Tuesday, May 13, 2008

Boyong Kalegan


<b>Main getek di Boyong Kalegan</b>

Selain lokasinya cocok untuk liburan keluarga, menu ikan air tawarnya juga pas untuk porsi sekeluarga. Gurameh goreng atau bakarnya menggugah selera ditambah segarnya es kelapa muda. Selesai makan tak perlu harus buru-buru untuk pulang. Di sini bisa santai dulu, tidur-tiduran, atau main getek sampai puas.

Pertama kali datang, nuansanya hangat sekali. Seperti di rumah sendiri. Kebanyakan yang datang ke sini rombongan satu keluarga. Tua-muda, besar-kecil, kakek-nenek kelihatan <i>enjoy</i> duduk-duduk santai menikmati suasana di sini. Arsitektur Boyong Kalegan bernuansa dusun. Berupa bangunan panggung seperti <i>dangau</i>tempat petani menjaga tanaman dengan kerangka bambu petung beratapkan anyaman daun kelapa. Di bawah <i>dangau</i> terdapat empang atau kolam ikan air tawar. Rasanya seperti duduk-duduk di pinggir tambak. Pengunjung juga bisa bermain rakit atau getek di empang ini. Gratis.

"Tempat ini bukan murni restoran. Kalau restoran, pengunjung setelah makan biasanya langsung pulang,"ujar Mudjiono salah satu pengelola restoran Boyong Kalegan menjelaskan. Selain menjadi tempat makan, Boyong Kalegan juga sebagai tempat hiburan keluarga. Pengunjung di sini setelah selesai menyantap hidangan yang telah dipesan, biasanya memang tidak langsung pulang. Karena nuansa dan suasana restoran ini termasuk bagian dari "menu" sajiannya. Paling tidak pengunjung yang datang ke sini menghabiskan waktu dua jam untuk berleha-leha dulu di sini. Apalagi di hari Sabtu dan Minggu ada pertunjukan <i>live music</i>alias musik hidup.

Boyong Kalegan sudah menerima pelanggannya sejak jam 10.00 pagi dan berakhir pada jam 10.00 malam. Saat jam makan siang antara jam 12.00 sampai jam 02.00 siang biasanya paling sibuk. Kalau lagi rame atau akhir pekan telepon dulu apakah ada tempat atau tidak. Padahal dulu tempat ini hanya hamparan pasir. Kemudian setelah dibangun beberapa dangau yang dibawahnya empang dialiri air dari sungai Boyong. Menurut Mudjiono, yang lebih akrab disapa Pak De ini, Boyong Kalegan berdiri awal Juli tahun 2000. Menempati lahan kurang lebih satu hektar. Sehingga restoran ini bisa berdaya tampung kurang lebih 400-500 orang. Sasaran konsumen yang dibidik adalah menengah ke atas. Tempat pertemuan 150 orang. Pesan 2 minggu seblumnya kalau rombongan. Cocok buat perayaan ultah, wisudaan, acara keluarga seperti arisan. Reuni.

Rombongan agak besar biasanya dipantau, misalnya rombongan 150 orang. Supaya menu yang disajikan tetap hangat.

Gurameh adalah menu andalan di Boyong Kalegan. Porsinya besar, karena memang untuk keluarga. Nasinya ditempatkan di bakul. Sate gurameh. Gurameh bakar.

Jangan heran kalau setelah kita selesai makan, piring kotor tidak segera dibersihkan. Karena pelayan di sini tidak berani mengganggu privasi anda karena masih ingin santai-santai di tempat. "Karena kalau langsung dibersihkan disangka mengusir,"

Sebulan 2-3 kuintal gurameh. Akhir pekan 1000 pengunjung. Menu 9 ons. Terlalu besar dagingnya kurang enak. Gurameh yang diberi makan daun lebih enak. Kalau dibakar tidak mudah hancur juga.

Sate gurameh, gurameh dipotong langsung

Soal harga rata-rata per kepala Rp 20.000-Rp25.000

Boyong kalegan: supaya pulang membawa kelegaan. Jl Raya Pakem- Turi Sleman.


 

No comments: