajang perlengkapan elektronik tampak beberapa orang sedang mengerubung. Mereka rupanya sedang menikmati sebuah tayangan di televisi. Tayangannya, sih biasa saja tetapi yang berbeda adalah televisinya. Mereka sampai terpaku beberapa saat melihat kualitas gambar yang ditayangkan, suaranya mantep, gambarnya bening tajam bener!

Tak jauh dari situ, tampak seorang sales promotion girl(SPG) giat memberikan brosur penawaran, sambil menyapa,”Boleh pak, tv digitalnya,” ucapnya sambil dihiasi sunggingan senyum. Yang ditawaripun juga membalas dengan senyum-senyum saja, karena melihat harganya yang masih terbilang mahal. Mau mengganti televisi yang ada di rumah sekarang mungkin belum perlu, wong belum rusak. Pertanyaannya, apa yang membuat televisi digital ini berbeda dengan yang ada di rumah sekarang?

Dulu rasanya hanya ada dua pilihan jenis televisi yaitu berwarna atau hitam putih. Tetapi jenis pesawat televisi saat ini pilihannya sangat beragam. Mau televisi ukuran besar, kecil, tebal atau tipis, layar datar atau cembung, bertata suara stereo atau mono, yang harganya murah atau mahal semuanya ada, mereknya juga macam-macam, hingga membuat bingung.

Tv analog dan digital

Hampir seluruh pesawat televisi yang ada di rumah-rumah kita saat ini adalah televisi yang disebut televisi CRT (cathode ray tube) dengan ciri khas bertabung gelas hampa udara.

Tv CRT ini menampilkan gambar dari sinyal analog. Sinyalnya berupa gelombang radio yang secara kontinyu. Pesawat televisi kemudian menerima sinyal ini dan mengubahnya menjadi gambar dan suara. Sinyal analog ini dapat diterima lewat udara, kabel ataupun satelit. Stasiun televisi yang menyiarkan acaranya menggunakan kanal VHF (very high frequency) atau kanal UHF (ultra high frequency), dengan lebar pita atau bandwith untuk satu program siaran sebesar 8 megahertz.

Tv analog, layarnya terdiri dari kurang lebih 480 baris piksel.
Memutar video di tv analog kualitas gambarnya akan menurun.
Tv analog ada flicker atau kedipan.

Televisi CRT memiliki karakter layar dengan perbandingan 4:3. televisi yang HDTV saat ini mengadaptasi konsep home theater, alias hiburan bioskop dibawa ke rumah. Perbandingan layarnya adalah 16:9. HDTV tidak cocok kalau untuk menonton siaran yang ada sekarang. Kalau dipaksain bisa aja. Hanya tampilannya jadi tidak nyaman ditonton, gambarnya jadi kecil. Kalau dibesarkan memenuhi layar akan gepeng tampilannya.

Sedangkan Kualitas gambar di tv digital akan tetap bagus walaupun ukuran televisinya kecil. Sinyal digital dapat mendukung resolusi tinggi, sehingga jika ditampilkan pada ukuran televisi yang sangat besar kualitas gambarnya tetap baik. Sinyal digital seperti yang keluar dari perangkat DVD player. Akan dirubah menjadi analog ketika disambungkan ke televisi analog.

Tv digital sinyalnya berbeda. Sinyal digital seperti yang keluar dari perangkat DVD player yakni format MPEG-2. tayangannya seperti di layar komputer yang memberikan resolusi tinggi gambar yang stabil.

Lcd atau Plasma
Beberapa keluarga sudah memiliki tv LCD atau tv Plasma tetapi sangat jarang.

Tv LCD sekarang terus mengalami penurunan harga dibandingkan tv plasma. Tv lcd mampu menghasilkan kualitas gambar yang baik pada ukuran layar lebar karena beresolusi tinggi 1.290x1080 piksel dengan rasio kontras 15.000:1. Bobotnyapun semakin ringan, konsumsi listriknya pun tak besar. Dulu tv LCD masih diragukan karena adanya ghosting yaitu bayangan ketika tayangan bergerak secara cepat.

TV LCD lebih tepat untuk kebutuhan layar di bawah 42 inci. Layar diatas 42 inci lebih efisien dengan plasma.

Plasma menggunakan tabung-tabung gas renik yang masik-masing membentuk piksel.
LCD terbuat dari susunan kristal cair, hingga bisa dibuat lebih renik dibandingkan plasma. Sehingga LCD memberikan resolusi lebih rapat. Konsumsi energi lebih rendah, usianya bisa lebih tahan lama.

Plasma tidak bisa digunakan lagi jika kemampuan gas mengemisikan sinar uv melemah atau mati. Usia plasma sekitar 60.000 jam. Kelibahan plasma warna hitamnya lebih gelap dibandingkan LCD. Juga bisa menampilkan gambar bergerak lebih baik.

Saat ini masyarakat Indonesia belum butuh sekali HDTV. Karena siarannya belum ada. Pemutar film HDTV juga masih mahal, filmnya juga masih jarang sekali. Pemutarnya contohnya blue-ray filmnya HD DVD atau DVD blue ray.

HDTV

aspek rasio

resolusi

frame rate

jika ingin membeli HDTV
pastikan ada stasiunnya tidak, baik itu lewat kabel atu satelit.
Untuk menangkap sinyal perlu antena atau parabola
Ada HDTV yang perlu tv tuner
Tetapi ada juga yang sudah dilengkapi tv tuner untuk menangkap siaran tv digital.







Powered by ScribeFire.

nano teknologi

Baterai imut teknologi nano

Bell Laboratories perusahaan yang pertama kali menciptakan transistor berukuran setengah inchi di tahun 1947, kini sedang mengembangkan sebuah baterai baru. Dengan kemampuannya membuat transistor selama puluhan tahun, Bell Laboratories mengaplikasikan keahliannya ini untuk membuat baterai yang tertanam dalam sebuah chip, namanya, baterai nano.

Baterai nano ini memadatkan elektroda baterai pada skala nanometer. Terciptanya baterai imut nan mungil ini tak lepas dari teknologi nano yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengontrol zat, material dan sistem pada skala nanometer(nm), sehingga menghasilkan fungsi baru yang belum pernah ada. Ukuran skala 1nm sama dengan 1/1000.000 milimeter atau sama dengan 1/1000.000.000 meter. Ukuran yang sangat kecil bahkan sulit sekali untuk dilihat dengan mata telanjang.

Baterai nano ini memiliki kelebihan bisa “tertidur” atau lama tidak dipakai selama 15 tahun. Sehingga dapat digunakan sebagai power alat sensor monitor radioaktif atau sensor bahan kimiawi beracun lain. Baterai nano ini bisa langsung “hidup” dan dengan waktu singkat memberi energi tinggi saat dibutuhkan. Bagaimana baterai nano ini bisa awet, karena ia adalah baterai pertama yang mampu membersihkan dirinya sendiri setelah digunakan. Dengan menetralkan cairan kimia beracun yang timbul di dalamnya.

Berawal dari nano grass

Salah seorang ilmuwan dari Bell Labs, Tom Krupenkin mempelajari tentang lensa cair mikro, yang kerap ditemui di kamera ponsel. Lensa mikro ini tersusun dari tetesan cairan tertentu yang dapat mencekung atau mencembung ketika permukaannya dialiri listrik voltase tertentu. Respon terhadap aliran listrik ini disebut electrowetting, yakni permukaan cairan dapat berubah sifat dari superhydrophobic ke hydrophilic.

Superhydrophobic contoh mudahnya dapat kita jumpai ketika tetes air hujan mengenai bulu angsa dan daun teratai. Mereka tidak basah sama sekali. Tegangan permukaan superhydrophobic membuat titik air menjadi butiran, tetapi tidak membuatnya berhenti saja di satu tempat tetapi mendorongnya keluar untuk membuatnya pecah kembali. Pada substansi hydrophilic seperti gelas, air akan meregang ke luar. Tetapi pada material superhydrophobic, tetes air membentuk butiran bola sempurna, permukaan tetes air dan material tidak saling bersentuhan sama sekali.
Dari temuannya mengenai sifat tetes air pada permukaan material superhydrophobic ini, Krupenkin berpendapat, electrowetting dapat mengontrol suatu reaksi kimia.

Krupenkin membuat konsep jajaran pilar-pilar superhydrphobic ukuran nano yang akan bereaksi dengan electrowetting. Di bawah mikroskop pilar-pilar ini bagaikan padang rumput alias nanograss. Padang nanograss ini dapat dibuat dengan silikon oleh industri mikrochip teknologi standar yang telah berproduksi lebih dari satu dekade ini. Dengan mengalirkan tenaga listrik voltase tertentu pada cairan, ilmuwan dapat membuat reaksi yang membuat pilar-pilar tadi menjadi hidrophilic dan menekan butiran untuk turun merembes ke bagian bawahnya di setiap nano pilar tadi. Cairan dapat bereaksi dengan komponen yang ada di bawahnya. Krupenkin yakin, dapat menggunakan cairan ini untuk membangkitkan power dalam baterai nano.

Baterai pada dasarnya adalah sebuah reaktor kimiawi. Baterai yang sekarang ini, yang sudah habis pakai langsung dibuang, terdiri dari dua elektroda, anoda dan katoda. Digabungkan dalam larutan elektrolit. Percampuran ini membuat kedua elektroda bereaksi melalui elektrolit membentuk elektron-elektron. Masalahnya, proses elektrokimiawi ini berlangsung terus meskipun baterai tidak digunakan. Baterai habis pakai langsung buang ini akan menurun dayanya 7-10 persen tiap tahun meskipun tidak dipakai. Sehingga jenis baterai ini ada kadaluarsanya.

Maka perlu diciptakan baterai yang memiliki sekat yang menjaga agar larutan elektrolit dan elektroda tidak bersinggungan tetapi bisa langsung aktif saat digunakan, termasuk mampu melakukan reaksi kimiawi secara agresif yang mampu menghasilkan tenaga listrik yang tinggi secara sekejab. Saat ini memisahkan elektroda dengan larutan elektrolit membuat ukuran baterai menjadi besar dan berat. Seperti baterai reserve yang telah dipakai ambulance, di rumah sakit untuk ICU dan ruang operasi, juga dipakai untuk operasi militer seperti teropong malam hari dan sinar laser.

Menurut Krupekin, dengan ditemukannya nanograss, membuat baterai reserve dalam ukuran lebih kecil dan ringan bisa lebih mudah. Terlebih lagi, ilmuwan bisa membuat baterai ini bereaksi pada saat dibutuhkan saja.

prototipe baterai nano

Bulan September 2004 para ilmuwan di Bell Labs, membuat model yang bisa menghantarkan listrik. Prototipe ini tersusun dari pilar silikon dengan luas lebar kurang lebih 300 nanometer yang tiap pilarnya berjarak 2 mikron. Untuk pembangkit dayanya, ilmuwan menggunakan campuran yang biasa dipakai baterai alkaline, yaitu seng sebagai material anoda dan mangan dioksida sebagai katodanya.

Bagian dasar silikon dari pilar-pilar dilapisi seng, dimana pilar-pilar dilapisi silikon dioksida, yang bisa diukur ilmuwan mengontrol voltase dari alat, dan pilar nano di atasnya dilapisi Teflon, seperti lapisan fluorocarbon, yang bereaksi electrowetting.

“Konsepnya terlihat mudah, namun faktanya berbeda,” ujar Krupenkin. Untuk menaruh logam pada posisi tertentu, ilmuwan biasanya melakukan proses elektroplating. Tetapi proses ini tidak berlaku pada senyawa oksida, seperti silikon dioksida yang ada di nanograss. Satu cara dilakukan untuk membuat dasar silikon tidak bebas dari silikon dioksida, membiarkan seng bereaksi, ketika pilar silikon melapisi dengan oksidasi. Larutan (elektrolit) melapisi dasar silikon danpilar denganoksidasi tetapi membiarkan lapisannya lantainya sampai paling tipis. Oksidasi mengikis sampai paling dasar menggunakan gas terionisasi, sampai dasarnya tidak ada oksidasi lagi.

Elektroplating tidak dapat bekerja pada silikon. Jadi ilmuwan menggunakan teknik kimiawi basah, wet-chemistry, untuk menempatkan nikel atau titanium pada dasar seperti lapisan untuk seng agar melekat dengan cara electroplating.

Setelah prototipe baterai nano ini berhasil, para ilmuwan ini berpikir konsumen potensial yang akan memakainya. Diskusi ini memicu bentuk baterai yang radikal. Bentuk desain awal seperti sandwich, dengan katoda berada di atas, larutan elektrolit seng klorida berada di tengah, nanograss berada di bawahnya dan anoda berada di dasarnya. Seorang ahli dari US Army Research Laboratory mengkritisi susunan ini, seberapa konstan kontak antara elektrolit dan elektroda yang dapat menghasilkan reaksi kimia yang tidak diinginkan. Setelah didesain ulang, elektrolit berada di atas, anoda dan katoda digabung dalam satu tempat namun dipisahkan oleh nanosilikon barrier yang diletakkan di antaranya. Ketika diaktifkan barier ini membiarkan elektrolit masuk dan mencelupkan elektroda.

Tim menggunakan nanopilar untuk memisahkan elektrolit dari anoda, karena pilar-pilar ini mengisi bagian ruang sisa yang ada. Membiarkan area permukaan untuk reaksi kimia antara elektroda. Tetapi kesulitannya membuat baterai nanopilar adalah membuat membran rumah tawon nano, nanohoneycomb untuk mengisolasi elektrolit dari elektroda.
Membuat membran electrowetting yang berpori berukuran tebal 20 mikron, dan dindingnya yang rapuh seluas 600 nanometer adalah sebuah perjuangan. Pertama ilmuwan menggunakan plasma untuk membentuk struktur rumah tawon yang halus dari keping silikon yang dilapisi silikon dioksida. Kemudian mereka membangun silikon dioksida dalam pori-pori tanpa dinding silikon kemudian dipanaskan hingga 1000 derajat celsius dan ditutup dengan oksigen. Akhirnya keseluruhan rumah tawon ini dilapisi dengan fluorocarbon. Prototipe ini di disain pada oktober 2005.

Baterai masa datang

Menurut Krupenkin, para ilmuwan menciptakan baterai nano tujuan utamanya bukan untuk menggeser posisi baterai habis pakai buang yang sudah populer di masyarakat. Baterai ini diciptakan untuk alat-alat bertujuan khusus, seperti alat sensor yang digunakan militer. Alat ini nantinya mengaktifkan radio transmiternya hanya satu atau dua kali seumur hidupnya, untuk mengirimkan pesan adanya penyusup. Atau untuk sensor benda beracun atau sensor radiasi. Atau alat sensor ini dapar berdaya besar sehingga jangkauanya lebih luas tak perlu jumlah sensor yang terlalu banyak.

Untuk bidang medis, reserve baterai bisa digunakan untuk medikal implan. Penggunaan reserve (cadangan) baterai juga bisa digunakan untuk handphone, atau pemancar radio.

Tim ahli ini juga memikirkan baterai nano yang bisa diisi ulang. Gelombang listrik dapat mengisi baterai nano yang kosong, memuat permukaan pada elektrolit panas. Yang memyebabkan evaporasi lapisan kecil dari cairan. Memaksa butiran melompat kembali ke posisi semula di atas struktur nano. “pada prinsipnya hal ini dimungkinkan. Namun, praktiknya perlu waktu yang panjang,”ujar Krupenkin.

mPhase selanjutnya akan membuat sample dari baterai nano ini. Selanjutnya baterai nano mau tak mau akan menggeser baterai yang ada. Selamat datang baterai imut teknologi nano.


inbok

Disain baterai nano

Prototipe nanomembran baterai nano dibuat oleh mPhase dan Bell Labs. Nanomembran ini menjaga agar elektrolit tetap terpisah dari elektroda positif dan elektroda negatif (katoda dan anoda), yang membuat baterai menjadi bertahan lama.

Gambar atas:
Baterai yang sedang tidak aktif. Anoda yang terbuat dari potongan seng dan katoda yang terbuat dari potongan mangan dioksida berada di dasar baterai. Secara fisik terpisah satu sama lainnya. Di atasnya terdapat membran berpori yang berbentuk rumah tawon, terbuat dari silikon yang dilapisi lapisan silikon dioksida dan polimer fluorokarbon. Lapisan teratasnya adalah larutan elektrolit seng klorida.

Gambar bawah:
Baterai aktif. Larutan elektrolit menembus rumah tawon untuk membasahi anoda dan katoda. Saat itu juga anoda dan katoda tersambung oleh elektrolit, mereka bereaksi satu sama lain menghasilkan energi listrik.






















Powered by ScribeFire.

Monday, November 5, 2007

Sunday, November 4, 2007

Makannya jangan asal!

’Makan’nya jangan asal!

“True taste is in the heart, not on the tounge”, Gandhi says. Sepenggal kalimat bijak dari Gandhi ini menganjurkan cara makan yang baik yaitu berdasarkan hati bukan dengan lidah. Bagaimana, sih pola makan yang selaras dengan kebutuhan tubuh dan jiwa kita.
===

Sejatinya kita makan untuk menyambung hidup. Tetapi jika salah makan baik itu kelebihan atau kurang makan justru berakibat buruk, bikin penyakit. Salah makan bisa timbul karena pola hidup yang tidak sehat. Bekerja berlebihan yang tidak memperhatikan asupan makanan. Atau yang ironis “salah kaprah”-nya orang mapan, karena tingkat penghidupannya yang sudah layak ia ingin menjadi lebih sehat. Padahal sejak dulunya, walaupun tidak disadari waktu sebelum mapan sudah sehat, malah jadi sakit karena rajin mengkonsumsi vitamin atau suplemen tertentu. Karena ia membuat kebiasaan atau aturan sendiri.

Pola hidup jaman sekarang termasuk pola makan perlu penyesuaian agar tercipta keselarasan, seperti anjuran Dr. William Adi Tedja, TCM, MA dari Klinik Utomo Chinese Medical Center, Jakarta Barat. Menurutnya, berdasarkan ilmu kedokteran China, kalau orang dulu makan pagi atau sarapan setelah melakukan aktifitas. Entah itu berkebun atau olah raga pagi. Bedanya dengan kebiasaan orang jaman sekarang, mereka sarapan pagi setelah bangun tidur dan mandi. Akibatnya proses metabolisme tubuh menjadi kacau. Efek yang bisa dirasakan secara langsung, sehabis makan pagi bukan menjadi energi justru dibuang terus alias murus-murus. Karena pada pagi hari sekitar pukul 05.00-07.00 pagi organ tubuh yang sedang aktif bekerja maksimal adalah usus besar yang bekerja melakukan pembuangan sisa metabolisme tubuh.

Untuk menghindari “panggilan alam” di pagi hari yang terus-menerus, beberapa orang memilih untuk tidak sarapan di pagi hari. Kemudian membalasnya dengan makan berat di siang hari. Hasilnya jam-jam menjelang siang, tubuh terasa lemah kurang energi. Makan pagi justru sangat penting karena sebagai sumber tenaga untuk aktifitas sepanjang hari. Waktu yang tepat untuk makan pagi sekitar pukul 07.00-09.00 dimana saat ini lambung sedang bekerja secara optimal untuk mencerna makanan. Kesulitannya sekarang, buat para pekerja kantoran biasanya antara pukul 07.00-09.00 ini sedang berada dalam perjalanan menuju ke kantor. Apa perlu makan sambil jalan? Jelas tidak mungkin.

Satu lagi yang kerap menjadi keluhan para pekerja kantoran bahkan siapa saja, kenapa setelah makan siang bukannya badan tambah segar diberi asupan energi, e…malah jadi mengantuk. Padahal kerjaan sedang menumpuk harus segera diselesaikan. Makan siang untuk para pekerja kantoran biasanya mengikuti jam istirahat, pada umumnya sekitar pukul 12.00 siang. Menurut William, jika kita makan berat pada jam 12.00 siang justru memperberat kerja jantung. Karena organ jantung pada saat ini sedang giat bekerja. Energi chi yang dibutuhkan untuk kerja jantung akan berkurang karena pada saat yang sama digunakan untuk pencernaan lambung. Akibatnya di sore hari akan terasa mengantuk karena energi chi sedang diambil lagi ke jantung. Sebaiknya makan siang sekitar pukul 01.00-03.00 siang, karena chi sedang berada di usus kecil. Waktu yang tepat untuk makan yang dianjurkan William ini memang kelihatan agak lain karena mengikuti pola meridian tubuh atau sebutannya zi wu liu zhu.

Mengikuti perjalanan chi

Zi wu liu zhu atau pola meridian pada tubuh manusia, sejak dulu digunakan oleh para ahli pengobatan China untuk akupuntur. Dengan mengikuti pola titik meridian pada tubuh ini, dapat diketahui gejala sakit pada organ tertentu di tubuh kita.

Pada titik-titik meridian terdapat chi yang berputar. Chi sendiri ada yang berjalan di dalam pembuluh darah dan ada yang di luar pembuluh darah. Chi yang berada di dalam pembuluh darah dinamakan nutri chi, sedangkan chi yang berada di luar adalah pelindung chi. Fungsi pelidung chi ini sebagai daya tahan tubuh dari serangn kuman. Perjalanan chi di dalam pembuluh darah dan pelindung chi yang berada di luar pembuluh darah arahnya saling berlawanan.

Berdasarkan perjalanan chi pada titik meridian ini, ilmu kedokteran China membagi organ tubuh manusia menjadi 12 bagian. Keduabelas organ ini dibagi dalam dua kelompok besar yaitu organ chang yang fungsinya menyimpan, dan organ fu yang fungsinya mengolah dan membuang. Organ chang terdiri dari limpa, ginjal, paru-paru, jantung, liver/hati, dan pericardium/selaput atau pelindung jantung. Untuk organ fu terdiri dari lambung, kandung kemih, usus besar, usus kecil, kandung empedu, tiga pemanas (san ciau)/diafragma. Perjalanan chi mengalir menuju keduabelas organ ini melalui pembuluh darah. Berikut ini jalur perjalanan chi ke seluruh tubuh.





Pagi menjelang sore

Pukul 07.00-09.00
Lambung sedang bekerja optimal. Jangan lewatkan makan pagi untuk proses pembentukan energi sepanjang hari. Minum jus saat perut kosong akan mudah diserap tubuh. Selaput jantung pada jam ini sedang bekerja secara minimal.

Pukul 09.00-11.00
Limpa sedang bekerja maksimal. Ia menyalurkan cairan nutrisi ke seluruh tubuh untuk energi pertumbuhan. Jika saat ini terasa mengantuk berarti fungsi limpa Anda sedang lemah. Kurangi konsumsi gula, lemak, minyak dan protein hewani. Pada organ tiga pemanas (san ciau) sedang bekerja minimal

Pukul 11.00-13.00
Jantung sedang bekerja maksimal. Sebaiknya gunakan waktu untuk beristirahat, hindari panas, olah fisik yang berat dan kegiatan yang menimbulkan emosi. Terutama bagi mereka yang mengalami gangguan pembuluh darah. Kandung empedu pada waktu ini sedang bekerja minimal

Pukul 13.00-15.00
Hati sedang bekerja minimal. Saat ini darah merah berkumpul di hati. Dan terjadi proses regenerasi sel hati. Bila fungsi hati kuat, tubuh kuat menangkal penyakit. Usus kecil sedang bekerja maksimal pada jam ini. Waktu yang tepat untuk makan siang.

Pukul 15.00-17.00
Fungsi paru-paru sedang bekerja minimal. Tubuh butuh istirahat untuk pembuangan racun dan pembentukan energi paru-paru. Pada jam ini kantong kemih justru sedang bekerja maksimal.

Malam menjelang pagi

Pukul 17.00- 19.00
Ginjal sedang bekerja maksimal. Jam ini baik untuk belajar karena sedang terjadi proses pertumbuhan otak dan kecerdasan serta pembentukan sumsum tulang. Organ usus besar sedang bekerja minimal.

Pukul 19.00-21.00
Lambung bekerja minimal. Hindari konsumsi makanan yang sulit dicerna. Atau berhenti makan sama sekali. Pada jam ini selaput jantung bekerja maksimal.

Pukul 21.00-23.00
Limpa sedang bekerja minimal karena terjadi proses pembuangan racun dan regenerasi sel limpa. Sebaiknya istirahat sambil dengar musik menenangkan jiwa. Untuk meningkatkan imunitas tubuh. organ tiga pemanas (san ciau) sedang bekerja maksimal.

Pukul 23.00-01.00
Jantung bekerja minimal. Sebaiknya tidur. Begadang akan melemahkan fungsi jantung. Kantung empedu sedang bekerja maksimal.

Pukul 01.00-03.00
Hati berkerja maksimal. Terjadi proses pembuangan racun hasil metabolisme tubuh. jika ada luka dalam akan terasa sakit. Jam ini usus kecil bekerja minimal.

Pukul 03.00-05.00
Paru-paru bekerja maksimal karena terjadi proses pembuangan racun. Bila fungsi paru-paru terganggu akan memicu batuk dan bersin-bersin. Lakukan olah nafas. Kandung kemih sedang bekerja minimal.

Pukul 05.00-07.00
Usus besar bekerja maksimal. Biasakan buang air besar teratur.
Ginjal sedang bekerja minimal

Sebagai rangkumannya, berdasarkan pola perjalanan chi ini, William menawarkan pola hidup yang selaras dan seimbang. Sesibuk apapun kita sebaiknya sebelum jam 11.00 malam sudah beranjak tidur. Jika dipaksakan bekerja akan merusak fungsi hati. Pukul 09.00-11.00 adalah saat dimana orang sedang giat-giatnya bekerja, karena nutrisi sedang disebarkan oleh limpa ke seluruh tubuh. Manfaatkanlah waktu ini untuk bekerja dengan maksimal.

Setelah bekerja perlu waktu istirahat. Pukul 11.00-01.00 siang adalah waktunya organ jantung bekerja giat, sebaiknya digunakan untuk tidur atau istirahat minimal 20 menit. Hasilnya, setelah bangun tidur tubuh akan terasa segar. Di sore hari pun tidak mengantuk. Jika waktu istirahat ini dipaksakan untuk bekerja bagi yang berpenyakit jantung bisa berbahaya karena akan sangat membebani kerja jantung.

Untuk bekerja kita tentu butuh energi dari makanan. Di pagi hari porsi makannya berat, siang hari ringan tak terlalu kenyang, malam boleh tidak makan. Sarapan di pagi hari sangat penting, untuk bekal energi sepanjang hari. Saat yang tepat untuk sarapan pukul 07.00-09.00 ketika lambung sedang bekerja optimal. Waktu makan setelah pukul 01.00-03.00 siang. Karena saat ini chi sedang berada di usus kecil. Untuk waktu makan malam sebaiknya setelah pukul 07.00-09.00 malam, karena lambung sedang tidak optimal bekerja.

Bagi yang sedang menjalani pengobatan, William juga menganjurkan waktu minum obat dengan mengikuti pola perjalanan chi ini. Hasilnya, kerja obat akan lebih efektif. Misalnya untuk penyakit jantung, dianjurkan minum obat jantung tepat jam 01.00-03.00 siang saat jantung sedang bekerja optimal.

Makan mengikuti hati

Manusia secara alamiah punya sinyal jika membutuhkan sesuatu untuk dimakan. Misalkan orang Kalimantan suka sekali pedas karena lingkungan hidupnya yang lembab dan dingin butuh penghangat. Tak heran menu makanan mereka biasanya pedas. Sehingga makan perlu selaras dengan apa yang dibutuhkan tubuh. Untuk minum lebih baik yang hangat. Bagus untuk paru-paru karena organ ini sifatnya hangat, tak suka terlalu dingin atau terlalu panas. Tubuh kita ini sifatnya panas.

Menurut William ikutilah sinyal tubuh Anda. Sederhana saja. Jika saatnya butuh minuman dingin berarti tubuhnya sedang panas. Tubuh yang sedang panas, ingin banyak makan sayuran karena sayuran mempunyai sifat dingin, apalagi kerap disimpan di kulkas. Kalau kita bekerja di lingkungan ber-AC, inginnya minum yang hangat. Ikuti saja. Kesulitannya untuk mengikuti sinyal tubuh, jika seseorang sudah memiliki pola pikir yang kaku, kalau minum dingin itu pasti bikin sakit. Pencernaan kita memang lebih baik menerima makanan bersuhu hangat daripada dingin.

Begitu pula mengenai rasa makanan. Rasa manis fungsinya menguatkan limpa. Rasa asin menguatkan ginjal. Jika ingin merasakan pedas pertanda paru-paru sedang lemah. Ingin merasakan pahit, jantung sedang lemah. Ingin merasakan asam, pertanda hati sedang lemah.
Makanan yang sehat dan selaras, lima rasa (manis, asin, asam, pahit, pedas) harus seimbang. Yang ideal adalah makanan kita rasanya tawar, karena kelima rasa ini jika dicampur akan terasa tawar.

Soal mengecap rasa ini tetap perlu dibatasi. Walaupun seseorang itu suak sekali yang rasa asam misalnya. Karena ada hubungannya dengan organ tubuh yang saling berhubungan. Liver membatasi limpa. Limpa membatasi ginjal. Organ ginjal membatasi jantung. Kemudian jantung membatasi paru-paru. Misalkan fungsi liver terlalu kuat karena suka sekali makan yang asam-asam akan menyerang fungsi limpa.

Rasa berperan juga dalam mengatur emosi. Saat stres misalnya, liver/hatinya sedang buntu. Agar livernya lancar dan rilek makan yang manis. Makanan pedas akan menghilangkan stresnya. Saat loyo, lemas tak bergairah perlu meningkatkan kerja limpa, minum yang manis biar enerjik. Ketika ketakutan dan gampang terkejut pertanda ginjalnya lemah. Makanlah yang asin biar tidak takut dan ginjalnya kuat. Saat sedih yang diserang adalah paru-paru, makan yang pedas jadi tidak sedih lagi. Ketika marah-marah, jantung sedang butuh yang pahit. Orang yang marah diberi rasa pahit bakalan enggak marah lagi.

Kadangkala boleh juga kita mengikuti selera lidah. Tetapi harus diantisipasi dengan lawannya. Karena rasa asin masuk ke ginjal akan menghidupi liver. Ketika livernya lemah ingin sekali makan yang asam, digabung dengan yang asin. Saat jantung lemah perlu makan yang asam-asam. Memang rasa pahit lebih pas untuk jantung, tetapi kalau terlalu pahit jantung malah bisa sesek. Makanan pahit pun akan cepat membuat lapar. Kuncinya makan mengikuti hati, jika tubuh terasa tidak enak, stop!

inbok 1
Makan tidak asal makan, dan asal kenyang

1. Kunyahlah sampai lembut
Dengan mengunyah makan hingga lembut akan mengurangi kerja keras lambung dan usus dalam proses pencernaan. Tugas usus bisa terfokus untuk menyalurkan energi untuk penyembuhan dan proses perbaikan organ. Dengan mengunyah makanan sampai lembut memberi kesempatan enzim pencernaan yang ada dalam ludah bekerja sempurna yang merupakan langkah awal dari proses pencernaan. Itu sebabnya sebaiknya tidak makan sambil ngobrol.

2. Jangan banyak minum saat makan
Banyak minum dan cairan lain akan mencairkan asam lambung dan enzim pencernaan. Sehingga enzim dan asam lambung ini tidak bekerja efektif “mencerna” makanan. Sebaiknya minum dua jam sebelum atau sesudah makan. Kurangi garam dan rasa pedas untuk membantu tidak minum sewaktu makan.

3. Makan tidak sambil melakukan kegiatan fisik
Kira-kira satu setengah bagian dari suplai darah seluruh tubuh diperlukan organ pencernaan ketika mencerna makanan. Kegiatan fisik saat makan akan memindahkan suplai darah dari organ pencernaan, sehingga membuat proses pencernaan menjadi tidak efektif. Istirahat satu jam sebelumnya sebelum makan akan memperlancar suplai darah ke organ pencernaan dan membuat proses pencernaan berjalan efektif.

4. Makan dengan hati yang senang
Neuropsikologis menemukan bahwa orang yang menghargai saat makan dan makanan yang dimakannya akan lebih efektif dan efisien dalam mencerna makanan. Dibandingkan dengan orang yang makan sambil menonton televisi datu ngobrol.

Cara makan tadi akan mengurangi keluhan gangguan pencernaan seperti perut tidak nyaman, kembung, sendawa, konstipasi (sulit buang air besar) dan diare.

inbok 2
Tak harus vegetarian

“Menjadi vegetarian seseorang pasti sehat, belum tentu,” tandas William.
Jenis makanan yang kita konsumsi seimbang saja, antara sayur dan daging. Yang terpenting adalah kualitas makanannya. Sayur bebas pestisida, daging yang baik bebas penyakit. Porsinya saja yang dikurangi jika berat badan kita sudah berlebih. Ngemil boleh-boleh saja asalkan dibatasi. Makanan yang sehat menurut tradisi orang China, adalah makan yang seimbang, rasanya tawar. Minumnya teh kental (pahit) untuk membersihkan pembuluh darah.

Untuk mengetahui ciri-ciri jenis makanan yang kita makan sudah selaras atau belum bisa dilihat saat buang air besar. Jika tinja terasa keras tandanya usus butuh serat/sayuran. Jika normal saja berarti tak perlu serat. Tetapi kalau tinja terlalu encer, tandanya tubuh kelebihan serat.
Intinya, jika tinja bentuknya bagus berbentuk silinder sempurna tandanya kebutuhan serat dan protein sudah seimbang. Jika tinja pecah encer pertanda seratnya terlalu banyak. Keras sekali atau sembelit saat buang air besar pertanda seratnya kurang.



Powered by ScribeFire.

Wednesday, August 15, 2007

Sore apa malam?


Ini sebenernya malam jam 8 malam waktu setempat...
Posted by Picasa

Thursday, August 2, 2007

Si Anggie

Anggie Setia Ariningsih: Menyogok Preman Demi Mengajar Anak Jalanan
Oleh: A. Bimo Wijoseno


Penulis: A. Bimo Wijoseno

Gadis itu masih remaja. Namun, pemikirannya terhadap pendidikan anak-anak berkekurangan sudah begitu matang. Ia menyadari, pendidikan salah satu modal utama bagi seseorang demi menggapai masa depan yang berhasil. Karenanya, ia rela menyogok preman dengan uang agar diberi kesempatan mengajar anak-anak jalanan. Anggie Setia Ariningsih, nama gadis itu.
=====
Dari ruang serbaguna Kelurahan Menteng Atas, Jakarta Selatan, terdengar suara riuh rendah. Pagi itu puluhan bocah berumur 3 - 5 tahun berkumpul di tempat itu.
"Mbak Anggi, mbak Anggi," seru seorang dari mereka sembari mengacungkan tangan. Yang dipanggil menoleh, lalu melempar senyum. Anggi, begitu ia biasa dipanggil, pagi itu memang menjadi "bintang".
Melihat dandanannya, Anggi tak beda dengan kebanyakan anak muda kota besar lainnya. Usianya pun baru 20 tahun. Namun, di usia semuda itu, ia sudah melakukan banyak hal berbeda dibandingkan dengan rekan-rekan sebayanya. Saat kawula muda lain lebih suka jalan-jalan ke mal, ia malah memilih mengajar anak-anak berkekurangan.
"Tidak mudah mengumpulkan anak-anak itu untuk diajak belajar bersama. Padahal tidak dipungut biaya," katanya. Maklum, orangtua mereka kebanyakan tinggal di daerah kumuh. Kebanyakan bekerja sebagai pemulung dan pemungut sampah.

Bayar preman
Saat pertama Anggi mengunjungi anak-anak asuhnya awal Januari lalu, mereka tampak tak bersahabat. Salah satu warga bahkan bertanya, "Mau apa ya? Dari partai apa ya?"
Anggi harus bersusah payah menjelaskan keinginannya berbagi. Belakangan, setelah sikap mereka lebih bersahabat, Anggi jadi tahu penyebab ketakutan mereka. "Maaf, kita mesti waspada sama orang luar. Kami takut, anak-anak kami diculik dan dijual," imbuh salah satu dari mereka.
Suatu malam, dibantu Atun, salah seorang remaja putri di kampung itu, Anggi mendatangi tiga rumah penduduk. Sebelumnya, Anggi sudah meminta izin kepada lurah setempat, Samsul Bahri. Bukan hanya mengizinkan, Samsul bahkan menyediakan tempat untuk belajar. "Padahal tadinya saya cuma mau meminjam lapangan parkir kelurahan," kisah Anggi. Akhirnya, terkumpullah 45 anak yang mau belajar bersama Anggi.
Kegiatan di Menteng Atas bukan yang pertama dan satu-satunya buat Anggi. Sebelumnya, ia pernah membuat kelompok belajar anak jalanan di kolong jembatan Grogol, yang kini terhenti karena Anggi kesulitan mengatur waktu mengajarnya. Ada pengalaman menarik sebelum ia memulai aktivitas di kolong jembatan. Waktu itu (tahun 2000), bus kota yang ditumpangi Anggi melewati kolong jembatan Grogol.
"Aku dalam perjalanan menuju lokasi lomba debat, mewakili sekolahku, SMK Negeri 8, Pejaten Pasar Minggu," tuturnya. Tiba-tiba, dari jendela bus, ia melihat beberapa anak jalanan seusia anak SD berkeliaran di sana. "Kapan ya mereka sekolah, atau malah tak sempat sekolah?" cetusnya dalam hati. Anggi lalu turun dari bus dan menghampiri mereka.
"Kalian mau sekolah enggak?" tanyanya.
"Ah, bohong!" jawab mereka ketus.
Meski tak disambut ramah, Anggi tak putus asa. "Kita ketemu di sini lagi besok pagi ya?" ajaknya.
Anak-anak itu diam sebentar. "Enggak, ah. Takut ketahuan sama Abang (preman - Red.)."
"Bikin aja enggak ketahuan," timpal Anggi.
Esok harinya, Anggi membawa sekantong permen dan sebotol sampo. Ia tidak langsung mengajak mereka belajar. Namun, anak-anak jalanan itu dimintanya keramas.
"Minggu depan kita ketemu lagi ya?" pinta Anggi.
Tak ada jawaban pasti dari mulut mereka. Namun, minggu berikutnya, Anggi menepati janji. Ketika mengetahui Anggi datang, barulah mereka tersenyum. "Kok senyum?" tanya Anggi keheranan. "Lu ternyata enggak bohong," jawab mereka polos.
Menjadi anak muda berbakti seperti Anggi memang banyak menhadapi cobaan. Ketika mengajar para anak jalanan itu, misalnya, ia pernah dihampiri preman. "Buat apa lu di sini?" tanya mereka. Dengan berani Anggi menjawab, cuma ingin mengajar anak-anak jalanan itu membaca. "Sejujurnya, aku takut juga menghadapi preman-preman itu," ujarnya buka rahasia.
Untungnya, penjelasan Anggi bisa mereka terima. Namun, salah seorang preman bilang, anak-anak jalanan itu harus menghasilkan duit. "Dalam satu-dua jam mereka bisa menghasilkan duit seribu sampai dua ribu. Jadi, buat apa belajar membaca," kata si preman. "Oke, kalau begitu aku bayar. Ini uang untuk beli rokok, dan yang ini buat mabuk," tegas Anggi. Sim salabim, urusan beres. Anggi pun dapat mengajar kembali.
Sejak itu, ia jarang diganggu preman lagi.

Modal cas-cis-cus
Imbalan materi jelas bukan tujuan Anggi memenuhi panggilan hatinya untuk berbagi ilmu. Siapa yang mau menggaji guru anak-anak pemulung atau anak-anak jalanan? Anak pertama dari dua bersaudara, buah pasangan Aris Sukoso (42) dan Eni Purwati (43) ini justru harus merelakan sebagian gajinya sebagai office manager di sebuah perusahaan minyak asing untuk membiayai semua aktivitasnya. Setidaknya, ia merogoh Rp 100.000,- per sekali pertemuan untuk membeli alat tulis, permen, dan hadiah-hadiah lain.
"Karier" mengajar Anggi mulai menanjak sejak menang lomba debat bahasa Inggris tingkat nasional tahun 2000. Saat itu ia ditawari Depdiknas untuk menularkan kemampuannya berbahasa Inggris kepada siswa-siswa lain. "Pak Dirjen (Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah - Red.) bertanya pada saya bagaimana caranya fasih berbahasa Inggris, karena kalau mengandalkan pelajaran di sekolah, jelas tidak mungkin," terawang Anggi. "Saya jawab, ya belajar sendiri."
Menurut Anggi, pengajaran Bahasa Inggris di Indonesia kurang lengkap. Siswa lebih banyak diajari menulis ketimbang berbicara. Padahal, bahasa Inggris digunakan tidak hanya untuk menulis, tapi juga berbicara. Itu sebabnya, sejak SMP Anggi gemar mengumpulkan bahan-bahan yang berkenaan dengan bahasa Inggris. Bahan itu ia kumpulkan dari majalah, buku, koran, TV kemudian dikumpulkan jadi satu modul.
Anggi juga terbiasa bergaul dengan orang asing, karena ibunya sekretaris di sebuah perusahaan asing. "Modul pengajaran" bahasa Inggris ala Anggi akhirnya sampai ke tangan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas. Gayung bersambut. "Beliau menawari saya untuk berbagi ilmu dengan siswa-siswa lain," jelasnya. Awalnya, Anggi ditugasi mengajar bahasa Inggris di 30 Sekolah Menengah Kejuruan di Jakarta. Senin sampai Jumat, ia berkeliling ke sekolah-sekolah itu. Ia hanya sempat masuk sekolah di SMKN 8, Jakarta pada Sabtu saja.
Profesi mulia itu dia jalani selama dua tahun. Ia makin sibuk, setelah program tidak hanya dijadwalkan di Jakarta, tapi juga ke seluruh pelosok Jawa. "Saya menjadi semacam motivator untuk teman-teman yang lain," sambungnya. Untuk kerja kerasnya itu, Anggi yang masih tercatat sebagai murid sekolah menengah mendapat insentif Rp 100.000,- per bulan. Hebatnya, setamat SMK, gadis ramah yang sejak kecil sudah bercita-cita menjadi office manager perusahaan minyak itu langsung ditawari Depdiknas menjadi pegawai negeri.
Namun, Anggi punya pertimbangan lain, saat menolak tawaran Depdiknas. "Lebih baik aku mengajar orang yang tidak beruntung, karena tidak ada dana buat bersekolah, tapi ada kemauan untuk belajar," terangnya. Anggi melihat banyak sekali siswa-siswi di sekolah mempunyai orangtua yang mampu membiayai sekolah mereka sampai jenjang tertinggi, tapi si anak sendiri kemauan belajarnya sepertinya kalah dengan anak-anak jalanan.
Pada saat bersamaan, ibunya menawarkan pekerjaan sebagai sekretaris di perusahaan asing yang bergerak di bidang perminyakan. Meskipun belum mengantungi ijazah, Anggi langsung mengiyakan. "Modal saya sertifikat penghargaan, list of achievement dan lancar berbahasa Inggris," tuturnya sembari mesem. Hebatnya, Anggi langsung diterima.

Ditentang orangtua
Sejak bekerja, Anggi hanya mengajar pada Sabtu dan Minggu. Jadwalnya memang sangat padat. Tak heran kalau ia pernah terserang penyakit parah. Ia mengalami penyumbatan pembuluh darah di otak, yang membuat Bu Guru muda ini lumpuh. "Kalau kumat, aku jedotin aja kepala ke tembok. Serangannya bisa sampai 30 menit. Terutama ketika marahku memuncak, tapi tidak tersalurkan," ungkapnya terbata-bata.
Anggi sempat lumpuh selama tiga bulan. Dua minggu sekali ia harus disuntik oksigen di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Ia juga menjalani puasa mutih. Setelah setahun, kesehatan Anggi akhirnya berangsur pulih. Anggi mengakui, sebenarnya kadar leukosit dalam darahnya juga tidak seimbang. Ia terserang leukimia. "Namun, aku tidak mau mengganggap penyakitku leukimia," ujarnya mantap. Sebab Anggi yakin, ia tidak seperti itu dan bisa sehat seperti manusia normal.
Selain mengajar, semangat belajar Anggi pun tak pernah surut. "Saya kerja buat biaya kuliah," jelasnya. Sebenarnya, tahun 2003 ia sudah kuliah di Universitas Nasional. Namun, jadwalnya sering tidak klop dengan ritme kerja di kantor. "Aku terlambat terus, sampai akhirnya memutuskan keluar saja," ungkap Anggi. Jurusan Sastra Inggris ia ambil dengan pertimbangan agar mudah dicerna. Ia takut otaknya tidak mampu.
Kekhawatiran juga datang jika kelak ia tak dapat lagi berdiri di depan "kelas". Itu sebabnya, Anggi mulai menularkan semangatnya kepada sejumlah teman. "Saya mengajak mereka menemani mengajar atau menjadi donatur," bilangnya lirih. Ia berharap, kelak akan muncul anggi-anggi baru yang lebih hebat. Ia juga ingin ada sekolah gratis dan berkualitas bagi semua orang di Indonesia.
Di usia yang relatif sangat muda itu, Anggi sudah tampak luar biasa bijaksana. Bersusah payah mengajar anak jalanan dan orang miskin, tanpa digaji, bahkan merogoh kocek sendiri, tak banyak orang mau melakoni. "Jika kita mengerjakan sesuatu hanya karena imbalan uang, tidak akan pernah sempat menabung. Menabung di sini, tidak ada urusannya dengan uang, tapi rasa. Tepatnya, kepuasan batin. Itu juga sekaligus menjadi obat buat penyakitku," imbuhnya.
Sayangnya, kegiatan sukarela ini masih ditentang oleh orangtuanya. Alasannya sangat masuk akal, berkaitan dengan kesehatan Anggi. "Kedua orangtuaku begitu protektif, terutama ibu. Makanya, aku sering berbohong. Aku bilang pergi ke kantor, padahal mengajar. Soalnya, apa yang aku kerjakan ini tidak memberi nilai lebih buat keluarga dan diriku sendiri. Malah mengeluarkan dana," ucap Anggi serius.
Hal itu kadang terasa mengganjal di hati Anggi. "Namun, suatu saat nanti, aku akan bilang apa yang aku lakukan ini merupakan pilihan bebasku," janjinya kepada diri sendiri.

Powered by ScribeFire.

thermal scan

Thermal scan untuk tulang belakang
Oleh: A. Bimo Wijoseno


Dulu Nervoscoupe, Kini Thermal Scan

Oleh sebagian orang, chiropractic masih sering diidentikkan dengan penyembuhan "tangan kosong". Padahal, seiring perkembangan teknologi kedokteran, alat-alat untuk memaksimalkan kerja chiropractor - begitu ahli chriropractic biasa disebut - pun makin banyak diciptakan. Salah satunya, thermal scan. Jadi, jangan lagi menganggap chiropractic sekadar terapi yang mengandalkan "keahlian" tangan belaka.

Thermal scan - nama lengkapnya jauh lebih keren, Insight Millenium Subluxation Station - bisa disebut sebagai salah satu perangkat paling mutakhir yang dibikin untuk membantu proses terapi tulang belakang. Khususnya untuk memeriksa fungsi dari sendi dan saraf yang bermasalah. Pada thermal scan, para ahli chiropractic menemukan sistem yang dapat menganalisis lebih canggih dan akurat, dengan mendeteksi perbedaan suhu saraf tulang belakang.
Bukan berarti sebelumnya tak ada alat yang diciptakan untuk "memata-matai sendi" dan saraf tulang belakang itu. Sebelum munculnya thermal scan, chiropractor melakukan analisis letak subluksasi (kemungkinan adanya saraf yang terjepit) dengan menggunakan perangkat yang biasa disebut nervoscope. Nervoscope ini sudah ada sejak 55 tahun yang lalu. Fungsi perangkat ini setali tiga uang dengan thermal scan, yakni untuk mengukur suhu saraf tulang belakang.
Namun secara fisik, nervoscope lebih mirip speedometer sepeda motor, dengan jarum penunjuk dan angka-angka pengukur. Dia mempunyai dua buah batang yang berdampingan untuk mengukur suhu. Dua batang nervoscope ini fungsinya kayak termometer, satu bertugas mengukur suhu saraf kiri dan satunya lagi untuk bagian kanan. Jika terdeteksi adanya kelainan, suhu kiri dan kanan akan berbeda. Sebaliknya, kalau suhunya sama, berarti tidak ada masalah.
"Kulit merupakan organ tubuh terbesar dan dilengkapi dengan pembuluh darah, yang berfungsi sebagai termostat. Jika sistem saraf terganggu, otomatis juga akan menyebabkan termostatnya terganggu, sehingga terjadi penyampaian informasi suhu yang tidak sama antara kanan dan kiri tubuh," chiropractor dr. Tinah buka suara, menjelaskan mengapa perbedaan suhu itu bisa terjadi.

Lebih mudah dan cepat
Setiap pasien yang baru pertama kali berobat ke klinik chiropractic mestinya akan langsung "bertatap muka" dengan nervoscope atau thermal scan. Maklum, pemeriksaan subluksasi termasuk bagian dari pemeriksaan awal buat mereka yang dicurigai mempunyai tulang belakang bermasalah. Dengan nervoscope, chiropractor akan memeriksa perbedaan suhu antara kanan dan kiri saraf tulang belakang. "Saat pemeriksaan kulit, pasien harus kering, tidak basah, apalagi berkeringat. Agar nervoscope dapat bekerja secara akurat," jelas Dr. Tinah.
Belakangan, dengan munculnya thermal scan yang berteknologi lebih anyar, nervoscope sudah mulai ditinggalkan para terapis. Keunggulan thermal scan yang paling nyata, hasil pemeriksaannya dapat dilihat langsung di layar komputer. Sehingga terapis dan pasien bisa sama-sama tahu dan berdiskusi perihal masalah yang sedang dihadapi.
Berkat thermal scan pula, chiropractor dimudahkan dalam memastikan dan menganalisis masalah saraf pasien. Jika dengan nervoscope harus mengukur satu demi satu titik-titik saraf tulang belakang, dengan thermal scan cukup menggelindingkan alatnya di sepanjang tulang belakang. Di layar komputer, hasil scanning yang dilakukan akan tampak jelas dan detail, menunjukkan bagian-bagian mana saja dari tulang belakang pasien yang mengalami gangguan.
Selanjutnya, daerah yang mengalami gangguan ini diperbaiki dengan pijatan atau tekanan dengan jari. "Alat ini tidak hanya mendeteksi sakit di sekitar tubuh, namun juga bisa membantu mendeteksi asma, alergi, juga autisme," imbuh dr. Tinah. Hal itu bisa diketahui dari saraf mana yang langsung menuju organ dalam tubuh. Kalau asma misalnya, tentu titik saraf yang menuju organ pernapasan menunjukkan ada tanda-tanda tidak beres. Semuanya bisa dianalisis dari grafik yang muncul di layar monitor.
Apakah pemeriksaan thermal scan menimbulkan rasa sakit? Dari pengalaman pasien selama ini, tidak sama sekali. Karena alat ini tidak memakai jarum, panas ataupun radiasi, sehingga aman digunakan untuk siapa saja. Lagipula, fungsi thermal scan hanya untuk mendeteksi informasi suhu dari susunan saraf tulang belakang. Tidak lebih, tak kurang.
Keunggulan lain, alat ini mampu mendeteksi fungsi susunan saraf tulang belakang yang tidak dapat terlihat dengan x-ray atau rontgen sekalipun. Ia juga aman digunakan oleh seluruh usia, tak peduli anak-anak atau orang dewasa, bahkan oleh wanita hamil.
Pendek kata, alat buatan Amerika Serikat ini sangat memudahkan kerja chiropractor dalam mencari subluksasi. Terapis cukup menggelindingkan alat pemindai di tulang belakang pasien, dengan waktu pemeriksaan tergolong singkat, cuma butuh sekitar 5 sampai 10 menit. Meski begitu, hasilnya dijamin tetap akurat, dibandingkan alat lain yang sejenis. Thermal scan pun praktis, karena nyaris tak perlu pencatatan. Semua sudah ada di monitor, tinggal dipelototin.
Jika hasil "melotot" menunjukkan ada warna merah di titik tertentu, berarti ada yang tidak beres pada titik tersebut. Kalau warnanya hijau, ya aman-aman saja. Tingkat keparahan dari ketidakberesan tadi juga bisa dilihat detail, karena ada prosentasenya.

Bisa Juga Mengamati Otot
Beberapa tahun terakhir, perkembangan chiropractic dan alat diagnosisnya terbilang pesat. Pasti tak seorang pun menyangka, jika pada awalnya, para terapis lebih banyak menggunakan tangan kosong sebagai alat pendeteksi gangguan tulang belakang. Setidaknya itu yang terjadi di era B.J Palmer, bapak chiropractor, ketika ia mendeteksi gangguan dengan punggung tangan, untuk mengetahui peningkatan suhu di tulang belakang atau mencari di mana tulang belakang yang mengalami subluksasi.
Agar hasil analisis lebih obyektif, alat-alat diagnostik berteknologi tinggi pun kemudian dikembangkan. Meskipun secara basic, masih banyak chiropractor yang tetap memakai cara pemeriksaan panjang kaki dan palpasi tulang belakang untuk menentukan masalah di tulang belakang.
Metode dan hasil diagnosis yang lebih pasti menjadi sasaran para ahli chiropractic. Palmer sendiri - orang yang dianggap paling berperan mengembangkan chiropractic (sejak 1950-an) di antaranya dengan mendirikan The Palmer School of Chiropractic di Florida, Amerika Serikat - ikut mendorong terciptanya alat-alat pendeteksi itu. terciptalah kemudian cikal bakal nervoscope.
Sejak itu, perusahaan-perusahaan yang memproduksi dan memasarkan alat diagnosis chiropractic bermunculan. Mereka juga mengembangkan adjusting instrument dan yang terbaru ditemukan adalah suatu alat yang dapat menganalisa sebelum dan sesudah pengoreksian tulang belakang. Alat ini didasarkan pada adanya perbedaan suhu pada saraf tulang belakang, kemudian menandai level dari saraf-saraf yang mengalami malafungsi.
Kemajuan sektor teknologi informasi (termasuk komputer) dan kebutuhan akan alat diagnosis yang sahih, membuat makin lama alat yang diciptakan kian praktis dan akurat. Kebutuhan yang pada akhirnya bermuara pada munculnya thermal scan, yang kini sudah digunakan di seluruh dunia dan terus dikembangkan sesuai kebutuhan.
Dalam praktiknya, thermal scan tidak hanya digunakan oleh chiropractor, banyak praktisi medik lain yang menggunakannya sebagai alat untuk sebelum dan sesudah treatment. Apalagi penggunaan thermal scan dapat juga digabungkan dengan pengukuran surface EMG, inclinometer, sehingga selain mengetahui suhu saraf tulang belakang, juga dapat mendeteksi aktivitas otot-otot sekitar tulang belakang.
Kita tunggu saja, ke depan, apa lagi yang bisa dilakukan thermal scan di punggung (dan sekitarnya) kita.


Boks:
Antara Ukuran Kompak dan Komputerisasi

Nervoscope
- Mengukur perbedaan temperatur saraf tulang belakang secara analog
- Tidak dapat dihubungkan dengan komputer, sehingga hasil pegukuran tidak dapat dicetak di atas kertas
- Alatnya lebih kecil dan kompak.

Thermal Scan
- Mengukur perbedaan temperatur saraf tulang belakang dengan memanfaatkan sistem komputerisasi dan digital
- Hasil pengkuran dapat dicetak, sehingga bisa disimpan.
- Harus dihubungkan dengan komputer.



Powered by ScribeFire.

Wednesday, July 18, 2007

malnutrisi

Masak, di rumah sakit kurang gizi, sih?

Malnutrisi biasa terjadi di masyarakat. Namun, bisa juga terjadi saat dirawat di rumah sakit, istilahnya malnutrisi klinis. Tak hanya terjadi di rumah sakit kecil dan besar di dalam negeri, rumah sakit di luar negeri pun menghadapi masalah malnutrisi klinis ini.

===

Istilah malnutrisi sering diartikan sebagai kurang gizi. “Meskipun pengertian sesungguhnya malnutrisi adalah salah makan, malnutrisi bisa berarti terlalu banyak makan atau kurang makan,” jelas Triyani Kresnawan, DCN, M.Kes, Ahli Gizi RSCM, Jakarta. “Biar tidak malnutrisi atau salah makan maka seseorang perlu diet,” tambahnya. Lho, kurang gizi kok malah disuruh diet?

Dengan tersenyum Triyani menjelaskan, memang, diet sering disalahartikan. Makna diet tak sesempit hanya bertujuan untuk kecantikan, untuk mengecilkan perut biar tidak kelihatan gemuk. Diet yang sesunguhnya adalah mengatur pola makan sesuai dengan kebutuhan tubuh seseorang. Orang yang sedang menjalani pengobatan tertentu juga menjalani diet. Bahkan tak hanya orang sakit dan orang yang kelebihan makan perlu melakukan diet. Orang sehat pun sesungguhnya perlu juga berdiet. Tujuannya mengatur pola makan yang benar, agar seseorang tidak menderita malnutrisi baik itu kekurangan ataupun kelebihan gizi.

Sekarang, bagaimana mungkin, seorang pasien yang dirawat di rumah sakit justru menderita malnutrisi? Jika seseorang menjalani rawat inap di rumah sakit, bukan jaminan pasien itu tidak akan mengalami malnutrisi. Ada beberapa faktor yang dapat mengakibatkan pasien mengalami malnutrisi saat rawat inap. Kondisi pasien malnutrisi di rumah sakit bisa saja terjadi karena sudah malnutrisi saat masuk RS. Atau juga kondisi pasien sewaktu masuk dalam kondisi gizi baik, namun selama perawatan menjadi buruk. Satu contoh sederhana, pasien selama dirawat inap tidak mau makan otomatis gizinya akan memburuk. Entah karena berbagai alasan seperti tidak berselera, menu yang tidak memikat, lingkungan sekitar yang tidak membuat berselera (misalnya, satu ruangan dengan pasien yang kerap batuk berdahak), dan memang pasien itu sendiri mengalami gangguan pencernaan.

“Malnutrisi di rumah sakit sebenarnya karena masalah kurang peduli gizi,” ungkap Triyani. Menurut data yang ada, di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 1989 pasien mengalami malnutrisi saat masuk 45.9%. Tak hanya RS Cipto, di RS Sumber Waras Jakarta tahun 1995 pasien yang mengalami malnutrisi saat masuk 42.26%. Sedangkan di RSPAD Gatot Subroto Jakarta tahun 2001 saat masuk, pasien malnutrisi 41.2% dan perlu terapi gizi 78.57%. Data terakhir di RS Hasan Sadikin Bandung 2006 saat masuk pasien malnutrisi 71.8% sampai yang berat mencapai 28.9%

Padahal, malnutrisi klinis berdampak langsung pada keberhasilan perawatan pasien di rumah sakit. Malnutrisi klinis dapat berakibat risiko komplikasi infeksi, bertambah lama waktu perawatan di rumah sakit, bahkan sampai menyebabkan kematian.

Kelalaian dokter atau rumah sakit?

“Malnutrisi yang terjadi selama dirawat di RS sebenarnya iatrogenik (dibuat oleh dokter) dan dapat digolongkan sebagai kelalaian dokter atau RS,” ujar Dr. Sun Sunatrio ketua Asosiasi Nutrisi Enteral dan Parenteral.

Lebih lanjut Sunatrio menjelaskan, dampak dari malnutrisi klinis, yakni berakibat fungsi organ tubuh akan berkurang. Obat-obatan pun bekerja tidak secara normal. Berat badan pasien semakin menurun, penyembuhan luka juga terhambat. Kekebalan tubuh akan terganggu sehingga mudah terserang penyakit infeksi. Lama rawat di rumah sakit juga meningkat, angka kematian meningkat, otomatis biaya rumah sakit juga meningkat. Hal ini sangat memberatkan pasien dan keluarganya, sudah sakit masih memikirkan lagi biaya perawatan yang tidak sedikit.

Dr. Benny Philipi SpBD, ahli bedah dari FKUI, menambahkan, karena malnutrisi, tubuh akan digerogoti oleh tubuhnya sendiri. Agar mengetahui seseorang malnutrisi atau tidak ada rumusnya yakni dengan mengetahui indeks masa tubuh (lihat inbok). Mewaspadai malnutrisi di rumah sakit menjadi penting karena banyak penelitian menunjukkan bahwa komplikasi 2 sampai 20 kali lebih sering pada pasien malnutrisi daripada pasien dengan gizi baik. Pasien dengan malnutrisi berat akan mengalami komplikasi yang besar. Dan, berisiko mengalami komplikasi besar pascabedah 4 kali lebih tinggi daripada pasien dengan gizi baik.

Malnutrisi klinis bisa terjadi juga karena penyakitnya sendiri (karena penyakit yang begitu parah membuat pasien lemah dan kurang gizi),

dapat juga karena efek samping terapi atau pembedahan. Keadaan ini makin buruk bila dokter maupun paramedik tidak waspada terhadap keadaan ini. Kekurangan gizi pada pasien bisa saja terjadi pada pasien dengan gizi yang baik, namun karena keadaan trauma berat dan luka bakar gizinya bisa memburuk.

Dr Benny menambahkan bahwa, kekurangan gizi pada pasien bedah menyebabkan tingkat mortalitas (kematian) tinggi. Ditandai dengan kandungan albumin dalam darah kurang dari 3g% per 100ml, berat badan turun lebih dari 10 kg, sehingga akan menyebabkan penyulit pasca bedah.

Makanan juga obat

“Mengatasi malnutrisi rumah sakit butuh kerjasama semua pihak,” ungkap DR. Sunatrio. Pendidikan juga diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dokter, perawat, dietisien, dan ahli farmasi tentang nutrisi agar sadar pentingnya nutrisi. “Materi pengajaran tentang malnutrisi dirasa masih kurang di Indonesia,”ujarnya. Sehingga perlu dibentuk tim terapi gizi di rumah sakit-rumah sakit. Dan, mengupayakan agar nutrien atau makanan dapat dianggap sebagai obat. Sehingga pasien dapat penggantian biaya oleh pihak ketiga (asuransi kesehatan, dan instansi tempat kerja/ASKES). Biaya makan dipisahkan dari biaya kamar perawatan di rumah sakit (makanan dianggap sebagai obat).

Nutrisi kerap kurang diperhatikan dalam proses pengobatan dan sambil lalu saja. “Kelalaian dokter bisa menyebabkan seseorang mengalami malnutrisi,” tegas Sunatrio yang juga pakar anesthesiologi UI ini. Kelalaian dokter bisa terjadi karena ketidaktahuan. Sebab, selama ini dokter dan perawat dalam menjalani pendidikan kurang diberi pengetahuan tentang nutrisi secara mendalam. Sehingga bisa saja seorang pasien ketika masuk dalam kondisi nutrisi yang cukup bagus, bisa saja mengalami malnutrisi ketika menjalani perawatan di rumah sakit. Contohnya, penderita kanker, oleh dokter diberi kemoterapi terus-menerus, namun nutrisinya kurang diperhatikan. Bisa saja ia mengalami malnutrisi. “Hal ini tak hanya terjadi di sini, bahkan di luar negeri,”tandasnya.

Di beberapa negara maju, para pasien mengalami malnutrisi akibat perkembangan teknologi pengobatan. Maksudnya, para dokter lebih fokus pada cara-cara pengobatan sehingga kurang memperhatikan nutrisi pasiennya. Agar sadar pentingnya nutrisi, Dr. Benny menyarankan agar dokter dan paramedik mengenali betul potensi pasien malnutrisi di RS. Mengenali pasien yang potensial menjadi malnutrisi di rumah sakit, seperti pasien yang menjalani pembedahan, radiasi atau kemoterapi, termasuk pasien yang kandungan protein dan albumin dalam darahnya rendah, juga mereka yang berat dan tinggi badan kurang. Termasuk pasien yang mengalami infeksi berat.

Dari pengalaman Dr. Benny menangani pasien bedah, malnutrisi bagi pasien bedah dapat mengakibatkan infeksi yang parah dan proses penyembuhan yang lama. Cara mengatasinya selain pengobatan yang tepat dilengkapi dukungan nutrisi yang tepat, bisa lewat saluran cerna atau infus (pembuluh vena) jika memang itu jalan satu-satunya. Sekali lagi asupan makanan posisinya sejajar dengan obat. Pengobatan saja tidak cukup jika tidak dibarengi asupan makanan. Karena masa penyembuhan butuh energi yang didapat dari makanan.

Triyani yang kesehariannya mengurusi gizi pasien di RSCM, menegaskan bahwa sudah seharusnya paramedik rumah sakit mengetahui indikasi dukungan nutrisi yang tepat untuk pasien tertentu (misalnya pasien pascabedah dengan komplikasi, termasuk pasien kritis di ICU), menentukan kebutuhan kalori, protein dan lemak untuk pasien tersebut. Termasuk memilih metode dukungan nutrisi yang sesuai kondisi pasien, bisa secara parenteral (infus), enteral (lewat saluran cerna) atau kombinasi keduanya. Dari sisi jenis asupan perlu diketahui pula formula yang tepat sehubungan dengan kebutuhan dan jenis penyakit pasien (misalnya pasien diabetes dan ginjal yang perlu asupan nutrisi yang sesuai dengan kondisinya)

Sebagai awam, pendamping pasien, termasuk pasien itu sendiri, juga perlu menyadari akan pentingnya nutrisi pada saat penyembuhan. Baik di rumah sakit atau saat rawat jalan. Saran Triyani, bagi pasien yang dirawat inap harus menghabiskan makanan yang telah disediakan RS. Jika menu tidak sesuai bisa dikonsultasikan pada dokter atau perawat. Selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh terapi gizi rumah sakit. Tak hanya restoran, rumah sakit juga melayani komplain soal menu, kok. “Tentunya, disesuaikan kondisi rumah sakit bersangkutan,” ujar Triyani.

So, mau sakit atau sehat, kita butuh asupan makanan. Jangan sampai tidak!

inbok

Mengetahui indeks masa tubuh (IMT)

Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk. IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Berat Badan (Kg)

IMT = -------------------------------------------------------

Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas ambang normal untuk laki-laki adalah: 20,1–25,0; dan untuk perempuan adalah : 18,7-23,8

Jika seseorang termasuk kategori :

1. IMT <>

2. IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat ringan atau KEK ringan.

3. IMT 18,5 – 25,0 : keadaan orang tersebut termasuk kategori normal.

4. IMT 25,1 – 27,0 : keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat ringan.

5. IMT > 27,0 : keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat berat

Seseorang yang termasuk kategori kekurangan berat badan tingkat ringan (KEK ringan) sudah perlu mendapat perhatian untuk segera menaikkan berat badan.

Vogel


Kearifan lokal yang mendunia

Alfred Vogel menyuguhkan keampuhan herbal serta mengandalkan kearifan lokal nenek moyang sebagai penyembuh. Bermacam ramuan herbal suku primitif ia kembangkan, menjadikannya pengobatan ilmiah alamiah untuk berbagai macam penyakit.

---

Mungkin kita pernah mendengar dan tahu kalau terserang diare dianjurkan untuk mengunyah pucuk daun jambu biji muda atau buah salak muda. Dan, masih banyak lagi kearifan lokal lain yang bisa digali. Mengenai penyembuhan secara alamiah ini, sebagian orang percaya akan anjuran ini, sisanya menolak dengan alasan tidak ilmiah.

Alfred Vogel kelahiran Aesch, Basel, bagian negara Swiss tahun 1902, seorang ahli nutrisi, herbalis dan naturopati terkenal, justru mengumpulkan berbagai macam kearifan lokal ini. Selanjutnya, ia pelajari dan kembangkan. Vogel menggalinya dari pengalaman keluarganya sendiri hingga menjelajah antar benua, untuk mencari kearifan lokal dari Afrika, Asia, Amerika Utara hingga Amerika Selatan. Koleksi kearifan lokal ini ditahun 1952 oleh Vogel dijadikan sebuah buku berjudul The Nature Doctor, a manual of traditional & complementary medicine, yang hingga saat ini telah dialihbahasakan ke dalam 12 bahasa.

Keampuhan obat-obatan yang diramu dari macam-macam tumbuhan, ia buktikan sendiri, termasuk warisan berbagai macam ramuan obat dari suku primitif yang ia datangi. Seperti yang terjadi di awal tahun 50an, dalam penjelajahan herbalnya, Vogel sempat tinggal bersama penduduk asli Amerika Serikat yaitu suku Indian Sioux. Ia kagum akan kebiasaan suku asli ini yang menggunakan tumbuhan untuk kesehatan mereka. Hingga kemudian ia akrab dengan seorang dukun suku Indian Sioux ini yang bernama Ben Black Elk. Keduanya, saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Sampai akhirnya sang dukun rela memberikan ramuan rahasianya kepada Vogel. Salah satunya adalah bunga purple coneflower atau dalam bahasa latinnya, bernama Echinacea purpurea.

Pada perjumpaan terakhir di South Dakota, Black Elk memberikan bibit Echinacea pada Vogel sebagai hadiah. Bagi suku Sioux, bunga ini ampuh untuk menyembuhkan segala macam penyakit seperti digigit ular, luka atau memar termasuk untuk memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit. Setibanya di Swiss bibit bunga ini ia tanam dikebunnya. Alhamdulilah, Echinacea dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hingga sekarang bunga ini dipakai untuk bahan baku produk Echinaforce yang telah dipasarkan ke lebih dari 30 negara dan dipercaya sebagai obat batuk dan flu. Sedangkan di sini produk Vogel dapat dijumpai di apotik dan toko obat terkemuka.

Dalam karya kesehatannya, Vogel meyakini betul bahwa untuk menjaga dan memulihkan kesehatan tubuh, semuanya sudah diberikan Sang Pencipta lewat alam ciptaanNya. Keyakinan ini tak lepas dari pengalamannya sewaktu kecil. Ia mengenal terapi pengobatan dengan memanfaatkan bermacam jenis tumbuh-tumbuhan dari orang tuanya yang merupakan warisan dari neneknya. “Bahkan, saya tidak pernah bermimpi kalau pengalaman kecil saya dengan tanaman obat akan menjadi bagian dari profesi saya,” begitu ucap Vogel yang meninggal dalam tidurnya di tahun 1996 pada umur 94 tahun.

Walaupun Vogel telah wafat, warisan kearifan lokal dari berbagai benua dan ramuan obat herbalnya hingga kini masih bisa dimanfaatkan berkat usahanya mendirikan perusahaan farmasi berbasis herbal, Bioforce, yang didirikannya tahun 1963, di Roggwil, Swiss. Dari pabrik farmasi ini selain menghasilkan produk unggulan Echinaforce, masih ada 35 jenis produk Bioforce lain berupa pengobatan natural untuk rematik hingga prostat termasuk juga makanan organik seperti Muesli (sarapan yang terdiri dari sereal, durian, dan apel) Herbamare (bumbu penyedap alami) dan Molkosan (suplemen untuk pencernaan).

Lebih manjur dibuat tincture

Semua produsen obat yang berbahan baku herbal kerap mengaku produknya alamiah. Namun, ada yang lain dari Vogel. Ceritanya bermula di tahun 1933 Vogel mendirikan klinik naturopati di desa Teufen, masih di Swiss, dengan memanfaatkan pengetahuannya tentang obat-obatan herbal yang ia kuasai. Di sini ia juga menanam sendiri tanaman obatnya. Kini sepeninggalnya, rumah ini tak lagi menjadi klinik berubah menjadi museum Vogel dan tetap menjalankan hotline service untuk konsultasi kesehatan. Terletak di kaki gunung Santis yang pemandangan puncaknya diselimuti sedikit salju.

Dari pengalaman mengobati pasien di kliniknya ini, Alfred Vogel menemukan pencerahan. Tanaman obat yang akan ia jadikan obat akan lebih manjur jika masih dalam keadaan segar dibandingkan jika tanaman obat itu sudah dikeringkan. Padahal, dari kebiasaan, kebanyakan obat herbal diramu dari berbagai tanaman yang dikeringkan. Vogel tidak mencampur terlalu banyak herbal. Baginya lebih sedikit jenis herbal yang dipakai lebih baik. Semakin jelas keampuhan satu jenis tanaman obat tersebut.

Lantas, Vogel mempelajari dan mengembangkan teori yang ia temukan ini. Untuk mendapatkan ramuan obat yang masih segar ditempuh cara membuat herbal tincture dari tanaman segar. Tincture adalah salah satu metode ekstraksi kuno yang dipakai hingga sekarang untuk mengekstrak tumbuhan dengan alkohol yang dapat diminum. Caranya, tumbuhan segar dicacah halus kemudian direndam dalam alkohol yang dicampur air beberapa saat, ampasnya disaring, jadilah tincture. Fungsi alkohol menyerap zat aktif dalam tumbuhan, selain itu juga sebagai pengawet. Berkat alkohol kemanjuran tincture bisa bertahan hingga dua tahun. Kandungan zat dalam tincture setara dengan kandungan zat pada tanaman yang masih fresh, dan semua bagian dari tumbuhan bisa dijadikan tincture. Agar memperoleh tincture yang berkualitas dibutuhkan tanaman obat yang benar-benar segar. Vogel mengambil langsung dari hasil kebunnya atau ia kumpulkan dari lingkungan sekitar gunung tempat ia tinggal. Hingga sekarang praktik ini dilakukan oleh pabrik farmasi Bioforce tetapi tidak mengambil dari sekitar gunung lagi, tanaman obat yang baru saja dipanen dari kebun sendiri pada pagi hari, segera diproses untuk dijadikan tincture, termasuk suplai dari petani. Sehingga tak heran kalau pabrik obat Bioforce ini serasa tenggelam dikelilingi hamparan kebun bunga Echinacea dan tanaman obat lain.

Kebun yang sungguh alamiah

Meskipun kebun tanaman obat Bioforce yang ada di Swiss produksinya mencapai 300ton per tahun. Mereka anti menggunakan pestisida. Perkebunan dibudidayakan secara organik, bahkan sampai bibit yang dipakai murni secara genetik dari bibit tanaman yang bunganya masak. Tidak ada rekayasa genetika untuk bibit tanamannya. Vogel justru membiarkan kebunnya tumbuh sealamiah mungkin, apa adanya layaknya di alam bebas. Karena di situlah sumber energi atau natural power.

Bahkan untuk sektor kebun sayur dan buah organiknya pun, Vogel tidak membutuhkan banyak air. Benar-benar tumbuh seperti adanya. Alasannya, karena mencontoh dari alam, sesungguhnya sayuran dan buah bisa tumbuh subur. Tidak ada yang memberi pupuk dan tidak ada yang menyirami. Kecuali benar-benar butuh air saja. Murni dari alam tak begitu banyak campur tangan manusia. Bahkan, saat musim dingin pun kebun Vogel masih bisa panen wortel.

Tanaman sayuran ditata dalam satu blok jalur tanam yang lebarnya kurang lebih 1,5 m, sebelumnya tanah dibentuk mengkerucut kemudian ditanami 6-9 jenis sayuran yang berjarak sekitar 10 cm saja. Apakah tanaman ini tidak rebutan tempat? Tidak juga, karena panennya tidak bersamaan. Sayuran diatur sedemikian rupa, yang panen belakangan yang paling banyak mengambil tempat. Tanahnya sendiri, perpaduan antara tanah, serpihan kayu, ranting, dahan dan dedaunan. Sesekali dibolak-balik supaya bernafas, dengan alat pertanian yang terbuat dari tembaga. Dipilih tembaga karena dia tidak mudah berkarat dan tidak mengkontaminasi tanah.

Kompos diberikan seperlunya saja yang didapat dari ampas hasil dari pemrosesan tincture atau sampah dedaunan di sekitarnya. Suatu hal yang agak aneh untuk skala pabrikan yang butuh hasil panen yang begitu melimpah dan dalam waktu yang relatif cepat. Memang mereka juga mendapat suplai dari petani sekitar yang syaratnya harus sesuai dengan ketentuan Bioforce.

Bioforce tidak ngoyo dalam berproduksi. Kualitas diutamakan, kalau bunganya tidak layak dipanen ya ditunggu sampai layak panen. Tanahnya pun tidak semua ditanami, ada masa tanah dibiarkan begitu saja untuk beristirahat setelah panen pertama. Istilahnya masa mengumpulkan energi lagi untuk masa tanam berikutnya.

Bagaimana mereka mengatasi hama tanpa pestisida? Sangat sederhana, hama tanaman baik gulma (tanaman pengganggu) ataupun serangga dibiarkan hidup berdampingan. Untuk serangga, juga kelelawar justru dibuatkan rumah-rumahan. Rahasianya, adalah rantai makanan dan simbiosis mutualisme. Tanaman pengganggu kadang justru lebih disukai serangga, maka dibiarkan tumbuh. Lantas, serangga yang sudah dibuatkan rumah tadi, jika saatnya keluar main, nantinya akan disantap oleh kelelawar.

Meskipun kebun dan produk Vogel sungguh alamiah bahkan sungguh primitif, mereka melakukan standarisasi. Mereka menganut holistic standardisation dimana kualitas herbal diukur dari tumbuhan keseluruhan. Diukur spektrum ingredientnya di laboratorium dan mengikuti level tertentu.

Proses ini berbeda dari chemical standardisation, dimana satu komponen dari tumbuhan diukur kemampuannya, dan hanya satu bagian saja tidak secara keseluruhan tanaman. Bioforce justru menganut holistic standardisation karena meyakini bahwa semua bagian dari tanaman menyumbang peran efek penyembuh. Dan, daya penyembuh itu berada dalam tincture yang setara dengan tumbuhan aslinya.

Sepak terjang Vogel dalam bidang pengobatan natural telah diakui dunia, di tahun 1982, Vogel mendapat penghargaan Priessnitz Medal dari German Naturopathic Society. Dua tahun kemudian menjadi anggota kehormatan dari Swiss Society for Empirical Medicine (1984). Sedangkan Bioforce sendiri adalah industri farmasi modern, meski produknya berbasis pada pengetahuan dan tradisi para herbalis. Keilmiahan produk Vogel telah diuji oleh lembaga terpercaya (seperti badan pengawasan obat dan makanan di sini) maupun studi independen, dengan penelitian dan arahan dari tim herbal advisor yang dukung oleh ahli nutrisi, ahli farmasi dan juga quality control.

Berkat Vogel, kearifan lokal menjadi ilmiah dan mendunia. Siapa tahu kita pun bisa mengikuti jejaknya.