![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3wPxIEpO4CMy7Mf4FfXNLNFbjK4sWSD5wG7m_QlBvylqyJrpBOomqJWye8vMdE2YhZUIgqdJuxhaa_CJkR43IOU5SnBiCasvTI7aQS5KfBabT-tGx4t15ab4ffN5Mdwu3IVq4vExreWkv/s400/jeruk.jpg)
Biar Kulit Jeruk Saja Yang Keriput
Oleh: A. Bimo Wijoseno
Wajah terlihat muda dan mulus jadi dambaan orang. Tampak sedikit keriput, biasanya langsung ribut. Sayangnya, usaha maksimal - khususnya wanita - dalam memelihara dan memperbaiki tampilan kadang dilakukan tanpa mempertimbangkan aspek kesehatan dan keamanan. Apa gunanya muda dan cantik, kalau badan justru sakit?
-----
Wajah cantik itu seperti apa sih? "Ya, seperti model di majalah," ucap Sekar enteng. Rasanya, kasihan juga kalau semua orang beranggapan seperti Sekar, sehingga berlomba-lomba memermak wajahnya bak model yang kerap tampil di majalah atau televisi. Padahal setiap orang 'kan punya karakter wajah dan kulit yang berbeda.
Lagi pula, kalau setiap orang berniat memermak wajahnya seperti model, malah jadi enggak lucu. Banyak orang bakal serupa wajahnya. Betapa membosankannya dunia. Kita tahu, wajah model yang sering muncul di sampul majalah atau televisi itu sudah mengalami banyak rekayasa, sehingga tampak lebih cantik dari aslinya. Entah karena rekayasa kosmetik, tata lampu, atau desain grafis.
Kulit cantik, kulit sehat
Tak kurang dr. Sandra Widaty, Sp.KK, seorang dokter spesialis kulit di klinik Senopati Skin Center, Jakarta Selatan, ikut melontarkan pertanyaan yang nyaris serupa, apa sebenarnya yang membuat orang terlihat cantik?
Apakah lantaran kosmetik atau dasar wajahnya memang cantik? Sandra geleng-geleng kepala sebelum menjelaskan, "Orang terlihat cantik kalau dia sehat. Buktinya, kalau kita melihat orang sakit, wajahnya tampak pucat, kuyu, kering, tidak bersinar meskipun orang itu cantik." Ya 'kan?
Soalnya, Sandra berkata, kulit yang sehat itu cermin kondisi tubuh yang sehat. Ia punya fungsi penting selain sebagai indera perasa dan pelindung tubuh dari kondisi alam sekitar. Juga membantu mengatur suhu tubuh, melindungi tubuh dari virus dan bakteri, serta menjalankan fungsi sekresi dan pengeluaran cairan, saat kita berkeringat.
Dalam melakukan fungsi sekresi, kulit mengeluarkan minyak, namanya sebum, untuk menjaga kelembapan dan kehalusan kulit. Jadi, keringat yang kita keluarkan itu juga ada gunanya, untuk menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal.
Pasalnya, kulit kita bukan seperti selembar kertas, tetapi terdiri dari beberapa lapisan dan bagian. Tiap 1 cm2 kulit dialiri 1 m pembuluh darah, dihuni 100 kelenjar keringat, 3.000 sel sensor di ujung serabut saraf, 4 m saraf, 25 instrumen perasa, 200 ujung saraf perasa sakit, dua instrumen perasa dingin, 12 perasa panas, 10 rambut, dan 15 kelenjar minyak.
UV biang keriput
Supaya kulit kelihatan tetap cantik dan awet muda perlu upaya. Sebab, ada faktor dari dalam dan dari luar tubuh yang menyebabkan kulit mengalami penuaan dini, alias menua sebelum waktunya.
Secara alamiah, kulit dan tubuh memang akan menua dan keriput, sejalan dengan bergulirnya usia dan waktu. "Sel dalam tubuh memiliki batas tertentu untuk bertambah dan berkembang, istilahnya biological clock," terang dr. Sandra. Selain itu, ada juga faktor bawaan atau biologis sebagai penyebab penuaan dini.
Kata orang, stres bikin cepat tua. Ini ada benarnya. Sandra bilang, kondisi stres akan menarik otot-otot ekspresi wajah. Lama-kelamaan tarikan otot-otot itu bisa membentuk kerutan di wajah. Makanya, stres jangan dibiarkan hinggap terlalu lama.
Faktor dari luar yang diyakini lebih cepat menyebabkan penuaan dini, yakni sinar ultraviolet dari Matahari, antara pukul 10.00 - 15.00. Buat pekerja yang gawe di luar ruangan sepanjang hari, perlu disadari bahwa aktivitasnya berpotensi memicu penuaan dini. Polusi udara menjadi penyumbang nomor dua. Bisa polusi asap pabrik sampai asap rokok.
Dari dalam tubuh, di samping usia, pencetus penuaan dini juga dapat datang dari malanutrisi. Tidak hanya karena kekurangan gizi, tetapi juga kelebihan gizi. Makanya, kita perlu menjalankan pola makan yang sehat dan pas. Tidak kelebihan vitamin, protein, lemak, dan sebagainya. Sebab, ketika tubuh mencerna makanan, selain menghasilkan energi, juga menghasilkan radikal bebas. Radikal bebas ini salah satu hasil dari metabolisme tubuh yang ada di dalam sel. Ia berupa molekul yang dikelilingi elektron, tapi tak punya pasangan.
Karena kelebihan elektron, radikal bebas akan mencaplok elektron lain yang berpasangan. Nah, pemecahan dan pencaplokan inilah yang merusak sel-sel lain, sehingga berujung pada penuaan dini.
Radikal bebas terbentuk tidak hanya dari dalam tubuh. Ia juga bisa terbentuk karena polusi udara atau sinar ultraviolet yang menstimulasi tubuh menghasilkan radikal bebas. Radikal bebas atau juga disebut oksidan ini bisa dicegah dengan antioksidan yang bisa didapat dari vitamin A, C, E, melatonin, dan betakaroten.
Bule lebih cepat tua?
Penuaan dini mudah terlihat dari luar, seperti kerutan kulit di wajah, leher, lengan, lengan bawah, punggung telapak tangan, dan telinga. Kalau yang tersembunyi, misalnya pada lengan atas, atau paha kulit terlihat kering dan mengkilat, juga kendur. Kadang kala sedikit bersisik. Kemudian terjadi pigmentasi atau warna kulit yang tidak merata.
Ada anggapan, wanita lebih cepat tua dan keriput dibandingkan dengan pria. Anggapan ini ditepis Sandra. Katanya, "Soal penuaaan dini, wanita atau pria sama saja." Namun, penuaan dini pada ras tertentu tak dibantah. Seperti pada ras kaukasia atau orang bule. "Mereka lebih cepat terlihat tua dibandingkan dengan orang Asia."
Iklim Asia yang lembap memungkinkan cairan dalam tubuh tidak lekas menguap, sehingga kulit tidak cepat mengering. Ujung-ujungnya, ya awet muda.
"Tetapi memang wanita bisa cepat terlihat tua, karena kadar hormon estrogen di dalam tubuhnya," jelas Sandra. Pada wanita, ada masa menopause yang ditandai dengan berhentinya menstruasi, yang menyebabkan ketidakseimbangan hormonal. Akibatnya, kulit menjadi kering. Setelah itu, muncul tanda-tanda penuaan dini, yakni kulit menjadi kering, kusam, dan kendur.
Kulit menjadi kendur karena zat atau lapisan penyangga kulit yang berupa serabut collagen dan ellastin sudah tidak ada. Pada usia tua, jumlah lapisan penyangga kulit ini menurun dan menurun lebih cepat lagi jika kerap terpapar sinar Matahari. Bahan pembentuk collagen salah satunya adalah vitamin C. Tidak salah kalu banyak orang lantas mengonsumsi vitamin C demi kulit kencang.
Rajin bersihkan make-up
Kalau mau tetap awet muda, punya kulit cantik dan sehat, kulit butuh perawatan, dibersihkan dari kotoran, dan dijaga kelembapannya. Bagi yang memakai make-up, butuh kesadaran tinggi untuk membersihkannya, tidak lebih dari 24 jam. Kulit butuh bernapas, sehingga make-up yang menutupi pori-pori kulit perlu dibersihkan.
Untuk membersihkan wajah jangan menggunakan sabun mandi, tetapi sabun khusus untuk wajah. Sabun mandi bersifat alkalis (basa), sehingga membuat lapisan paling atas dari kulit ari terkelupas. Padahal, kulit ari berfungsi sebagai pelindung tubuh. Akibatnya, jika cairan sabun ini masuk ke kulit, bisa terjadi iritasi seperti kulit memerah, gatal, kering, dan bersisik. Sabun yang baik untuk wajah itu pH-nya balance-nya netral, atau sama dengan pH (tingkat keasaman) kulit.
Selain kebersihan kulit, konsumis air yang cukup dibutuhkan pula untuk mencegah penuaan dini. Para pekerja kantoran yang kerap berlama-lama di ruang ber-AC perlu waspada. Sebab, tubuh bisa mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Akibatnya, kulit juga menjadi cepat kering. Untuk itu, minum air yang cukup sangat dianjurkan.
"Takaran berapa jumlah air yang dianjurkan untuk diminum setiap hari tidak pasti buat setiap orang. Minimal dua liter sehari. Atau mengandalkan 'perhitungan' alamiah saja, yakni rasa haus. Karena haus adalah sinyal dari tubuh kalau kita butuh banyak air," terang Sandra. Mungkin sesekali perlu juga menyemprotkan air ke wajah, agar kulit tetap lembap.
Dari dalam tubuh, Anda juga bisa melakukan pencegahan penuaan dini dengan membiasakan diri mengonsumsi makanan secara seimbang. Jangan lupa, menyantap makanan yang menghasilkan antioksidan. Cara ini terasa lebih murah dan ampuh ketimbang membeli produk atau obat-obatan yang mengandung antioksidan. Kecuali jika memang mendesak dibutuhkan.
Makanan penghasil antioksidan di antaranya sayuran, kacang-kacangan, jagung, kedelai, dan buah. Buat mereka yang lebih sering terkena radikal bebas, bila perlu, mengonsumsi suplemen obat atau antioksidan.
Saran lain, jangan makan daging terlalu banyak, karena akan membentuk oksidan yang banyak juga. Untuk kesehatan kulit lebih baik perbanyak konsumsi sayuran dan buah.
Satu lagi hal yang mungkin selama ini dianggap remeh - utamanya oleh lakki-laki - yakni memakai cairan pelembap kulit meskipun kulit masih terlihat sehat dan segar. Fungsi pelembap ini menghambat penguapan cairan dalam kulit. Contohnya, pelembap vaselline/i> (bukan merek dagang) yang mengandung air untuk mengisi sel-sel kulit, membuat kulit tampak gembung dan lembap.
Perlu diingat, pelembap sebaiknya digunakan sesudah mandi. Pasalnya, kalau digunakan sebelum mandi, kulit masih tertutup kotoran. Sesudah mandi, kulit menjadi lembap karena air, kemudian baru dilapisi dengan pelembap. Hasilnya, cairan di dalam kulit tidak keluar, sehingga pelembap bisa mengisi sel-sel dengan air, serta gizi berupa minyak dan vitamin yang dikandung dalam pelembap itu. Secara kasat mata, kulit pun terlihat gembung, lembap, segar, dan bersinar cerah.
Pelembap yang baik tidak menutup pori-pori. Saat berkeringat, kulit tetap terbuka. Ia hanya berfungsi melapisi. Pemakaian tabir surya atau sunscreen juga perlu dilakukan, terutama pada saat sinar mentari sedang sangat menyengat.
Kini, ucapkan bye, bye pada penuaan dini. Biar kulit jeruk saja yang keriput.
No comments:
Post a Comment