Tuesday, December 9, 2008

Rumah kayu...

Aku berencana membangun sebuah rumah kayu. Pertimbangannya selain lebih adem, nyentrik, juga nyeni karena juga bosan dengan rumah yang serba beton atau tembok.

Berkesan juga ikut melestarikan keberadaan rumah kayu tradisional, kan?

 

Pilihan jatuh pada rumah kayu bentuk limasan.

Setelah mendapat informasi dari adik sepupu yang ada di Jogjakarta. Ada rumah limasan seharga 18 juta rupiah. Harga ini sudah termasuk ongkos bongkar.

 

Rumah ini akhirnya terbayar. Kemudian langsung didirikan di sebidang tanah di Klepu.

 

Kata orang, membangun rumah itu tidak mudah. Pasti ada saja rintangannya. Entah itu masalah biaya atau masalah teknis pembangunan. Karena harapan, keinginan, dan kenyataan sering berpadu saat pembangunan berlangsung. Dan belum tentu satu sama lain bisa saling mengisi...

 

Tetapi kali ini masalahnya beda sedikit;

1. Membeli rumah kayu perlu ketelitian lebih. Karena rumah yang dibeli sudah berumur dan memang barang bekas. Tentu ada beberapa bagian yang rusak. Oke, masalah pernak-pernik rumah yang rusak jelas bisa diterima apapun keberadaannya. Maklum, bikinan manusia tentu bisa rusak. Hanya saja, memang perlu diteliti agar "lebih sesuai" dengan harga beli. Sehingga ketika dipasang tidak menjadi pengeluaran baru karena banyak bagian yang harus diganti.

2. Saat membeli perlu hati-hati dan yakin betul akan keberadaan rumah ini. Misalnya tidak ada masalah lanjutan ketika rumah sudah dinyatakan laku dijual. Bisa saja terjadi rumah tidak jadi dijual karena ada pihak keluarga yang tidak setuju. Semua itu tidak menjadi masalah jika uang untuk membeli bisa kembali utuh.  

3. Saat pembongkaran dan pemindahan rasanya perlu ditunggui. Mungkin perlu untuk memberi tanda atau cat pada sisi-sisi tertentu sebagai tanda keutuhan dari sebuah rumah. Karena, di saat seperti ini ada saja orang yang ingin berbuat curang. Meskipun tidak semua orang bertindak curang. Kecurangan itu bisa berupa ditukarnya kelengkapan bangunan rumah, sehingga tidak sesuai dengan yang sudah disepakati. Bisa juga beberapa bagian bangunan diambil tanpa sepengetahuan pembeli. Misalnya kayu-kayu untuk atap, juga dinding kayu rumah. Bagian-bagian ini mudah sekali ditukar atau diambil.

Friday, December 5, 2008

Pasar tanpa jendela

DSC_4928

Ini pasar Turi Surabaya. Enggak ada jendelanya...bedeng dari kayu atau triplek saja dinding bangunan pasar ini.

Padahal Surabaya berhawa panas...

Logikanya, di pasar banyak dagangan, penjual, dan pembeli. Apa enggak sumpek, ya di dalam?

Cari oleh-oleh di Bhek Putra

DSC_5024

Jika sedang ada urusan bisnis atau keperluan di luar kota, biasanya teman, saudara, atau bahkan pacar minta dibawakan oleh-oleh. Jika kali ini akan bertugas atau ada urusan dan baru pertama kali ke Surabaya, oleh-oleh seperti apa yang bisa dibawa, ya?

Kalau bingung mencari oleh-oleh, cobalah mampir ke jalan Kaliasin atau sering disebut kawasan Pasar Genteng. Di sepanjang jalan ini akan ditemui beberapa toko yang menjual berbagai macam jenis oleh-oleh khas Jawa Timur. Salah satunya yang termasuk legendaris adalah toko Bhek Putra. Di sini menjual segala macam makanan diantaranya kerupuk, kripik, dodol, abon, ikan asin, petis, hingga terasi. Jumlahnya sekitar puluhan jenis. Yang paling banyak menjadi incaran para pelanggan di toko ini biasanya macam-macam jenis makanan ringan seperti kerupuk atau keripik dari melinjo, kentang, dan hasil laut. Walaupun jenis makanan lain juga jadi sasaran pelanggan. Diantaranya bandeng asap,bandeng otak-otak, bandeng presto, keripik buah, ikan asin mentah, kerupuk udang, petis, sampai terasi.

Nama toko Bhek Putra sebenarnya diambil dari nama leluhur pemilik toko Tan Siong Bhek. Sekarang bernama toko Bhek (tanpa Putra), sudah berdiri sejak sebelum jaman kemerdekaan. Kedua toko Bhek ini sama-sama menjual oleh-oleh. “Toko Bhek jaman dulu, jenis barang yang dijual bukan oleh-oleh seperti sekarang. Dulu kakek saya berjualan hasil bumi, seperti kacang hijau, kacang tanah, juga beras,” ujar Bambang Sutejo pemilik toko Bhek Putra. Kemudian di tahun 1949 barulah mulai dirintis jenis komoditi yang seperti dijual sekarang. Ibunda Bambang Sutejo yaitu Tan Siong Nio anaknya Bhek, pintar membuat kerupuk udang, juga sambal goreng. Ketika dicoba dijual rupanya laku dan laris. Dalam perjalanan waktu akhirnya berkembang menjadi toko oleh-oleh seperti sekarang.

Ada yang lain di Toko Bhek Putra yang sudah berdiri selama 16 tahun ini. Bambang Sutejo pemilik toko berani menjamin semua oleh-oleh yang dijualnya enak. Bahkan ada beberapa jenis makanan yang boleh langsung dicoba ditempat. Terutama yang buatan sendiri atau bermerek Bhek Putra, misalnya rambak kerupuk kulit, lorjuk goreng, bandeng asap, dan kerupuk udang. “ Kalau tidak enak boleh dikembalikan,”tandasnya. Ada cerita sedikit dibalik keyakinan Bambang alias <i>jeliteng</i> (dari bahasa Jawa yang artinya si hitam) yang sebenarnya tidak hitam ini. Sebenarnya yang dijual di sini banyak juga yang sifatnya titip jual. Tetapi Bambang punya syarat agar bisa muncul di etalase tokonya. Kualitas adalah syarat utamanya, biar sedikit asalkan enak. “Karena saya punya tim pencicip 4 orang termasuk saya. Kalau memang enak kita mau menjualkan. Jika salah satu bilang enggak enak, ya enggak jadi,”jelasnya.

Beberapa jenis makanan andalan di sini ada lorjuk goreng. Sejenis kerang-kerangan laut yang kini sudah jarang ditemui. Lorjuk didatangkan dari Madura, di sini kemudian digoreng dan dibumbui. Rasanya gurih, cocok juga buat lauk makan. Sekilo lorjuk goreng dihargai Rp320.000. Mengapa mahal, karena lorjuk sekarang sulit dicari dan hanya ada di Madura. Dulunya lorjuk mudah ditemui, di pantai Kenjeran Surabaya juga banyak. Tetapi sekarang tidak ada lagi, karena alamnya sudah rusak, lorjuk pun hilang. Karena lorjuk ini hidup di lumpur pantai. Saat air laut surut, biasanya lorjuk akan keluar.

Sedikit cerita mengenai nelayan pemanen lorjuk. Mereka dari pagi sampai sore secara tradisional mencari lorjuk maksimal hanya bisa terkumpul 2-4 kg saja. Tetapi ada yang bisa dapat banyak dan cepat, caranya dengan memberi gamping (kapur). Karena panas kapur, lorjuk akan keluar semua jadi gampang mengambilnya. Tapi mereka lupa kalau bibit lorjuk ikut mati. Hasilnya, tidak ada lorjuk lagi. Itulah yang terjadi di Kenjeran beberapa waktu lalu.

Makanan unik lain ada Kimo yaitu kerang putih yang besar atau bekicot laut, dipotong kecil dijemur kemudian digoreng, harganya Rp300.000 satu kg. Simping udang Rp200ribu. Teri nasi Rp120 ribu. Semuanya tadi untuk ukuran satu kg.”Kadang saya sendiri heran, kok segitu ya harganya. Ini karena pasokan sedikit, barangnya mulai punah. Padahal peminatnya banyak,”ujar Bambang geleng-geleng tak percaya.

Toko Bhek Putra buka dari jam 06.30-20.30. Tidak pernah libur. Bhek juga melayani jasa kiriman oleh-oleh. Cukup angkat telepon sebutkan pesanan dan transfer dananya. Bisa langsung dikirim, praktis. Sehingga orang luar Surabaya yang kangen oleh-oleh khas bisa terlayani. Di luar jam buka toko sebenarnya tetap dilayani. Tetapi perlu sedikit sabar karena semuanya dilayani Bambang sendiri. Tidak ada pegawai kalau tidak pas jam buka toko. Membeli oleh-oleh berapapun nilai nominalnya dilayani meskipun hanya membeli sebungkus kerupuk rambak. ”Itu pun kalau pembelinya tega,”ujarnya terkekeh.

Di dinding toko ini terpampang beberapa foto artis terkenal ibukota. Pertanda mudah kalau toko ini menjadi rujukan untuk mencari oleh-oleh. “Para artis itu enggak bakalan tenang kalau enggak ketemu saya dulu di sini. Bukan apa-apa, soalnya, saya kan kasirnya,” ujar Jeliteng penuh percaya diri.

Toko Bhek Putra

Jl.Kaliasin no.29, Surabaya

Tuesday, November 25, 2008

Batak, Purba, dan Dinosaurus

Tadi pagi anakku Satrio aku tunjukkan majalah National Geography Indonesia terbitan bulan Desember tahun 2007, tentang Dinosaurus.

Percakapan ini antara ibu dan Satrio.

Ibu: Io,... Dinosaurus ini binatang purba.

Io: O gitu ya bu...

Ibu: Di Batak ada juga orang yang namanya Purba.

Io: O berarti di Batak banyak Dinosaurus, ya bu?

Monday, November 24, 2008

Kepastian dan ketidakpastian


 

Katanya di dunia ini tidak ada kepastian, semua serba tidak pasti.

Tetapi justru ada yang bilang kalau ketidakpastian itulah justru suatu kepastian. Karena ketidakpastian itu sudah pasti berlangsung.

 

Wednesday, October 8, 2008

Tukang kacang rebus



Gue dulu waktu SD seneng banget beli kacang rebus. Lokasi tukang kacang rebus ini gue temuin di Surabaya.Di Jakarta kayaknya udah jarang yang jual kacang rebus model gerobakan gini. Padahal kayaknya jaman tahun 80an gampang ditemuinnya. Apalagi pas ada Jakarta Fair di Gambir.

Sekedar nostalgia aja,kalau beli kacang ini biasanya boleh njajal.
Tapi kadang abang yang jual cemberut juga kalau njajalnya kebanyakan, atau udah njajal masih minta
tambah kacang. Belum lagi belinya cuman dikit.

Di sini seperempat kg dihargain 5ribu. Jenisnya, kacang rebus asin, kacang sangrai manis, sama kacang rebus manis. Gue beli yang manis sama yang asin.

Lumayan buat sekedar nostalgia. 

Thursday, September 25, 2008

25 September 2008


 

Dua ormas terlibat bentrok di luar pengadilan negeri Jakarta Pusat.

Beda pendapat kayaknya sudah jadi bagian dari kehidupan.

Kenapa ya masih aja ada orang suka main pukul karenanya…


 

Sekarang enggak penting siapa yang salah atau siapa yang benar.

Cuma prihatin,

Kenapa harus pakai kekerasan?

Itu saja…..

Wednesday, September 24, 2008

Sepatu Bola


Cirikhas sepatu bola hingga saat ini adalah stud atau ada yang menyebutnya cleat alias “sepul” atau paku yaitu tonjolan di bawah sol sepatu. Tujuannya untuk kestabilan dan agar pemain tidak mudah terpeleset di lapangan rumput. Sepatu bola dibuat dari bermacam variasi kulit, tetapi awalnya kulit kangguru paling sering dijadikan pilihan.

Menurut aturan asosiasi sepakbola, mengenai peraturan permainan. Pada aturan ke 4:kelengkapan pemain adalah termasuk sepatu bola. Aturan ini berlaku hingga tahun 1891, sepatu bola dilarang menggunakan sol atau hak. Aturan ini pada tahun yang sama direvisi dengan diperbolehkan bar (batang) dan stud (paku). Asalkan keduanya dibuat dari kulit, dan panjangnya tidak boleh lebih dari setengah inchi. Dan dipasang sambil dibungkus kulit. Stud harus dibuat membulat, tidak boleh kerucut ataupun runcing dan diameternya tidak lebih dari satu inchi. Sehingga pada jaman itu, pemain bola biasanya memiliki beberapa pasang sepatu sesuai dengan cuaca lapangan permainan.

Pada pertengahan tahun 1950an Adidas mengenaikan sistem sekerup untuk stud. Yang bisa diganti-ganti terbuat dari plastik atau karet disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Bicara mengenai bobot, sepatu bola pada awalnya sangat berat, karena sepatu ini melindungi sampai pergelangan kaki atau mata kaki. Bentuk ini yang menjadi standar di bagian Utara Eropa selama beberapa tahun. Sedangkan di Eropa Selatan dan Amerika bagian Selatan lebih mengenal sepatu bola yang tidak perlu melindungi angkel. Sehingga bobot sepatu jauh lebih ringan. Dan, kemudian model ini menjadi model standar hingga saat ini.

Sepatu bola yang tergolong paling mutakhir hingga saat ini adalah T90 Laser II buatan Nike. Penggunaan tali sepatu yang tersembunyi dan terintegrasi memperluas bidang sepatu yang bersentuhan dengan bola. Kelebihannya pemain dapat lebih akurat mengontrol bola dengan akurat. Teknologi tali sepatu V-Twin lacing ini, memaksimalkan pemain striker untuk menendang bola, kekuatan tendangan bola bisa dilakukan secara maksimal.

Bahan sepatu T90 ini dari kulit Teijin synthetic leather, melindungi kaki pemain dan menjaga suhu kaki sesuai dengan suhu di luar selama kurang lebih 90 menit. Sehingga kaki tidak kepanasan atau pengap. Meskipun sepatu ini tahan air dengan teknologi eVENT membrane kaki tetap masih bisa bernafas dan tetap kering.

Kekerasan sol sepatu T90 yang sangat baik, membuat stabil posisi kaki ketika menendang bola. Stud atau cleat disusun secara individual personal, sehingga didapat cengkeraman yang optimal. Termasuk menciptakan kenyamanan di kaki pemakainya.
Sehingga kalau sepatunya sudah canggih, tinggal pemainnya yang mengimbangi kecanggihan sepatu bolanya…

Sepatu bola dari masa ke masa
Tahun 1526
Sepatu bola konon pertama kali dibuat pada jaman raja Henry VIII di Inggris. Ketika itu di tahun 1526 raja Henry memesan baju kebesaran, diantara baju-baju kebesaran itu kerajaan juga membelanjakan 45 pasang sepatu beludru dan 1 pasang sepatu bola yang terbuat dari kulit. Sayang, semua sepatu termasuk cikal bakal sepatu bola ini tidak diketahui keberadaannya hingga sekarang.
Sepatu bola jaman raja Henry VIII ini dibuat oleh seorang pembuat sepatu bernama Cornelius Johnson di tahun 1525, seharga 4 shillings, setara dengan 100 Poundsterling saat ini atau setara Rp. 1.671.400. Bahan sepatu bola dibuat dari kulit yang keras, tinggi sepatu ini melebihi pergelangan atau mata kaki sehingga bobot sepatu bola pertama ini lebih berat daripada sepatu biasa.
Tahun 1800an
Inilah awal mula bentuk sepatu bola yang sekarang. Karena pada sepatu yang terbuat dari kulit, sol sepatu atau alas sepatunya diberi paku baja. Berfungsi agar pemain tidak terpeleset dan untuk menjaga kestabilan.
Kemudian dibuat aturan supaya paku baja dibuat tumpul demi keamanan. Paku baja itu kini sebutannya cleat, yang ditanam di sol sepatu.
Tahun 1900-1940
Bentuk sepatu bola mulai lebih pasti dan tak berubah mulai dari tahun 1900 sampai akhir PD II. Di tahun ini muncul beberapa produsen sepatu bola seperti Gola(1905), Valsport (1920) dan pembuat sepatu dari Denmark, Hummel(1923).
Hingga di Jerman juga muncul Dassler bersaudara yaitu Adolf dan Rudolf yang membangun Gebruder Dassler Schuhfabrik (Dassler Brother Shoe Factory) di Herzogenaurach tahun 1924 dan mulai memproduksi sepatu bola tahun 1925 yang memiliki 6 atau 7 paku/cleat yang bisa dipindah-pindah. Bertujuan untuk menyesuaikan cuaca ketika bermain.
Tahun 1940-1960
Bobot sepatu semakin enteng, tak hanya sekedar sepatu. Fungsi sepatu mulai difokuskan untuk menendang dan kontrol bola.
Tahun 1948, perusahaan Adidas yang dipimpin Adolf (Adi) Dassler berseteru dengan saudaranya Rudolf . hal ini menjadi peletak dasar persaingan dalam produksi sepatu bola hingga sekarang. Rudolf membangun pabrik sepatu Puma tahun 1948, kemudian ia memproduksi sepatu bola Puma Atom. Memperkenalkan teknologi cleat pertama yang bisa diganti-ganti yang terbuat dari plastik atau karet. Teknologi ini sebenarnya yang memulai Puma di awal tahun 1950, tetapi karya ini juga diklaim sebagai milik Adidas.
Pada waktu itu sepatu bola masih dibuat di atas mata kaki atau pergelangan kaki. Materialnya berupa gabungan kulit dan bahan sintetis. Penggabungan bahan sepatu ini yang membuat bobot sepatu bola menjadi lebih enteng.
Tahun 1970
Tahun 1970 adalah jaman keemasan pesepak bola asal Brasil yaitu Pele dengan sepatu Puma King. Selama dekade ini awal mula pabrik sepatu mensponsori pemain. Setiap pemain dibayar dan harus memakai satu merek sepatu. Perkembangan disain sepatu bola juga mulai berkembang, bobot semakin ringan, warna semakin beragam, termasuk pertama kali warna sepatu bola yang seluruhnya putih.
Di tahun 1979 Adidas memproduksi sepatu bola yang sangat laris, yaitu Copa Mundial. Bahan sepatu dibuat dari kulit kangguru, untuk kecepatan dan kelincahan. Meskipun Adidas dominan memimpin pasar, beberapa produsen sepatu bola tetap bersaing memperebutkan pasar termasuk dengan munculnya merek Diadora (1977) dari seorang pembuat sepatu asal Italia.
Tahun 1980
Perkembangan yang cukup besar dalam dunia sepatu bola ketika Craig Johnson mantan pesepakbola di tahun 80an mendisain sepatu bola. Bernama Predator yang diproduksi Adidas tahun 1990. Kelebihan sepatu bola ini adalah traksi(gaya tarik/cengkeraman) antara sepatu dengan bola, juga sepatu dengan lapangan sangat baik.
Tak hanya itu, sepatu Predator ini memiliki “sweet spot” alias bagian sepatu yang bisa membuat bola melengkung ketika di tendang melambung di udara (tendangan pisang). Tahun 1985 produsen sepatu Inggris, Umbro mulai memproduksi sepatu bola. Begitu jugadi tahun 1982 produsen sepatu Lotto (Italia) dan Kelme (Spanyol)memproduksi sepatu bola.
Tahun 1990
Tahun 1994, Adidas Predator mengalami pengembangan terutama pada cleat yang tidak berwujud paku-paku lagi. Sol sepatu juga dibuat lebih fleksibel, dengan bahan polimer. Kemudian cleat dibentuk langsung dari sol berupa bilah seperti pisau. Disain ini membuat pemain lebih stabil. Tahun 1995 Adidas mengeluarkan teknologi cleat yang seperti pisau dan meruncing ujungnya ini.
Tahun 1996 produsen Puma mengenalkan Puma Cell Technology, yaitu sepatu yang tanpa memakai busa (foam free). Perkembangan yang mencolok adalah ketika Nike mengeluarkan sepatu bola Nike Mercurial (1998) yang beratnya hanya 200 gram.
Sumber: Footy-boots.com/bimo

Wednesday, August 20, 2008

biolaku pecah

14 tahun sudah menemani

ngamen dari restoran, kost-kost-an sampai kaki lima

panggung kampus sampai konser tingkat junior

dari gratisan sampai yang bayaran

dari pengantenan sampai 17 an

...

memang sudah menghasilkan "biola muda" untuk anakku

hasil ngamen di Metro tv mengisi ilustrasi musik buat hari Kartini

...

biola itu jatuh waktu di jemur, biar enggak lembab

enggak ada yang nyenggol eh tahunya "braak" jatuh pecah depan dan belakang...

enggak bisa omong apa-apa

sedikit shock juga...

 

harganya mungkin dianggap enggak seberapa

riwayat biola ini aku beli bekar dari sebuah grup keroncong di Kranji, Jakarta Timur yang bubar. infonya dari om ku yang seneng nyanyi keroncong di grup ini juga...

merek biola ini  Karl Hofner buatan tahun 1989. dulu harga barunya 900an ribu. aku beli bekas 350 ribu. minta uang sama bapakku. tadinya ibuku enggak setuju beli biola bekas ini...

tapi, aku sih nekad karena yakin enggak mungkin bisa beli dengan harga "semurah" itu. untung bapak setuju...

aku bisa bawa pulang biola ini merknya Karl Hofner 4/4 buatan tahun 1989.

enggak tahu sekarang jadi berapa harganya

...

sekarang lagi aku coba betulkan sendiri. aku coba mengelemnya dengan lem kayu biasa saja merek fox.

pasti suaranya akan jadi berubah

dari biola pecah "apa suaranya bisa jadi lebih indah atau mungkin enggak bisa indah lagi...?"

aku percaya keajaiban, siapa tahu malah bisa lebih indah...

meskipun banyak orang bilang itu mustahil!!!

....

yah,

kalau memang ada rejeki mungkin aku mau beli lagi.

tapi biola yang pecah ini enggak tergantikan

hanya ada satu biola dimana dia punya peran di sejarah hidupku

temen di kala sedih, seneng, patah hati, jatuh cinta, hopeless sewaktu masih menganggur...

banyak kenangannya, deh.

...

istriku sempet bilang, "kenapa biola yang paling kamu sayangi, itu pecah ya"

"mungkin kamu mau dikasih yang baru lagi"

"semoga bukan pertanda buruk"

...

padahal sebelum pecah, bangun tidur aku sudah bermain-main dengannya. disusul anakku yang ikut-ikut menggesek biola kesayangannya...

Monday, August 11, 2008

Makan di sini, yuk!

100_9048

Menunya apa aja ya?

Foto: yang motret istriku tersayang.

Ngeri enggak?

100_9027 100_9028 100_9029 100_9030

Foto ini yang motret istriku. Lokasinya di daerah Jatinegara, Jakarta Timur.

Kok tanggung bener ya bongkar gedungnya...

Emangnya enggak takut ngerubuhin orang di bawahnya?

Wednesday, August 6, 2008

Bendera, om...

100_8978

100_8979

Setiap bulan Agustus...

Tukang bendera mulai jualan.

Herannya, kok ya laku.

Karena tiap tahun pasti ada aja yang beli.

Memangnya, benderanya yang tahun lalu kemana?

 

Positifnya aja deh,

dari bendera dan segala pernak-perniknya bisa menjadi sumber penghasilan buat sebagian orang yang bergelut dalam bidang perbenderaan ini...

Selamat ulang tahun kemerdekaan Indonesia.

Sunday, August 3, 2008

Terapi Kristal

100_8895 100_8896

100_8897

Kalau mau gampang, baca yang di bawah ini ajah!

<b>Terapi Kristal</b>

Batu mulia atau kristal, tak hanya indah warna dan bentuknya. Dilihat dari jenis, usia, dan warna, kristal memiliki keistimewaan. Ia bisa memperbesar energi, memfokuskan energi, memindah energi dan menyimpan program. Dengan segala kelebihan ini kristal pun dapat dimanfaatkan sebagai sarana penyembuhan.

===

Batu mulia atau kristal kerap diidentikkan dengan batu aji-ajian ataupun jimat, karena memiliki kemampuan tertentu. Kadang dikeramatkan karena bisa menyembuhkan sampai untuk kekebalan. Batu mulia atau kristal sering dianggap gaib. Padahal keistimewaan kristal ini tak lain dan tak bukan karena memiliki daya efek piezo-elektrik dan piro-elektrik. Daya piezo-elektrik adalah daya yang dapat mengubah energi kinetik (daya pukulan) menjadi energi listrik (percikan). Buktinya, bila ujung kristal yang lancip dipukul dalam ruangan gelap, akan menimbulkan percikan api. Sedangkan daya piro-elektrik adalah kemampuan untuk menarik kemudian melemparkan energi listrik akibat menumpuknya muatan listrik pada permukaannya. Efek ini bisa dilihat ketika kristal <i>tourmaline</i> dimasukkan ke dalam bara api. Ketika kristal menjadi panas akan menarik abu kemudian melontarkannya.

<b>Prinsip penyembuhan dengan kristal</b>

Bagaimana prosesnya sehingga kristal dapat menyembuhkan? Timbulnya penyakit sebenarnya merupakan akibat dari ketidakseimbangan energi di dalam tubuh. Yaitu ketidakseimbangan <i>mind, body dan, soul</i> (tubuh, pikiran dan roh). Kalau ketiga unsur ini seimbang berarti orang itu sehat.

Kristal dapat menyelaraskan kembali sirkulasi energi dalam tubuh penderita. Caranya, kristal diletakkan pada cakra utama atau pada bagian tubuh yang sakit. Jenis batu atau kristal yang diletakkan disesuaikan dengan warna cakra pada tubuh.

Sepintas cara penyembuhannya seperti main-main saja. Karena dalam posisi tidur dan rileks, sekujur tubuh diletakkan batu-batu kristal berwarna-warni. Kelihatannya main-main, tetapi warna dan posisi kristal harus diletakkan secara benar dan tepat pada posisinya. Misalnya cakra di bagian kepala berwarna ungu, diberi kristal jenis kecubung atau <i>ametis</i> yang juga berwarna ungu. Energi yang dipancarkan kristal akan beresonansi dan berinterferensi/ bercampur dengan energi tubuh. Cakra atau bagian tubuh yang kurang sehat akan dibersihkan dan diselaraskan. Jika sembarang menaruh kristal, seperti warna kristal dan cakra pada tubuh tidak sesuaikan, akan berakibat mengacaukan sirkulasi energi tubuh. Bahkan bisa menjadi penyakit nantinya.

Terapi kristal meskipun tampaknya sederhana saja, seharusnya dikerjakan oleh tenaga ahli yang mengerti betul metode penyembuhan dengan kristal ini. “Seorang terapist yang menggunakan kristal untuk penyembuhan harus tahu betul apa yang akan dilakukannya. Pihak pasien pun boleh bertanya apa yang sedang dikerjakan pada dirinya dan bagaimana nanti hasilnya,” ujar Sumarsono Wuryadi, LRM seorang <i>holistic therapist</i> yang berpraktek di klinik Seroja di daerah Rempoa, Bintaro Jakarta.

Cakra adalah elemen sumber energi manusia. “Dalam proses penyembuhan, kristal nantinya akan memancarkan energi dan beresonansi dengan energi tubuh. Memang tidak terasa secara langsung. Kecuali bagi mereka yang cukup peka, bisa merasakan getaran energi dari kristal yang masuk dan keluar tubuh secara langsung,” begitu paparnya. Proses resonansi ini akan menyeimbangkan cakra tubuh yang kurang sehat.

<b>Cara lain memanfaatkan kristal</b>

Sumarsono menggunakan kristal sebagai sarana penyembuhan dengan meletakkannya di titik-titik cakra atau tempat yang sakit pada penderita. Menurutnya, penyembuhan dengan pemanfaatan kristal tak harus selalu dengan menggunakan metode demikian. Bisa dilakukan dengan cara lain.

Kita bisa memanfaatkan dan mendayagunakan kemampuan kristal semaksimal mungkin. Batu kristal menyimpan manfaat pada warna-warninya. Hanya dengan menggunakannya sebagai asesoris (batu cincin, kalung, anting, gelang) atau meletakkan kristal-kristal itu di meja kerja sebagai hiasan, kita pun dapat memetik manfaatnya. Meletakkan kristal di rumah atau ruang kerja berguna untuk menangkal energi negatif. Atau melengkapi energi yang kurang. Bentuk batu kristal bisa geometrik, segitiga, piramida, lingkaran, atau <i>cluster</i>(bongkahan batu sesuai aslinya).

Memang, agar kemampuannya dapat lebih terasa nyata, kristal terlebih dulu diberi program. “Programnya bisa berupa doa atau kalimat-kalimat positif yang ditujukan pada kristal. Misalnya sambil disentuh kristalnya, kita mengucapkan ‘kristal ini akan memancarkan energi positif dan menangkal energi negatif’,”ujar Sumarsono.

Dengan memajang kristal di ruangan misalnya, sadar ataupun tidak, kristal ini akan bekerja menyelaraskan sirkulasi energi di dalam ruangan di mana ia diletakkan. Hasil yang bisa dirasakan secara awam, ruangan akan terasa lebih bersinar, nyaman dan membuat betah orang yang berada di dalamnya. Itu semua bisa dilakukan dengan cara memprogram kristal dan selanjutnya biar kristalnya yang bekerja. Lantas bagaimana kalau kristalnya, diprogram yang jelek-jelek? Bisa saja, jawab Sumasono sambil tersenyum. Kristal bisa saja “bekerja” menurut kemauan yang memberi program. Namun, hasilnya tidak memuaskan dan justru akan berbalik pada orang yang memprogramnya. Karena pada dasarnya energi yang dipancarkan kristal adalah energi positif dan segala hal yang baik.

Selain kristal digunakan sebagai asesoris, di beberapa rumah mungkin pernah kita temui lampu kristal gantung. Nah, kalau lampu kristal gantung ini memang benar-benar asli terbuat dari kristal dapat dimaksimalkan pemanfaatannya. Sehingga tak sekedar sebagai lampu penerangan saja. Caranya, batu-batu kristal yang biasanya digantung sebagai ornamen-ornamen hiasan pemanis lampu, kita ‘program’. Apalagi lampu kristal biasanya terbuat dari batu jenis <i>quartz</i> yang memancarkan warna-warna aura. “Efeknya, bisa sungguh dahsyat. Selain ruangan menjadi sangat berkesan indah dan gagah, lampu kristal ini bisa menyeimbangkan sirkulasi energi seisi rumah, termasuk menyeimbangkan sirkulasi energi orang-orang yang berada di dalamnya,”jelas Sumarsono.

Hm, pantas saja lampu kristal gantung mahal harganya. Tak hanya indah, kalau tahu memaksimalkan pemanfaatannya bisa menyelaraskan energi dan menyehatkan seluruh penghuninya…

<b>inbok1</b>

<b>Merawat Kristal</b>

Kristal juga perlu dirawat dan dibersihkan. Tujuannya selain untuk membuatnya bersinar kembali juga untuk membersihkan energi negatif atau mentralisir energi.

1. Sebening apapun batu kristal alami biasanya ada semacam kabut. Kalau seratus persen tampak bening justru diragukan keasliannya.

2. Cuci kristal dengan alkohol atau cuci dengan larutan air garam. Komposisinya air satu liter dengan 2 sendok makan garam. Rendam kristal selama 1-6 jam. Kemudian bilaslah dengan air bersih. Selanjutnya keringkan dengan kain lembut.

3. Cara lain, bersihkan kristal dengan cara dikucuri air yang mengalir semalaman.

<b>inbok2</b>

<b>Pengaruh kristal pada manusia</b>

Kristal Efek

1. Garnet (merah) - menggembirakan, meningkatkan vitalitas tubuh.

2. Cornelian (oranye) -kehangatan, meningkatkan gairah hidup

3. Amber(kuning) -semangat meraih sukses untuk hidup

4. Citrine(kuning) -kemampuan menangkap intuisi, kejujuran

5. Olivine (hijau) -ketenangan hati dan kebaikan

6. Emerald (hijau zamrud) -cinta universal bumi dan alam semesta

7. Quartz cristal -membersihkan, mengorganisir energi

8. Amatis (ungu) -membangun spiritual

Monday, July 28, 2008

Botol kecap raksasa

101_8891

Anakku hapal betul dengan botol kecap ini. Ada dua botol kecap di jalan raya Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Satunya bermerek ABC satunya lagi Bango. Tetapi yang terakhir ini sudah bukan Bango lagi. Masih kosong logonya. Mungkin Bangonya lagi terbang he..he..he..

Cuman mau ngomong,...

Bentuk iklan yang bisa dijadikan semacam "monumen" sih asik-asik aja. Bukan sekedar papan nama atau spanduk apalagi tempelan di mana-mana. Enggak jadi bagian dari lingkungan. Iklan jadi kerasa asing dan berkesan bikin kotor aja!

Bikin iklan yang membuatnya menyatu dengan lingkungan emang enggak gampang...

Hebat mereka yang bikin itu.

Iklan jadi terasa bersahabat dan juga malah sayang kalau hilang seperti botol kecap di jalan raya Puncak itu...

Anakku pasti menunggu botol kecap selanjutnya kalau sudah melihat satu botol kecap yang pertama...

"Botol kecap satu lagi mana, pak?"

Sunday, July 27, 2008

Motor Taksi Lagi...

Kompas 28 Juli 2008

Lagi-lagi memuat taksi motor. Menurut koran ini, Motortaxi yang beroperasi di Denpasar dan Badung tarif jauh dekatnya hanya Rp.10.000

Taksi motor ini sudah beroperasi sejak Februari 2008.

Yang jadi pertanyaan,

Kalau motor sudah jadi taksi,...

terus ojek mau dibagaimanakan?

Apakah ojek akan tergusur?

Atau ojek dan motortaksi akan "beradu"?

Semoga saja tidak...

Thursday, July 24, 2008

Kirain...

DSC_4355 DSC_4356

DSC_4357

DSC_4358

Traktor ini, eh backhoe tepatnya. Kirain mau menghancurkan gedung yang lagi dibangun atau gedung yang mirip garasi.

Enggak tahunya gedung yang mirip tenda penganten itu...

Kok ya bisa teliti banget, ya...

Kalau gedung itu enggak ada surat ijin mendirikan bangunan. Kejadiannya di Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Oya,

Supir traktornya jago bener. Jadi tontonan yang menarik ketika dia masuk lorong sempit. Dan, proses sewaktu merobohkan gedungnya. Kok, bisa kendaraan berat itu lincah di tempat sempit. Manuvernya bikin geleng-geleng...

Tuesday, July 22, 2008

Ojek Taksi

Aku pernah nulis tentang ojek taksi kayaknya. Eh, udah ada "saingannya" sekarang. Cepet bener.

Namanya, limobike.

eh, sori. Aku belum yakin ini saingannya apa bukan sama yang pernah kutulis...

Soalnya sama-sama daerah Bintaro.

Cuman ojek taksi ini udah ada gambarnya di KOMPAS halaman 17 hari Selasa 22 Juli 2008.

Motornya matic. Ada GPSnya juga!

Sasarannya, menengah ke atas...

Awal Agustus mau beroperasi di Jakarta dan Denpasar. Baru ada 15 unit katanya.

Semoga aja enggak hujan pas naik ojek taksi ya!

Monday, July 21, 2008

Kulkas

bosch-refrigerator-classic-edition-open1

Kulkas, arti kosa kata ini di kamus Bahasa Indonesia adalah lemari pendingin. Gunanya untuk menyimpan makanan agar tidak cepat busuk.

Kebetulan kulkas di rumah lagi rusak.

Evaporator, tempat yang biasanya untuk bikin es batu, bocor!

Kenapa?

Karena melanggar aturan yang sudah tertulis di lemari es. Jangan mencongkel es dengan pisau!

Akibatnya?

Ya, bocor kena tusuk pisau evaporatornya...

(Bukan saya yang mencongkelnya, siapa yang melakukannya? enggak perlu saya sebutkan, lah...)

Terus,

Kulkasnya enggak bisa dingin.

Kemudian saya tanya ke tukang servis kulkas. Biayanya, sekitar Rp.600an ribu. Ini sudah termasuk ongkos jasa, beli evaporator, beli filter, plus isi freon Rp85.000

Ditimbang-timbang, biaya servis hampir mendekati biaya waktu beli baru. Waktu itu belinya Rp900an ribu.

Jadinya, kan bingung! Mau servis atau beli baru.

Kalau ada uangnya, mendingan beli baru, deh.

Terus,...

Kulkas yang masih keliatan baru itu, karena baru 5 tahunan umurnya...jadi besi tua? Atau dimanfaatkan jadi lemari pakaian atau lemari buku?

Aneh, ah!

Lantas,

Gimana kalau coba-coba betulin sendiri, kayak Mc Gyver, atau Prof.Lang Ling Lung di komik Donal Bebek...

Pagi ini, sebelum sampai ke kantor mampir dulu ke toko alat-alat kulkas. Evaporatornya Rp150 ribuan. Plus isi freon Rp85000. Masih terjangkau, lah! Dengan kata lain bisa lebih irit!

Masalahnya sekarang, bagaimana menyambung pipa evaporator ini?

Katanya, perlu las yang memakai logam kuningan... (alatnya enggak punya)

Ya udah,...

dipikir dulu lagi ajah...

fotonya:http://homeappliances.files.wordpress.com/2006/11/bosch-refrigerator-classic-edition-open1.jpg

Thursday, July 17, 2008

Selamat ulang tahun Nelson Mandela

Hari ini jumat 18 Juli 2008, Nelson Mandela ulang tahun ke 90

Selamat ulang tahun ya, Kek...

Mantan presiden Afrika Selatan ini biarpun udah enggak jadi kepala negara masih aja diakui sama dunia internasional.

Coba enggak cuman Mandela aja yang begini...

Arianna artinya pembawa pesan

Seorang kawan menyodorkan nama ini.

Kenapa, sih?

Soale, lagi cari nama yang pas untuk jabang bayi.

Jadi inget pak pos.

Dia yang suka nganterin surat, kadang juga paket.

Sekarang pak pos kalah pamor sama SMS.

Kalau paket kadang masih dilakukan pak pos atau titipan kilat.

Jadi kangen,

merasakan lagi pak pos mengetuk pintu mengantarkan sebuah surat.

"Permisi..., Po..oos..."

Thursday, July 10, 2008

giliran mati listrik

beberapa email forwardan, baca juga di koran, nonton pula di tv memberitahu giliran pemadaman listrik

kalau sudah giliran mati listrik begini mau apa?

marah? kesel? kecewa? boleh aja, kok!

jaman sekarang ini, enggak ada listrik seperti enggak jalan peradaban...

semua sendi kehidupan tersengat listrik

dari yang paling sederhana saja, pompa air jelas-jelas pake listrik

enggak ada listrik bisa enggak ada air

enggak ada air bisa kacau

walaupun sebenernya pompa air yang enggak pake listrik juga ada

tapi ya sudah enggak jamannya lagi

belum lagi kalau sumur airnya memang dalam

tidak mungkin lagi ditimba atau dipompatangan

banyak hal yang ada di belakang pemadaman listrik ini

mungkin pasokan energinya yang memang kurang atau lagi mahal

sudahlah,...

coba dinikmati dulu saja

giliran pemadaman listrik ini

selanjutnya akan ada apa lagi

setelah BBM naik, semua harga kebutuhan naik, dan sekarang muncul giliran pemadaman listrik

belum lagi ada siap-siap jelang Pemilu

terus apalagi enggak tahu deh...

coba dilihat, dicermati, dan kita mau apa atau mau bagaimana nanti?

Wednesday, July 9, 2008

Zebra cross

101_8711 nyebrang nyebrang1

Menyeberang jalan sekarang enggak segampang dulu lagi...

Perlu ditemani Satpam biar aman. Apa artinya zebra cross?

Monday, July 7, 2008

Pedagang menolak Carrefour di Pluit

Begitu judul di KOMPAS selasa 8 Juli 2008 di hal 25 kolom METROPOLITAN

Sekitar seribu pedagang pasar tradisional Muara Karang dan Pluit, Jakarta Utara, berunujuk rasa di depan Kantor Pusat Carrefour di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.

Hm,...

Pasar tradisional dan pasar moderen sedang berebut pembeli. Karena jarak pasar tradisional dan pasar modern ini hanya 1,5 kilometer.

Pasar moderen memang serba bersih, nyaman, dan mungkin saja lebih murah karena modalnya besar.

Pasar tradisonal memang becek, kotor, kurang nyaman, tetapi banyak keluarga yang dihidupi juga dari pasar kotor dan becek ini.

Walaupun di pasar bersih dan nyaman tadi juga banyak menyerap tenaga kerja juga. Tetapi coba dihitung-hitung lagi...

Memangnya enggak sayang menggusur pasar tradisional? Apa yang boleh menikmati keuntungan hanya pedagang besar saja yang bisa membuat pasar yang indah, bersih,dan berAC.

Kalau saling menghormati keberadaan masing-masing kayaknya bisa aja hidup saling mengisi dan berdampingan.

Tapi ya jangan terlalu dekat berdampingannya...

Sunday, July 6, 2008

Main bola, yuk!

101_8683

Senengnya bisa main bola gini. Becek-becekan...

Dulu waktu kecil saya juga suka main bola di tempat "becek yang enggak ada ojek" ini.

Tapi ya gitu, enggak bisa main bola yang bener. Cuma capek ngejar-ngejar enggak pernah kebagian bola.

Sampai akhirnya aku enggak suka bola sama sekali.

Nonton pertandingan sepak bola aja juga enggak suka. Aneh, kata orang...anak laki enggak suka bola...

Enggak apa-apa, kan?

Kalau aku enggak suka bola?

Tukang Parkir

101_8645

Kehadirannya kadang menolong.

Memberitahu mana tempat parkir yang kosong. Mengatur kelancaran saat keluar dari parkiran. Apalagi kalau parkirannya di pinggir jalan yang besar dan ramai.

Tukang parkir...

Kios tukang rokok

101_8634

Dulu sewaktu tahun 80an, kios tukang rokok ini jadi salah satu ciri khas Jakarta, menurutku. Setiap 1-2 km ada kios tukang rokok ini di pinggir jalan. Di beberapa gang di perumahan juga ada biasanya...

Kios atau warung rokok ini seperti "Cirkle-K"-nya, Indonesia. 24 jam enggak pernah tutup, bahkan libur Lebaran aja paling 1-2 hari aja. Enggak cuma rokok yang dijual, perlengkapan rumah tangga yang kecil-kecil biasanya ada. Dari odol, shampo, sabun, sampai pisau silet cukur jenggot, dan kumis.

Penjualnya sudah menyatu dengan kios ini.

Kios yang sempit ini juga dijadikan tempat tinggalnya...

Pernah saya melihat satu kios ini dihuni bapak, 2 anak dan seorang istri...

Sekarang kios ini mulai tergusur minimarket, supermarket, hipermarket...

Tapi di foto ini mereka masih "berani bersaing"...

Bagaikan David vs Goliath...

Thursday, July 3, 2008

Tuesday, July 1, 2008

Kebun Organis

ini foto diambil di kebun organis Rm. Agatho, Cisarua, Bogor, Jawa Barat.

Konsep kebun di sini rupanya tidak selalu tanah ladang, kebun, atau sawah.

Hunian bertingkat juga bisa dijadikan lahan pertanian. Kalau mau...

soal cerita tentang kebun organisnya nanti saja ya...

Masih dikumpulkan bahan-bahan hasil wawancaranya. he..he..he..

Monday, June 30, 2008

Kamera

Hari ini Selasa 1 Juli 2008, pagi-pagi jam 4 sudah bangun. Terus enggak bisa tidur lagi. Iseng beres-beresin lemari. Ngecek kondisi kamera analog alias yang masih pakai film. Syukur kondisinya bersih dan sehat semua. Cuma ada satu kamera yang baterainya habis. Mumpung ingat, baterainya dicopot sekalian biar enggak ngerusak dalemnya bodi kamera kalau baterainya bocor.

Lho? Kameranya ada berapa sih? Emangnya kolektor? Ya, jelas bukan! Ada satu kamera Nikon FM 10, ini kamera pertama yang dimiliki waktu masih kuliah (sampai sekarang). Dibelikan bapak. Dengan kamera ini saya belajar motret. Itu pun belajar secara amatiran aja. Dari motret benda bergerak, benda diam, termasuk barang dagangan (kerajinan tangan, pas photo, pengantenan teman, sampai motret sewaktu mbah kakung Cokro meninggal. Hasilnya gambarnya, ya sekadarnya.

Setelah selesai kuliah…

(Kuliahnya enggak ada hubungannya sama motret, lho. FKIP jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Sanata Dharma Yogyakarta, jelas bukan ngajari motret, kan?)

Pinginnya masih kuliah lagi. Waktu itu pingin njajal masuk ISI sekolahannya para seniman katanya. Mau ambil jurusan musik pertunjukan. (yang ini ceritanya nanti aja, deh…)

Masih ngomongin soal kamera, nih...

Pokoknya, waktu itu masih nganggur. Dari hasil nabung jualan kerajinan dan kerja serabutan lainnya, saya ambil kursus fotografi jurnalistik di Antara. Saya ambil yang kursus bukan program semesteran. Karena uangnya waktu itu enggak cukup. Kenapa enggak minta dukungan? Ah, ceritanya mau mandiri…

Oya, sebelum kursus fotografi jurnalistik ini, saya sempat belajar cuci cetak foto hitam putih dari tukang foto. Sebut aja namanya Koh Amen. Dia ini tukang foto sudah sejak jaman saya masih kecil. Foto ijasah TK sampai SMAsaya, dia yang motret dan cetak fotonya. Sekarang umur saya 34 tahun. Kios foto Koh Amen masih buka sampai sekarang di Kampung Ambon, Jakarta Timur.

Waktu belajar cuci cetak fotonya, sih enggak disengaja gitu. Waktu itu saya masih luntang-lantung. Sambil nunggu panggilan kerjaan, saya menghabiskan waktu kongkow di kios foto Koh Amen ini. Saya diberi ilmu fotografi hitam putih pas photo berdasarkan pengalamannya bertahun-tahun. Padahal ilmu ini, sumber penghidupannya sampai sekarang. Saya sendiri enggak tahu kenapa, saya dikasih tahu begitu aja dan gratis. Yang membuat terharu, selama kongkow di kiosnya ini saya dibelikan nasi Padang untuk makan siang. “Sudah makan aja. Enggak usah malu, enggak usah dipikir,”begitu katanya. Kurang lebih sebulan saya kongkow di kios ini.

Enggak kongkow lagi, karena ada panggilan <i>freelance</i> di Litbang KOMPAS. Kerjanya, mengkoding dan menghitung hasil survei pembaca KOMPAS. Kerjaannya bosen. Tapi duitnya seneng, he..he..he..

Nah, upahnya ini buat kursus fotografi jurnalistik plus sokongan dari gaji pacarku. (Waktu itu pacarku yang sekarang jadi istriku ini sudah bekerja lebih dulu.)

Selama belajar fotografi jurnalistik di Antara alirannya hitam putih. Wah, pas bener. Aku sudah tahu duluan. Karena cuci cetak film dan foto hitam putih semuanya masih manual. Terima kasih, Koh Amen!

Ijasah fotografi jurnalistik jadi modal saya buat ngelamar jadi wartawan di KOMPAS. Kurang lebih dua tahun saya ngelamar terus. Dipanggil tes juga, tetapi ya gagal terus juga. Pastinya saya enggak hapal berapa kali ikut tes dan berapa kali gagal. Pokoknya banyak, dah. Akhirnya, saya diterima juga di Gramedia Majalah jadi wartawan Tabloid Citra.

Sudah selesai ngomongin kameranya? Belum!

Di Tabloid Citra enggak sampai setahun. Dipecat! Untungnya masih bisa dapet kerjaan lagi. Masih wartawan juga. Di Majalah SERU!

Mulai bisa nabung, deh. Kepingin beli kamera. Pilihan jatuh ke Nikon F3 HP. Kameranya jadul banget dan berat. Tapi saya bangga banget bawa kamera ini. Enggak cuma kamera, saya juga beli Enlarger dan segala perlengkapan untuk cuci cetak foto hitam putih.

Terus kamera digital datang…

Menawarkan kemudahan dan serba instan.

Kepingin lagi beli kamera yang digital. Sekarang sudah enggak di Majalah SERU! lagi, soalnya udah tutup. Lantas, saya “dilimpahkan” ke majalah Intisari. Singkat cerita, setelah cukup uangnya, kebeli kamera KODAK Z740. Senengnya jeprat-jepret pakai kamera digital. Enggak pakai film dan cuci cetak foto segala. Kurang puas dan enggak pede, beli lagi kamera digital Nikon D80 Kit. Cuma, kok ya masih segitu-gitu aja hasil jepretannya. Masih perlu terus belajar dan belajar lagi…

Kepinginan enggak ada habisnya, ya…

Waktu itu...

Istri saya sedang ke sebuah mal, kebetulan lihat pinhole camera. Saya minta dibelikan juga. Sekarang punya pinhole camera, deh

alias kamera lubang jarum. Tetapi sayangnya belum saya coba kamera ini.

101_8563

Nah, hari ini sepertinya “rasa haus” saya bermain dengan kamera muncul lagi. Pinhole camera yang masih dalam kotak pembungkusnya saya rangkai.

Apakah ini pertanda saatnya saya belajar memotret lagi?

hari ini...

DSC_3746

Foto ini kuambil di suatu sudut di Kota Gede, Yogyakarta. Tidak tahu ini rumah milik siapa. Hanya tertegun melihat rumah yang megah di sebuah gang kecil, yang hanya cukup untuk lewat dua motor yang berlawanan arah.

Mungkin ini rumah milik seorang kaya...

Kok mungkin? Rasanya, memang orang kaya. Syukur, masih bisa mengagumi rumah ini.

Karena semuanya bisa saja berubah...

Entah karena bencana, rubuh karena usia, atau dimusnahkan karena sudah dibeli orang lain...

Hm,...

Hanya ingin mencoba mensyukuri apa yang bisa dilihat hari ini.

Syukur apa yang sudah dialami hingga hari ini.

Thursday, June 26, 2008

Ralat, dan Maaf salah...

Sampai sekarang bakmi Pak Rebo masih berjualan di Jl. Brigjen Katamso, Jogjakarta. Warung bakmi Pak Rebo hanya berjualan selepas sore hari dengan tenda di depan Sekolah Dasar Kintelan di depan hotel Melia Purosani.

yang ditebali ini salah...
bukan hotel Melia Purosani...
tapi tempat fotokopi.
Enggak ada hotel di situ...

Sori salah...
maaf ya...

Wednesday, June 25, 2008

25 June 2008

Di KOMPAS halaman 25, (25/6/08) di bagian KILAS METRO, ada yang menarik.

Taksi sepeda motor. Perusahaan taksi sepeda motor ini namanya A-Trans, operasinya di Jakarta. Pelayanannya persis taksi, hanya kendaraannya motor. Bisa ditelpon pesan antar. Wilayah jelajahnya Jl Sudirman dan sekitarnya dengan radius 1 km. Berangkatnya, dari daerah Bintaro, Tangerang, Banten ke Sudirman atau sebaliknya.

Jeli bener ini perusahaan. Jajahannya memang daerah macet sepanjang jalan kenangan. Ongkos pengganti bensin Bintaro-Sudirman atau sebaliknya dipatok Rp20.000. Masuk akal. Tapi saya enggak tahu pastinya ini sudah termasuk ongkos jasa "ojek"nya belum, ya.

Enggak ada liburnya lagi, tujuh hari seminggu dari jam 06.30-18.00.

Terobosan yang unik, tepat sasaran, dan tentunya menghasilkan…

Tuesday, June 24, 2008

Klenteng resep

Di Vihara Danagun Memohon Kesembuhan

Di tengah hiruk pikuknya Jalan Surya Kencana, Bogor yang disesaki angkot di dekat pasar Bogor ini terdapat sebuah klenteng yang sudah berumur kurang lebih tiga abad. Namanya, klenteng Hok Tek Bio atau kini sebutannya Vihara Danagun.

Seperti klenteng biasanya, tempat ini untuk beribadah umat Konghucu dan penganut ajaran Taoisme. Di dalam klenteng ini pada altar utamanya terdapat tiga patung dewa-dewi, yakni patung Hok Tek Ceng Sin (Dewa Bumi), Kwan Sheng Te Kun (Panglima Perang), dan Kwan She In (Dewi Welas Asih atau Dewi Penolong).“Patung Hok Tek Ceng Sin ukurannya sedikit lebih besar dan diletakkan di bagian tengah. Karena dia memang kongco (dewa sesepuh) utama Hok Tek Bio. Dan dianggap sebagai dewa tuan rumah dari kelenteng ini,” ujar Karta Lugina (80) salah seorang sesepuh di sini. Kepada dewa-dewi ini dipanjatkan doa-doa dan permohonan.
Selain sebagai tempat beribadah, umat di klenteng ini pun biasa melakukan permohonan dan ciamsi. Mengutip penjelasan dari SiuTao.com, situs internet tentang Taoisme, ciamsi adalah tradisi peramalan yang berakar pada ajaran Taoisme. Zhang Tao Ling atau Zhang Daoling, penyebar ajaran Tao yang hidup pada abad ke-2 Masehi, menciptakan metode ciamsi bertujuan membantu orang-orang yang berdoa di klenteng untuk menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang dihadapi. Hasil ramalannya berbentuk kata-kata atau syair yang ditulis di lembar-lembar kertas. Isinya, penjelasan atau petunjuk-petunjuk tertentu yang dianggap sebagai jawaban dewa atau dewi atas doa yang dipanjatkan.
Wujud ciamsi berupa tabung bambu berisi bilah-bilah bambu yang di dalamnya tertera nomor ramalan. Kemudian dikocok sambil memohon atau berdoa sampai keluar satu bilah bambu sebagai jawabannya. Sebelum mengocok ciamsi ini perlu melempar sio pweh berupa keping kayu berbentuk seperti ginjal untuk menentukan apakah dewa-dewi mengijinkan atau mengabulkan permintaannya. Jika posisi sio pweh satu terbuka dan satu tertutup berarti dewa-dewi memberi ijin. Dan, dilanjutkan mengocok ciamsi.




Ciamsi obat

Di Hok Tek Bio ini tak hanya ciamsi nasib ataupun peruntungan tetapi ada juga ciamsi obat. Bahkan klenteng ini dikenal dewa buminya sering memberikan resep obat yang manjur. Tetapi jangan sampai salah masuk lokasinya. Sebab masih di dalam lokasi klenteng ini ada klinik dokter umum juga untuk melayani mereka yang tidak mampu. Untuk ciamsi obat ada di dalam klenteng tepatnya di depan altar utama di depan patung dewa bumi.

“Banyak yang datang ke sini, ciamsi untuk mendapatkan obat, terus sembuh,” ujar Susana Handoyo (50) salah seorang pengurus klenteng. Susana secara khusus mengurusi ciamsi obat ini sejak tahun 2002 menggantikan pengurus yang terdahulu. Ada 60 jenis resep untuk bermacam jenis penyakit dari sakit maag, encok, diabetes, lever, asam urat, hingga sakit jantung dan stroke. Resepnya bertuliskan aksara China. Hanya toko obat Cina yang bisa membaca resep ini dan menyediakan ramuan obatnya. Biasanya berupa jejamuan yang direbus kemudian diminum airnya.

“Segala macam penyakit bisa disembuhkan dengan ciamsi obat ini. Asalkan yakin dan percaya,” yakin Susana. Dari pengalamannya, mereka yang tidak yakin percuma saja datang ke sini karena tidak akan mendapatkan ciamsi yang benar. “Ditunjukkan dengan lebih dari tiga kali sio pweh tidak menunjukkan kalau dewa Hok Tek Ceng Sin memberi ijin. Walaupun sebenarnya siapapun bisa memohon obat di sini apapun agamanya, asalkan percaya,”tambahnya.

Bagi yang belum pernah dan belum tahu tata caranya, Susana akan membimbing bagaimana melakukan ciamsi obat. Pasien diminta mengikuti semua tata cara ciamsi termasuk membakar hio atau dupa. Sambil memegang sio pweh pasien mengenalkan diri, menyebutkan umur, shio dan keluhan penyakit yang dialami. Kalau sio pweh terbuka dan tertutup, pasien bisa melanjutkan dengan mengocok ciamsi untuk mendapatkan nomor resep. Lantas bagaimana dengan dosis obatnya? Lewat petunjuk sio pweh juga Susana bisa memberitahu pada pasien bagaimana dosis obatnya termasuk apakah obat yang diminum boleh diteruskan atau tidak. “Berapa kali obat diminum atau takarannya saya bisa langsung tanyakan. Termasuk pasien yang sudah pernah ke sini dan sudah agak baikan. Pasien bisa tanya mengenai resepnya. Apakah resep obatnya dilanjutkan atau tidak. Lewat doa saya dan petunjuk sio pweh,”paparnya.

Susana tidak memungut biaya untuk jasanya membimbing melakukan ciamsi obat. Ia menyarankan untuk mengisi kotak dana yang ada saja sesukarela orang yang ingin berderma. Uniknya, walaupun Susana sudah menolong ratusan orang lewat ciamsi obat ini, ia justru jarang sekali memohon obat pada dewa bumi. “Kalau saya sakit, saya minta air putih saja untuk obat. Karena saya yakin, air putih yang sudah didoakan bisa menyembuhkan saya juga,” ujarnya mantap.

lupa koma

25 Juni 2008

Seorang sahabat, mengingatkanku

Sering lupa koma, ya Mas kalau nulis?

contohnya; Keturunan, Lingkungan dan Genetik. (di depannya dan itu mestinya ada koma (,)

hm,

makasih...
semoga aku enggak lupa sama koma lagi...

Siomay kejutan!

Siomay keliling

Si penjual siomay keliling yang mangkal di depan parkiran motor Ranch Market, Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini namanya Rahman. Setiap hari mangkal dari jam 3 sore. Apa yang menarik dari siomay keliling ini pasti sudah bisa ditebak. Kalau menurut ukuran lidah saya, sih siomaynya cukup enak dengan harga yang wajar khas siomay gerobak keliling. Untuk 3 biji siomay dihargainya Rp5000. Bumbu kacangnya gurih manis, siomaynya sendiri cukup gurih. Terasa ikannya meski samar-samar tertutup tepung kanji.

Yang “tidak wajar” durasi berjualannya tidak lebih dari 3-4 jam setiap harinya. Buktinya setiap pulang kantor sekitar jam 6 sampai setengah 7 sore, saya sering kehabisan. “Sudah habis, Siomaynya,” kata Rahman sambil senyum-senyum mendorong gerobaknya pulang.

Pengalaman kehabisan siomay ini sudah yang kesekian kalinya…

Salut tapi kecewa juga karena kehabisan…

Kenapa enggak diniati saja datang lebih siang kalau memang mau beli siomay? Hm,…iya juga ya. Tapi ya enggak saya lakukan juga. Karena ketemunya siomaynya Rahman ini sambil lalu saja,kok. Ke Ranch market-nya juga sesekali saja untuk beli bahan makanan keperluan masak besoknya. Yang enggak ada di tukang sayur langganan.

Waktu itu saya lagi males ikut istri masuk ke supermarket dan memilih menunggu di parkiran motor saja. Menunggu sambil makan siomay, tentu tidak menjemukan…

Siomay-nya Rahman ini jadi semacam “kejutan” buat saya sambil menunggu di parkiran. Kalau pas kehabisan seperti enggak kebagian “lotere”(undian berhadiah)…

Hm,…

Kemarin malam saya dapat “lotere”,nih…


24 June 2008

Ada dua orang sukses masuk koran hari ini…

Di surat pembaca hari ini:

kolektormusik.com sukses menipu Muhammad Suhud asal Jl. Brigjen Hasan Basri no.39, Banjarmasin. Masalahnya dia sudah transfer sejumlah uang tetapi

kiriman CDnya tidak sampai-sampai ke tujuan.


Di sosok KOMPAS hari ini;

Ada "T" Fuad dari Medan menggapai Yahoo!

Begitu judulnya…

Fuad yang lebih seneng dipanggil T ini sukses kerja di perusahaan Yahoo! Sampai punya jabatan yang mantap,deh…


Rupanya kalau dipikir-pikir…

Keduanya sama-sama orang sukses…

Tapi yang satu suksesnya jelek karena menipu

Satunya lagi sukses karena kerja keras…

Seperti Yin dan Yang…

Sukses ya ada dua juga sukses jelek dan sukses baik…

Terserah aja mau pilih yang mana, gak penting dah….




Photo:dok. pribadi

Monday, June 23, 2008

<b>Makan dan minum sesuai kebutuhan tubuh</b>

Menjaga keselarasan tubuh bisa dimulai dari apa yang kita makan dan minum. Seperti ajaran Taoisme tentang alam semesta, yang menganut prinsip keteraturan dan keselarasan, yin dan yang. Menjadi sehat dapat dilakukun cukup dengan makan dan minum mengikuti prinsip yin dan yang, serta pola hidup yang mengikuti perjalanan chi.

===

Manusia modern masa kini semakin gandrung dengan perawatan kesehatan tubuh. Tak heran banyak bermunculan produk-produk kesehatan seperti multivitamin termasuk klinik-klinik kesehatan yang menawarkan bermacam metode bagaimana cara menuju sehat. Walaupun untuk menjadi sehat sesungguhnya tak perlu biaya mahal dan metode yang sulit. Karena alam semesta telah menyediakan semuanya, termasuk bagaimana caranya jika ingin menjadi sehat. Menurut dr. William Adi Tedja, TCM, MA dari Klinik Utomo Chinese Medical Center, Jakarta Barat, untuk menjadi sehat cukup dengan pola makan dan minum sesuai kebutuhan tubuh.

<b>Tubuh punyal sinyal alamiah</b>

Bagaimana kita tahu kebutuhan tubuh? Sederhana saja,menurut William, ikuti saja kemauan tubuh saat itu. Karena keinginan atau kemauan saat itu adalah alarm/sinyal alamiah tubuh yang membutuhkan sesuatu. Mau makan atau minum yang bersifat panas atau yang dingin, ikuti saja. Mengapa begitu, karena sifat tubuh manusia terbagi dua juga antara panas(yang) dan dingin (yin). Seperti apa cirinya? Contoh sederhanya manusia yang sifatnya panas (yang) maunya aktif bergerak, gampang marah dan suka di tempat yang dingin. Sedangkan ciri manusia yang sifatnya dingin (yin) akan lebih kalem, suka minum yang hangat-hangat, lebih suka di tempat yang panas (tidak suka berlama-lama di ruangan ber-AC). Nah, ketika makan, lambung pun ada yang sifatnya dingin dan ada yang sifatnya panas. Pada lambung yang sifatnya dingin, makan yang pedas-pedas akan biasa saja, malah seimbang. Lambung yang sifatnya panas, jika makan pedas langsung perutnya terasa enggak enak. Reaksi ini timbul karena tubuh secara alamiah memberi sinyal kalau kebutuhannya sudah terpenuhi atau kelebihan. "Kalau tubuh atau perut sudah terasa enggak enak atau eneg misalnya. Tandanya tubuh minta berhenti asupannya," ujar William. Perasaan tidak enak ini adalah bagian dari proses tubuh untuk menyelaraskan antara yin dan yang. Kalau tubuh sudah merasa enak berarti yin dan yang seimbang.

Makanan bersifat ying (dingin) contohnya sayur mayur dan buah-buahan. Untuk makanan bersifat yang (panas) antara lain daging dan ikan. Sayur dan buah kebanyakan sifatnya dingin. Tetapi jika ingin lebih detil lagi perlu diperhatikan dia tumbuh di mana. Misalkan sayuran itu tumbuhnya di tempat dingin justru sifatnya panas (yang). Untuk hewan sifatnya panas, karena hewan selalu bergerak baik yang hidup di darat ataupun di lautan. Kecuali jika hewan itu saat dipelihara di dalam kandang, sifatnya akan menjadi ying (dingin).

William menegaskan bahwa orang yang masih bisa menyantap makanan atau minuman yang sifatnya panas atau dingin, berarti kesehatannya masih bagus. Kalau sudah tidak seimbang tubuhnya, contohnya sudah lebih memilih salah satu rasa baik panas atau dingin saja, atau tidak kedua-duanya, suatu pertanda kalau di dalam tubuhnya ada yang sakit.

Secara alamiah dan mengikuti hukum alam, sinyal alamiah tubuh ini juga akan terganggu fungsinya karena disebabkan umur. Di usia lanjut manusia tidak bisa tahu apa kebutuhan tubuhnya sendiri. Karena di masa ini organ tubuh sudah mulai berkurang fungsionalnya. Ditandai dengan mau makan apa saja terasa tidak enak. Keinginannya tidak jelas. Kondisi ini akan datang saat wanita berumur 49 tahun atau ketika mengalami menopause. Sedangkan pada pria diperkirakan ketika berumur 64 tahun.

<b>Hidup mengikuti pola perjalanan chi</b>

Mumpung belum berumur lanjut, untuk menjadi sehat selain mengonsumsi makanan dengan prinsip<i> yin</i> dan <i>yang</i>, ada baiknya didukung pula dengan pola hidup yang mengikuti pola perjalanan chi atau pola meridian tubuh.

Pola meridian pada tubuh manusia (zi wu liu zhu) sejak dulu digunakan oleh para ahli pengobatan China sebagai titik-titik akupuntur. Pada titik-titik meridian terdapat berbagai aliran chi. Ada chi yang berputar, chi yang berjalan di dalam pembuluh darah (nutri chi) dan ada yang di luar pembuluh darah (pelindung chi). Fungsi ketiga chi ini sama, yaitu sebagai daya tahan tubuh dari serangan kuman. Perjalanan chi di dalam pembuluh darah dan pelindung chi yang berada di luar pembuluh darah arahnya saling berlawanan. Berdasarkan pola perjalanan chi itu, William menawarkan pola hidup yang selaras dan seimbang. Sesibuk apapun kita, sebaiknya sebelum jam 23.00 sudah beranjak tidur. Jika dipaksakan bekerja malah akan merusak fungsi hati.

Berikut ini pola hidup yang mengikuti perjalanan chi:

<b>Pagi menjelang sore </b>
Pukul 07.00-09.00
Lambung sedang bekerja optimal. Jangan lewatkan makan pagi untuk proses pembentukan energi sepanjang hari. Minum jus saat perut kosong akan mudah diserap tubuh. Selaput jantung pada jam ini sedang bekerja secara minimal.

Pukul 09.00-11.00
Limpa sedang bekerja maksimal. Ia menyalurkan cairan nutrisi ke seluruh tubuh untuk energi pertumbuhan. Jika saat ini terasa mengantuk berarti fungsi limpa Anda sedang lemah. Kurangi konsumsi gula, lemak, minyak dan protein hewani. Pada organ tiga pemanas (san ciau) sedang bekerja minimal

Pukul 11.00-13.00
Jantung sedang bekerja maksimal. Sebaiknya gunakan waktu untuk beristirahat, hindari panas, olah fisik yang berat dan kegiatan yang menimbulkan emosi. Terutama bagi mereka yang mengalami gangguan pembuluh darah. Kandung empedu pada waktu ini sedang bekerja minimal

Pukul 13.00-15.00
Hati sedang bekerja minimal. Saat ini darah merah berkumpul di hati. Dan terjadi proses regenerasi sel hati. Bila fungsi hati kuat, tubuh kuat menangkal penyakit. Usus kecil sedang bekerja maksimal pada jam ini. Waktu yang tepat untuk makan siang.

Pukul 15.00-17.00
Fungsi paru-paru sedang bekerja minimal. Tubuh butuh istirahat untuk pembuangan racun dan pembentukan energi paru-paru. Pada jam ini kantong kemih justru sedang bekerja maksimal.

<b>Malam menjelang pagi</b>
Pukul 17.00- 19.00
Ginjal sedang bekerja maksimal. Jam ini baik untuk belajar karena sedang terjadi proses pertumbuhan otak dan kecerdasan serta pembentukan sumsum tulang. Organ usus besar sedang bekerja minimal.

Pukul 19.00-21.00
Lambung bekerja minimal. Hindari konsumsi makanan yang sulit dicerna. Atau berhenti makan sama sekali. Pada jam ini selaput jantung bekerja maksimal.

Pukul 21.00-23.00
Limpa sedang bekerja minimal karena terjadi proses pembuangan racun dan regenerasi sel limpa. Sebaiknya istirahat sambil dengar musik menenangkan jiwa. Untuk meningkatkan imunitas tubuh. organ tiga pemanas (san ciau) sedang bekerja maksimal.

Pukul 23.00-01.00
Jantung bekerja minimal. Sebaiknya tidur. Begadang akan melemahkan fungsi jantung. Kantung empedu sedang bekerja maksimal.

Pukul 01.00-03.00
Hati bekerja maksimal. Terjadi proses pembuangan racun hasil metabolisme tubuh. jika ada luka dalam akan terasa sakit. Jam ini usus kecil bekerja minimal.

Pukul 03.00-05.00
Paru-paru bekerja maksimal karena terjadi proses pembuangan racun. Bila fungsi paru-paru terganggu akan memicu batuk dan bersin-bersin. Lakukan olah nafas. Kandung kemih sedang bekerja minimal.

Pukul 05.00-07.00
Usus besar bekerja maksimal. Biasakan buang air besar teratur.
Ginjal sedang bekerja minimal.

<b>inbok</b>

<b>Keturunan, lingkungan dan kebiasaan</b>

Sifat tubuh manusia baik itu <i>yin</i> atau <i>yang</i> dipengaruhi oleh faktor keturunan, lingkungan dan kebiasaan.

  1. Sifat tubuh karena faktor keturunan. Misalnya ketika hamil, sang ibu lebih suka makanan yang pedas, nantinya anak dalam kandungannya lebih suka makanan yang dingin. Ini terjadi karena perlu adanya keseimbangan yin dan yang.
  2. Sifat tubuh yang dipengaruhi lingkungan contohnya, hampir kebanyakan orang Indonesia lebih suka ke tempat-tempat yang dingin. Ini karena hawa lingkungan sekitarnya panas.
  3. Sifat tubuh yang dipengaruhi oleh kebiasaan. Sifat tubuh seseorang bisa berubah karena kebiasaan. Misalnya seseorang yang tadinya sifat tubuhnya panas bisa menjadi dingin karena terlalu banyak mengonsumsi sayur. Lama kelamaan lambungnya akan bersifat dingin.
  4. Supaya seimbang yin dan yang, makanlah kombinasi antara panas dan dingin. Kalau bisa bersuhu hangat sesuai dengan suhu tubuh normal. Sesekali ingin panas dan dingin, tidak apa-apa. Ikuti saja kemauan tubuh, Anda.








Hidup secara organis

Sunday, June 22, 2008

bebas fiskal

Senin, 23 Juni 2008

Katanya KOMPAS 23/6/08 hal 15, yang punya NPWP sekarang bebas biaya fiskal kalau ke luar negeri. Tapi yang belum punya NPWP dan umurnya 21 tahun, tetep bayar dong sejuta…

Monggo yang mau ke luar negeri dan punya NPWP sudah bisa ngirit sejuta…

Powered by ScribeFire.

Senin, 23 Juni 2008

Katanya KOMPAS 23/6/08 hal 15, yang punya NPWP sekarang bebas biaya fiskal kalau ke luar negeri. Tapi yang belum punya NPWP dan umurnya 21 tahun, tetep bayar dong sejuta…

Monggo yang mau ke luar negeri dan punya NPWP sudah bisa ngirit sejuta…

Tuesday, June 17, 2008


<b>Sate Kelinci</b>

Buat yang suka pemandangan dan sejuknya hawa pegunungan, di Jogjakarta ada tempat yang suasana dan sejuknya seperti di Lembang, Bandung, Jawa Barat. Kaliurang nama tempatnya. Entah kebetulan atau tidak antara Kaliurang dan Lembang ini juga sama-sama punya menu khas, yakni sate kelinci.

Ada yang bilang sate ayam dibandingkan dengan sate kelinci sama saja rasanya. Tetapi kok, penasaran juga seperti apa rasanya sate kelinci. Karena sama sekali belum pernah menyantap sate kelinci. Kebetulan lagi di dekat taman bermain anak-anak di Kaliurang ada penjual sate kelinci. Pak Raji nama penjual sate kelinci ini, ia sudah 15 tahun berjualan sate kelinci di sini. Uniknya, hampir setiap penjual sate di sini tak hanya menjual sate kelinci, tetapi juga sate ayam.

Untuk perbandingan dipesanlah sate ayam dan sate kelinci sekaligus. Dari penampilannya saja seporsi sate kelinci dan seporsi sate ayam tidak jauh berbeda. Bumbunya juga ya sama saja antara sate ayam dan sate kelinci. Kalau tidak bumbu kecap yang terdiri dari bawang merah dan irisan cabe merah, ya bumbu kacang yang terdiri dari kacang tanah, bawang merah, bawang putih, cabe, kencur, kemiri, asem dan daun jeruk purut. Soal pilihan antara bumbu kecap atau bumbu kacang ini tergantung selera saja.

Nah, buat yang baru pertama kali mencicipi sate kelinci, mungkin akan terkecoh. Karena rasanya tidak jauh berbeda dengan sate ayam. Sepertinya sama saja rasanya. Apalagi saat baru saja disajikan dari panggangan. Tetapi kalau satenya sudah dingin, baru terasa bedanya di antara keduanya. Sate kelinci akan lebih alot daripada sate ayam kalau sudah dingin. Sate kelinci tekstur dagingnya lebih kasar daripada daging ayam. Sate kelinci selain agak alot, lemak atau gajihnya sedikit. Ketika masih mentah, warna daging kelinci lebih agak kemerahan dibandingkan dengan daging ayam. Berbeda dengan binatang berkaki empat yang lain seperti kambing misalnya yang memiliki bau </i>pregusnya</i> yang khas, daging kelinci tidak <i>prengus</i> atau bebauan khas daging kelinci.

Ada yang beda antara pedagang sate kelinci di Lembang dengan yang ada di Kaliurang. Di Lembang, sebelum menyantap sate, pembeli bisa memilih kelincinya dulu. Maklum di Lembang memang banyak peternakan kelinci. Tinggal tega atau tidak saja untuk milih kelincinya sebelum dimakan atau disate. Nah, di Kaliurang tidak perlu memilih kelincinya dulu. Tinggal pesan satenya saja untuk dipanggang. Menurut Pak Raji, meskipun di Kaliurang cukup kondang sate kelincinya dan banyak pedagangnya malah tidak ada peternakannya. Karena di sini peternakan kelinci justru tidak berkembang, kurang cocok buat kelinci kabarnya. Kelinci untuk sate biasanya didatangkan dari Muntilan atau belanja di pasar Pakem.

Menurut Pak Raji, satu ekor kelinci kalau dijadikan sate bisa menjadi 150-200 tusuk tetapi potongan dagingnya kecil-kecil saja. Hampir seluruh bagian kelinci bisa disate. Kecuali kepala, kulit, usus dan paru-parunya tidak dipakai. Namun, kadang ada pelanggan yang memesan kepala kelinci untuk sop yang konon dipercaya untuk meningkatkan kesuburan. "Tapi kalau enggak ada yang pesan, ya kepalanya dibuang," ujar Pak Raji enteng.

Penikmat sate kelinci di Kaliurang ini jika sedang hari libur atau <i>weekend</i> cukup banyak. Maklum saja Kaliurang memang lokasi wisata. Pengunjung yang datang ke sini selain pelesir atau piknik, biasanya menyantap sate kelinci atau sekedar icip-icip untuk yang baru pertama kali. Pak Raji mengaku bisa menghabiskan 10 ekor kelinci jika sedang ramai pengunjung. Untuk seporsi sate kelincinya berisi sepuluh tusuk dihargainya Rp8000, itupun sudah termasuk lontongnya.





foto:http://www.thereddragonhood.com/images/rabbit.jpg

<b>Sate Kuda</b>

Makan sate siapapun sepertinya suka. Salah satu cara paling mudah dan sederhana untuk mengolah daging menjadi santapan lezat. Saking mudahnya, yang pun disate macam-macam. Dari daging ayam, sapi, kerbau, rusa, kambing, kelinci sampai kuda. Hah, kuda? Betul, kuda enggak hanya untuk binatang pekerja, dagingnya juga layak dikonsumsi. Salah satu kedai yang menyajikan sate kuda ini berada di dekat jembatan Gondosuli, di jl Sudirman no.25, Jogjakarta.

Ketika jalan-jalan di Malioboro mata ini tertuju pada moda kendaraan tradisional yang ditarik kuda. Di Jojga sebutannya andong. Kereta kudanya beroda empat. Kalau sedang berbelok roda depannya bergerak seperti mobil. Mumpung di Jojga sesekali coba, ah. Saat sedang menikmati perjalanan dan pemandangan sekitar, kudanya agak malas. Kusirnya berteriak ,"ayo Jabrik kerja. Jangan loyo. Nanti saya sate kamu!" sambil dipecuti si Jabrik giat lagi menghela kereta. Kudanya disate? Kok tega pak kusir? "Ya tidak," ujarnya tersenyum. "Kalau mau sate kuda ya tinggal beli saja," ucapnya enteng.

Rupanya sate kuda bukan barang baru meskipun agak langka di Jogjakarta. Salah satunya ada di dekat hotel Santika, dekat jembatan Gondosuli. Terinspirasi ucapan kusir sewaktu di Malioboro tadi, jadi ingin mencoba seperti apa rasanya sate kuda. Mitos tentang khasiat sate kuda ini macam-macam, ada yang bilang bisa menambah stamina, menghilangkan pegal linu, menghilangkan asma, sampai meningkatkan keperkasaan. Maklum, kuda, kan simbol keperkasaan. Tetapi kali ini tujuannya bukan itu, hanya sekedar ingin tahu seperti apa rasanya sate kuda.

Karena baru pertama kali, pesannya hanya seporsi sate kuda yang harganya Rp.10.000 isi enam tusuk. Sate daging kuda ini pasangannya bumbu kecap. Walaupun bisa juga sate kuda disajikan dengan bumbu kacang. Tetapi menurut penjualnya ibu Parti yang sudah berjualan sate kuda selama 11 tahun di sini, sate kuda lebih terasa segar dan mantap dengan bumbu kecap. Nikmatnya menyantap sate daging kuda, bila disantap dalam keadaan masih panas, baru diangkat dari panggangan. Saat gigitan pertama rasanya seperti daging sapi atau daging kerbau. Serat dagingnya besar, tidak berbau sama sekali. Memang cocok saat dicocoli sambel kecap. Dagingnya terasa gurih. Tetapi jika menyantap sate kuda ini dalam keadaan dingin, rasanya jadi berubah. Dagingnya jadi lebih <i>a lot</i> atau keras, melelahkan rahang ketika mengunyahnya. Padahal saat panas, dagingnya empuk saja. Sate kuda memang nikmatnya disantap di tempat.

Ibu Parti berjualan sate kuda awalnya memang coba-coba. Waktu itu sekitar tahun 1997an bersama suami tercinta Eko Tamtomo, mencoba membuka warung makan untuk penghidupan. "Karena warung makan di Jogja sudah banyak. Jenis makanan yang dijual harus beda dari warung yang sudah ada. Awalnya mau berjualan <i>sengsu</i> (tongseng asu/anjing), tetapi hati saya kurang cocok. Lantas dipilih sate kuda. Alhamdulilah ternyata laku sampai sekarang,"papar Parti. Lagipula di Jogja penjual sate kuda masih sangat jarang. Peluang usaha tentunya masih terbuka lebar. Kendalanya karena belum pernah menjual sate kuda, bersama suami, Parti perlu menimba ilmu pada penjual yang ada sebelumnya. Ilmu itu dicari sampai ke Segoroyoso, Bantul. Karena sate kuda ini populer di desa Segoroyoso, lokasinya di jalan antara Jogya dan Imogiri (makam raja-raja Mataram). Di sini ada penjagalan sapi dan kuda. Untuk pasokan daging kuda memang berasal dari tempat ini.

Usaha Parti dan Eko tidak sia-sia. Kehadiran warung sate kudanya mendapat sambutan baik. Konsumen terus berdatangan. Apalagi lokasi warung ini termasuk strategis, ada di pinggir jalan besar di tengah kota Jogjakarta, plus dekat dengan hotel-hotel berbintang, Santika dan Mercure. "Pelanggan biasanya coba-coba dulu, apalagi tamu-tamu hotel yang datang dari luar kota. Setelah merasakan, mereka terus menceritakan teman-temannya lagi. Menyebar dari mulut ke mulut," ucap Parti.

Tampilan warung ini sederhana saja. Seperti warung nasi biasa saja atau warteg (warung Tegal) di Jakarta. Karena selain menjual sate kuda, warung ini juga berjualan nasi sayur dan lauk pauk. Dengan menu sederhana seperti menu rumahan, ada sayur lodeh, tempe, tahu, dan ikan goreng. Warung ini buka sejak jam 08.00 pagi sampai jam 10.00 malam. Kapasitasnya paling tidak muat untuk 10 orang, duduk di bangku kayu panjang. Setiap harinya, warung ini membutuhkan minimal 5 kg daging kuda untuk dibuat sate. Jumlah ini akan bertambah saat akhir pekan atau liburan panjang, saat banyak wisatawan yang berlibur ke Jogja.

Sebenarnya daging kuda ini tak hanya diolah untuk dijadikan sate. Parti juga melayani pesanan daging kuda untuk dibuat dendeng atau empal daging kuda. Tentunya dengan harga yang spesial.

Bagaimana, Anda mau mencobanya?



Photo:http://www.horse-directory.co.uk/horse01.jpg

<b>Bakmi godog pelosok Mbah Mo</b>

Meskipun warung bakmi Jawa tersebar di mana-mana, Apalagi di Jogja. Bakmi godog yang satu ini sungguh menohok hati. Sudah di pelosok, antrinya juga lama. Jika hanya melihat tampilannya justru tidak mengundang selera. Warnanya pucat pasi. Tetapi lain ceritanya saat menyeruput kesegaran kuah <i>nyemeknya</i>…

Setengah jam menunggu untuk sepiring bakmi godog di warung ini mungkin belum lah terlalu lama. Masih ada yang lebih lama lagi antri menunggu. Maklum saja, cara memasak bakmi di sini dimasak satu per satu dengan tungku arang. Meskipun ada dua tungku yang menyala tetap saja lama. Sebagai peringatan, warung ini bukan untuk orang yang sedang terburu waktu. Kacang bawang, emping, kerupuk rambak siap menemani Anda sambil menunggu.

Setelah menanti, sepiring bakmi godog sudah tersedia di meja, tampilannya putih pucat pasi. Sendokan pertama langsung diarahkan untuk menyeruput kuah bakmi godognya…<i>sruput</i>…sruput</i>…<i>sruput</i>…wah, gurihnya menyegarkan. Perasaan lelah menunggu dan capek menuju tempat ini terbayar sudah!

Walaupun bahan bakmi godog alias bakmi rebus ala Jawa ini ya… hanya itu-itu saja, diantaranya bakmi telur dengan kubis, daun bawang, daun seledri, telur bebek, suwiran daging ayam, kuah ayam kampung dan dimasak di atas tungku arang. Bumbunya, bawang merah, bawang putih, kemiri, garam, penyedap rasa, dan cabe.Tetapi cita rasa bakmi godog Mbah Mo ini sangat nikmat, apalagi disantap panas-panas. Kuahnya yang gurih tidak bikin <i>eneg</i>. Kuah kaldu kentalnya tercipta dari rebusan babon ayam kampung dicampur kocokan telur bebek. <i>Sueger banget</i>…

Warung bakmi Mbah Mo dirintis sejak tahun 1986 oleh Atemo Wiyono (alm) alias mbah Mo. Nah, sekarang yang disebut-sebut mbah Mo adalah mbah Yatin alias istri mbah Atemo Wiyono. Sebelum membuka warung bakmi Jawa di Code, Bantul, dulunya Mbah Mo membantu sekaligus belajar dengan kakak iparnya Pak Rebo yang berjualan bakmi Jawa dan tinggal di Jogjakarta. Sampai sekarang bakmi Pak Rebo masih berjualan di Jl. Brigjen Katamso, Jogjakarta. Warung bakmi Pak Rebo hanya berjualan selepas sore hari dengan tenda di depan Sekolah Dasar Kintelan di depan hotel Melia Purosani. Kemudian Mbah Mo membuka sendiri warung bakminya di Bantul, setelah Pak Rebo meninggal dunia.

Seberapa pelosok bakmi Mbah Mo ini berada? Lokasinya ada di dusun Code, Trirenggo, Bantul. Bisa ditempuh melalui jalan Parangtritis atau Jalan Bantul yang menuju arah Samas. Jika dari arah Jogya, melalui jalan Parangtritis terus saja sampai ketemu perempatan daerah Manding. Kemudian belok ke kanan ada sentra industri kulit. Masih menyusuri jalan ini, di kiri jalan ada penunjuk arah bakmi Mbah Mo dari produsen rokok. Lantas belok ke kanan. Kemudian lurus saja, sampai ketemu pertigaan ketemu penunjuk Mbah Mo lagi. Kemudian pilih jalan yang ada gapuranya berupa jalan sempit kampung. Sampai di gang kedua ketemu papan Mbah Mo lagi. Kemudian belok kiri, sampai tujuan. Kalau dari Jogjakarta menuju mbah Mo memilih dari jalan Bantul menuju Samas, sesampai pertigaan lampu merah mesjid Agung, Bantul langsung belok ke kiri. Menyusuri dusun Gose yang jalannya cukup panjang, di kiri kanan jalannya masih sawah. Kemudian cari lagi jalan yang menuju dusun Code, Trirenggo. Selanjutnya ada beberapa papan petunjuk dari produsen rokok. Intinya sering bertanya saja kalau tersesat di jalan, ya…

Warung bakmi Mbah Mo buka setiap hari dari jam 05.00 sore sampai jam 11.00 malam. Tidak pernah libur. Biar tidak kehabisan dan antri terlalu banyak disarankan untuk datang sebelum jam 05.00 sore. Apalagi jika ingin menikmati bakmi godog langsung dari racikan tangan Mbah Mo jangan lebih dari jam 08.00 malam. Lantas siapa lagi yang memasak? Selanjutnya akan diteruskan dua anak Mbah Mo, yakni Mbak Tik dan Mbak Jiyah. Plus seorang anak menantunya Mas Murlidi. Masing-masing juru masak ini memiliki penggemarnya. Memang juru masak favoritnya tetap Mbah Mo.

Di warung ini disediakan meja dan lincak (kursi panjang dari bambu) yang dapat menampung 70an orang. Sepiring bakmi godog "polos" di sini dihargai Rp9000. Jika ada tambahan brutu, sayap, paha, ati atau ampela ayam alias "istimewa" menjadi Rp15.000. Selain bakmi godog, ada menu bakmi goreng juga. Untuk minumannya di sini serba hangat dari the, jeruk hingga kopi. Tidak disediakan minuman dingin. Tetapi tetap menyegarkan, salah satunya yang layak dicoba adalah jeruk jahe, yaitu jeruk nipis yang ditambahi jahe. Rasanya yang kecut, manis hangat cocok sebagai pamungkas gurihnya mi godog Mbah Mo.

"Walaupun pelosok, enggak bikin kapok…"

<b>Segarnya rujak es krim Harjowinatan</b>

Panasnya kota Jogjakarta di siang hari sungguh menyengat kulit. Kerongkonganpun jadi ikut-ikutan terasa haus. Minum segelas air saja rasanya masih belum cukup. Mulut ini masih mengiba ingin sekali mengunyah makanan segar dan manis. Saat begini paling pas menyantap buah-buahan, rujak, es krim, atau rujak es krim sekalian. Di mulut terasa <i>krekes-krekes</i>, manis, pedas, dingin…suegerrr…

Mungkin belum semuanya tahu apa itu rujak es krim. Sederhana saja penjelasanannya, rujak es krim ini hanya rujak serut atau rujak gobet alias rujak parut kasar yang diberi es krim di atasnya. Buah untuk rujaknya diserut atau diparut kasar. Kemudian bumbu rujaknya terdiri dari kencur, terasi, garam, cabe, gula jawa, dan asem jawa. Ya, seperti bumbu rujak biasanya. Sedangkan es krimnya, hanya es puter kelas kampung. Bahan es puter biasanya terdiri dari gula pasir, tepung maizena/jagung, susu, santan kelapa, dan esen atau pencita rasa seperti vanili atau rasa aroma buah.

Ketika rujak es krim ini sudah di mulut, rasanya campur aduk, lah. Bingung, tetapi segar menyenangkan. Bayangkan saja, ada rasa <i>krekes-krekes</i> buah segar antara lain nanas, bengkoang, timun, pepaya muda, mangga muda, juga kedondong. Masih dalam satu kunyahan, muncul rasa pedas sambel rujak. Dihantam lagi dengan ada rasa manis segar dingin dari es puter.

Seorang teman yang lama tinggal di Jogja pernah membagikan tips memakan rujak es krim ini agar lebih terasa syahdu. Intinya, jangan diaduk semua antara es krim dan rujaknya. Biarkan saja terpisah. Makan lebih dulu rujaknya dari pinggir piring. Melipir terus sedikit demi sedikit, sesendok demi sesendok baru kemudian menyantap sisa es krim sebagai pamungkasnya.

Rasa kencur, terasi, garam, cabe, gula jawa, dan asem alias bumbu rujak, agaknya memegang peranan penting. Bumbu rujak yang tidak terlalu pedas dan buah yang selalu segar menjadi andalan rujak es krim Pak Paino yang berjualan di sekitar Pakualaman ini, tepatnya di jalan Harjowinatan. "Kalau mau tambah pedas, tinggal tambah sambel yang sudah disediakan," ujarnya enteng. Meskipun jualannya rujak es krim kalau ingin es puter saja juga dilayani di sini,Rp1000 semangkuk kecil.

Lokasi rujak es krim Pak Paino ini di bawah pohon rindang cukup tersembunyi dari jalan raya, di balik dinding kediaman Paku Alam. Seperti tidak ada habis-habisnya pembeli yang datang silih berganti. Kebanyakan pembeli membelinya untuk dibawa pulang atau disantap di jalan. Karena memang hanya ada sepuluhan kursi bakso untuk mereka yang menyantap di tempat. Kalau mau makan di tempat jangan lupa membawa air putih. Karena rasa manisnya kadang masih tertinggal di tenggorokan.

Pak Paino dibantu sang istri dalam meracik bumbu dan menyerut buah-buahan. Mereka sengaja tidak menyerut dulu rujaknya. Semuanya dibuat dadakan termasuk sambal rujaknya. Itu semua dilakukan supaya rujak serutnya tetap segar <i>krekes-krekes</i> tidak layu. Hanya es puternya yang sudah disiapkan dari rumah. Rujak es krim Pak Paino ini buka setiap hari dari jam 08.00 hingga sehabisnya. Dan katanya ia tidak pernah libur. "Kalau pas Lebaran atau libur panjang, bisa menghabiskan 3-4 tabung es puter," ujar Paino sumringah. Padahal satu tabung es puter bisa untuk 400 porsi rujak es krim yang seporsinya dihargai Rp.2000

Entah siapa yang memulai pertama kali menjual rujak es krim ini di Jogja. Karena penjual rujak es krim kerap dijumpai di lokasi dekat keramaian. Dekat lokasi wisata, kampus atau sekolahan misalnya. Pak Paino sendiri sudah berjualan rujak es krim ini selama 25 tahun. Saat itu seporsinya masih dihargai Rp50. Awalnya pak Paino membantu kakaknya pak Nardi berjualan rujak es krim. Kini keduanya berjualan sendiri-sendiri namun bergantian hari di lokasi yang sama. Kalau menurut sejarah mereka berdua ini sebelum berjualan rujak es krim, memang penjual es krim puter keliling. Di saat penjualan es puter kurang menggairahkan apalagi di saat musim hujan mereka mencoba mencampurnya dengan rujak serut. Rupanya hasilnya lebih memuaskan setelah es krimnya dicampuri rujak. Meskipun hujan tetap masih ada pembeli. "Memang masih tetap lebih ramai pembelinya kalau kemarau," aku Paino.

Pak Paino ini juga menerima pesanan rujak es krim atau es puter saja. Paling tidak pesan sehari sebelumnya supaya bisa belanja bahan-bahannya lebih dulu. Untuk satu tabung es puter dihargai Rp175.000. Pilihan rasa es krimnya tinggal pesan rasa kopyor, kelapa muda, nangka, atau vanili.

Pak Paino( 081392237543)

<b>Tongseng Kopyok Mbah Ganis</b>

Masih di kawasan wisata Kaliurang, tepatnya di dekat obyek wisata air terjun Telaga Putri, ada warung makan Mbah Ganis yang layak untuk dikunjungi. Tongseng kopyok yang hangat, kuahnya yang gurih dan menyegarkan menjadi menu khas yang pas bersanding dengan sejuknya hawa Kaliurang.

Entah kebetulan atau tidak, biasanya warung makan yang berada di sekitar obyek wisata hanya menyajikan makanan cepat saji yang ala kadarnya. Sudah harganya mahal, terasa kurang mantap, serta jauh dari selera. Bikin kecewa saja. Tetapi anggapan ini akan pupus ketika memasuki warung Mbah Ganis yang ada di pelataran obyek wisata Telogo Putri.

Sate, tongseng, dan nasi goreng adalah menu ujung tombaknya. Secara sepintas sajian ini biasa saja. Mbah Ganis pemilik warung yang sebenarnya masih berumur 40 tahun ini, merekayasa ketiga menu ini menjadi sajian yang berbeda yaitu tongseng <i>kopyok</i>, dan nasi <i>klenyer</i>.

Apa, sih bedanya? Kuah tongseng <i>kopyok</i> yang manis gurih lebih terasa nendang pedasnya. Tetapi buat yang enggak suka pedas, bisa pesan jangan pedas-pedas kuahnya. Saat proses memasak tongsengnya, daging mentah tidak langsung dicemplungkan ke kuah tongseng. Kuah tongseng dan dagingnya dimasak sendiri-sendiri. Kuah tongseng yaitu kuah gule beserta bumbu tongsengnya antara lain, daun bawang, cabe merah, bawang putih, bawang merah, lada hitam, kemiri, ketumbar, dan kecap dipanaskan dalam wajan. Tak ketinggalan ditambah sayuran khas tongseng yaitu tomat dan kol. Nah, <i>kopyok</i>nya adalah telur ayam yang dicemplungkan ke kuah tongseng ini. Sedangkan cara memasak dagingnya dibakar dulu seperti sate tetapi tanpa bumbu. Kalau sudah matang dagingnya, barulah daging ini disiram kuah tongseng <i>kopyok</i>nya. Pembeli bisa memilih daging untuk tongseng <i>kopyok</i>nya. Di sini tersedia ayam, kelinci, atau kambing, untuk pilihan daging ini sesuai selera pelanggan.

Bicara soal rasa tongseng <i>kopyok</i> ini, memang jadi lain. Agak jauh dari rasa tongseng sesungguhnya. Penyajiannya saja seperti sate dengan bumbu kuah gule yang cerah. Rasa kuahnya perpaduan antara oseng-oseng, gule, dan rasa tongseng yang samar-samar. Dagingnya pun terasa lebih empuk. Bukannya jadi tidak enak, malah muncul hasrat untuk tambah lagi menu tongseng ala Mbah Ganis ini dan sepiring nasi. Keinginan ini perlu diredam dulu karena ada menu lain yang wajib dicoba yaitu nasi <i>klenyer</i>.

Menurut Mbah Ganis, nasi <i>klenyer</i> ini sehabis menyantapnya membuat <i>kelenger keleler-keleler</i> jadinya <i>klenyer</i> karena nasi ini banyak mengandung lemak tadinya. "Namun, sekarang lemaknya dikurangi demi kesehatan," ujar Mbah Ganis menjelaskan. Menu ini sesungguhnya nasi goreng kambing yang bumbu racikannya adalah bumbu tongseng. Singkatnya nasi goreng kambing rasa tongseng. Agak <i>nyemek</i> atau basah karena ada kuah tongseng sedikit plus daging dan sedikit sayuran. Rasanya, gurih tongseng dan nasi goreng, bikin kelenger bener, deh seperti namanya…

Menu-menu yang ada di warung Mbah Ganis ini buah karya racikannya sendiri. Meskipun sebagian besar perjalanan karirnya justru tidak menyenggol kuliner sama sekali. "Semuanya ini hasil dari main ke mana saja dan mencoba apa saja. Tetapi akhirnya kembali ke tempat kelahiran saya ini. Dari hobi icip-icip tempat makan yang orang bilang enak, kemudian saya buat racikannya lagi menurut perasaan saya," paparnya. Pengalaman hidup Mbah Ganis selama belasan tahun justru lebih banyak di atas panggung hiburan. Dari penyanyi pop daerah, dangdut, hingga penyanyi <i>jathilan</i> (kesenian kuda lumping). Tak heran jika di tabel menu makanan, yang harganya relatif terjangkau, (rata-rata setiap menu seporsinya dihargai Rp 8000an), tercantum juga kelompok organ tunggal dan <i>jathilan</i> asuhan Mbah Ganis.

Warung makan Mbah Ganis ini kapasitasnya sekitar 50an orang, terdiri dari meja kursi 20 orang, sisanya lesehan. Di hari libur atau akhir pekan, warung ini kerap dipenuhi pengunjung. Baik penduduk sekitar maupun wisatawan yang datang ke Kaliurang. Menu yang paling diserbu biasanya tongseng, tongseng kopyok dan sate kelinci.

Uniknya, warung ini jam bukanya hampir 24 jam. Mulai buka jam 07.00 pagi dan tutup jam 05.00 subuh. "Soalnya saya perlu tidur juga, kan. Dan, karyawan butuh belanja bahan-bahan keperluan juga," kekeh mbah Ganis. Walaupun lokasi warung ini dekat dengan obyek wisata, pengunjungnya tak hanya pengunjung Kaliurang yang ramai di siang atau sore hari. Malamnya juga sering diserbu para penginap di villa-villa seputaran Kaliurang.

Hawa sejuk plus, hangatnya kuah tongseng <i>kopyok</i> Mbah Ganis yang gurih menyegarkan ini menjadi sayang kalau dilewatkan…