Wednesday, February 28, 2007

Beristri Muda? Enggak Masalah


Lelaki Tua Beristri Muda? Enggak Masalah
Oleh: A. Bimo Wijoseno




Punya istri yang umurnya jauh lebih muda memang bukan perkara mudah. Jika beda usianya terlalu jauh, urusan kepuasan di atas ranjang bisa jadi taruhan. Kadang, saat suami sudah merasa terpuaskan, istri justru masih ingin sesi tambahan. Bakal repot, kalau tak ada keinginan memperbaiki keadaan.
=====
Usia gaek dalam banyak hal tidak menjadi masalah buat pria. Bahkan ada pemeo yang populer di kalangan kaum laki-laki, bahwa "hidup baru dimulai di usia 40 tahun". Di usia matang itu pula, lelaki sering disebut-sebut mengalami puber kedua. Mata mulai lirik sana, lirik sini. Bahkan banyak yang sampai jatuh cinta lagi. Semangat dan tingkah lakunya pun mirip remaja yang sedang kasmaran.
Kalaupun kemudian harus menjatuhkan pilihan, pria matang itu bakal memilih wanita muda. Tak jarang, wanita yang dipilihnya berusia belasan hingga puluhan tahun lebih muda. Padahal, dari beberapa sumber pustaka dan pengalaman banyak orang, ketika mengalami ketuaan, pria (dan manusia pada umumnya) memasuki masa rentan terhadap serangan berbagai macam gangguan dan penyakit. Sialnya lagi, usia yang makin meningkat itu secara alamiah kerap disertai juga dengan penurunan kemampuan di atas ranjang, mulai dari sulit berereksi hingga lambat ejakulasi. Akibatnya, keinginan untuk berhubungan seksual dengan pasangan yang berumur jauh lebih muda menjadi jauh berkurang. Frekuensi bercinta pun ikut menurun.
Namun, itu yang umum terjadi. Bagi M. Gumulyo (51), lelaki yang punya istri 24 tahun lebih muda, usia makin lanjut justru membuat ranjangnya makin bergoyang kencang. Mau tahu rahasianya?

Seks nikmat perlu sehat
"Untuk bisa tetap menikmati aktivitas seks sampai tua, apalagi jika beristri lebih muda, badan kita perlu sehat dan fit," begitu ungkap Gumulyo.
Marketing supervisor di sebuah perusahaan perkapalan di Jakarta ini sejak 2002 ditinggal istrinya yang meninggal akibat sakit. Gumulyo sempat mengubur keinginan untuk menikah lagi. Tak terbayangkan jika akhirnya dia mendapat jodoh wanita yang usianya jauh lebih muda. "Ceritanya panjang, tapi intinya kami menikah karena memang saling mencintai dan saling membutuhkan," ucap Gumulyo. Adakah faktor lain? "Ya, daripada uang habis untuk golf, mengapa tidak dipakai untuk pacaran saja?" Gumulyo bercanda.
Sudah lama Gumulyo mengenal istri keduanya, Iin (27), saat almarhum istrinya masih hidup. Tapi hanya sebatas teman. Baru setelah istri pertamanya meninggal, hubungan Gumulyo dengan Iin makin dekat, sehingga akhirnya memutuskan untuk mengikat tali perkawinan. Awalnya, ia mengaku agak ragu untuk memutuskan kembali berumah tangga. Apalagi dari sisi usia, Iin jauh lebih muda, bahkan sebaya dengan umur anak-anaknya. "Anak pertama saya dari istri terdahulu sudah berumur 25 tahun, sedangkan yang bungsu berumur 22 tahun," ungkapnya. Selain itu halangan juga datang dari ayah Iin. "Beliau melarang saya berhubungan dengan anaknya. Maklum, umur saya dengan bapaknya hanya beda lima tahun," Gumulyo terkekeh.
Namun sampai hari ini, setelah dua tahun mereka menikah, semuanya berjalan lancar saja. Gumulya tak menampik, keinginannya menikah lagi juga tidak lepas dari masalah kebutuhan seks. Gumulyo pernah mendengar, keluarga yang harmonis akan mempengaruhi kesehatan seks seseorang. Jadi, jika Gumulyo lebih banyak larut dalam kisah sedih masa lalunya bersama istri terdahulu, lambat laun kehidupan seksnya pun akan ikut mengalami gangguan.
Dalam pikiran Gumulyo sempat terlintas, di usia 50 tahun nanti mungkin saja ia akan mengalami keluhan ereksi dan sejenisnya. Apalagi teman-teman seangkatannya sewaktu sekolah dulu sudah banyak yang mengeluhkan soal itu.

Berkat VCO?
Setelah mempersunting wanita yang dicintainya, ternyata semangat hidup Gumulyo semakin membara. Gumulyo mengaku, sesibuk apa pun, dia selalu berusaha menjaga kondisi tubuhnya agar selalu fit dan sehat. Ia termasuk orang yang percaya, untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas aktivitas ranjang, tubuh harus selalu fit dan sehat. "Kalau sakit, makan saja tidak enak, apalagi melakukan hubungan seksual," tegasnya. Rumus ini berlaku untuk semua umur, tak hanya buat pria paruh baya.
Untuk itu, Gumulyo giat berolahraga. Paling tidak, dua kali dalam seminggu dia mengayunkan tongkat golfnya. Menariknya, selain olahraga, meski tak berani memastikan kebenarannya 100%, Gumulyo juga menyebut sebuah kebiasaan yang diduganya ikut mendongkrak kemampuan dalam berhubungan intim. Boleh percaya boleh tidak, ia punya kebiasaan mengonsumsi virgin coconut oil (VCO).
Awalnya, Gumulyo mengaku hanya tahu khasiat VCO dari rekan kerjanya. "Mereka bilang, ampuh untuk menyembuhkan macam-macam penyakit, dari penyakit yang paling ringan sampai kanker," cerita Gumulyo enteng. Karena penasaran, ia lalu mencobanya. Saat mencoba, tujuannya murni hanya untuk menjaga kesehatan dan vitalitas tubuh. Sama sekali tidak diembel-embeli maksud dan tujuan lain.
Namun, beberapa waktu berselang, kurang lebih satu atau dua bulan kemudian, Gumulyo merasakan perubahan yang cukup berarti setelah mengonsumsi VCO sebanyak dua atau tiga sendok makan dalam sehari. Stamina tubuhnya terasa meningkat. "Enggak ada capeknya dan saya jadi jarang sakit," ujar Gumulyo mantap. Yang lebih heboh, pria paruh baya ini merasakan juga dampaknya terhadap kemampuannya di atas ranjang. "Pokoknya lancar deh ...."
Namun sekali lagi dia tidak berani memastikan, apakah meningkatnya vitalitas itu memang benar disebabkan oleh minuman yang rajin dikonsumsinya itu. "Yang berani saya pastikan, setiap malam saya bisa kuat ereksi dan berhubungan seks. Padahal, baru setahun ini minum VCO," akunya sambil mengulum senyum. Gumulyo tidak menyangka, rajin berolahraga dan minum VCO itu ternyata berbuah pula di atas ranjang. Sebuah kejutan yang sangat menyenangkan.

Dua-tiga kali semalam
Gumulyo boleh dibilang termasuk satu dari sedikit pria yang diberi banyak berkah. Karena di lain tempat, banyak lelaki seusia dia yang karena berbagai sebab, tak lagi punya keinginan menghangatkan ranjang. Kalaupun keinginan itu ada, "burungnya" sudah tak mampu berdiri lagi.
Tak terbayangkan jika hal itu terjadi juga pada Gumulyo, pasti akan tercipta neraka dunia mengingat istrinya yang 24 tahun lebih muda. Gumulyo tersenyum-senyum saja ketika ditanya, apakah istri yang masih hot dan kinyis-kinyis itu ikut mempengaruhi tingginya hasrat. Namun ia tidak memungkiri, aktivitas seks yang dilakukannya bersama sang istri memang menimbulkan kesan tersendiri. Bahkan dengan frekuensi yang cukup tinggi, 4 - 6 kali dalam seminggu. Lebih gila lagi, dalam semalam ia bisa 2 - 3 kali berhubungan.
Bagi Gumulyo, hubungan seks jelas bukan hal baru. Ia sudah merasakan banyak "asam dan garam" kehidupan ranjang. Tetapi buat Iin, berhubungan sebagai suami-istri adalah pengalaman yang sama sekali baru. Untuk menyelaraskan perbedaan itu, "Yang tua mesti ngajari yang muda," ujar Gumulyo seraya menambahkan, "Saya lebih suka beraktivitas seks pada malam hari, mulai sekitar pukul 21.00 - 22.00 sampai selesai. Sesudah itu bisa langsung tidur."
Seperti yang seharusnya, mereka tidak langsung "tancap gas". Dimulai dengan pemanasan, seperti saling memijat dan sebagainya. Bahkan jauh sebelumnya, saat Gumulyo masih di kantor dan istrinya di rumah, mereka sudah berbincang mesra melalui telepon.
"Pernah istri saya membawa sebuah majalah, terus kami coba praktikkan (isinya)," begitu akunya. Gumulyo lagi-lagi termasuk lelaki beruntung karena, "Untuk urusan seks, istri saya ini berani minta dan terbuka," Gumulyo buka rahasia.
Buat mereka, komunikasi menjadi persoalan yang sangat penting untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Guna menjalin kemesraan, mereka memanfaatkan betul alat komunikasi yang ada, terutama telepon. Konsekuensinya sudah bisa ditebak, tagihan telepon rumahnya bisa membengkak sampai lebih dari Rp 300.000,-. Belum termasuk pulsa telepon seluler yang jumlahnya dapat mencapai sekitar Rp 200.000,-.
"Kadang istri saya tingkahnya seperti anak kecil. Mungkin memang faktor umurnya yang memang masih muda," cetus Gumulyo. Misalnya, kalau minta sesuatu, dia sering merengek-rengek. Kalau keluar manjanya itu, Gumulyo suka gemas, lalu pura-pura mengambil sapu sambil bilang, "Tak pukul lo". Iin biasanya langsung bilang, "Emangnya aku anak kamu?" Pokoknya, suasananya begitu renyah dan meriah.
Bagaimana dengan soal anak? Tak bisa dipungkiri, setiap pasangan yang berumah tangga tentu ingin memilikinya. Gumulyo sendiri sebenarnya sudah tidak menghendaki punya anak lagi. Tetapi misalkan masih diberi keturunan lagi, dengan senang hati ia akan menerima.
Sebaliknya dengan Iin. Bahkan istri tersayangnya itu sudah mulai giat berusaha mengadopsi anak, meski niat Iin itu masih diurungkan Gumulyo. Sebab, mereka perlu pikir panjang soal kebutuhan pendidikan anak adopsinya nanti, mengingat usia Gumulyo sudah tidak muda lagi. "Kasihan kalau nanti tinggal istri saya sendiri yang harus menanggung semua biaya keperluan anaknya."
Selain punya fisik sehat, Gumulyo juga punya prinsip menjalani kehidupan tanpa stres. Pikiran kerap berpengaruh pada kesehatan dan aktivitas lain. "Saya menghindari stres. Saya bikin hidup saya ini semeleh, pasrah dan agak cuek. Biarkan saja omongan orang, enggak usah terlalu dipikir."
Umur memang di tangan Tuhan. "Saya pernah omong ke istri saya, 'Kalau aku mati duluan bagaimana?'," ceritanya. "Saya tidak akan menikah lagi," sambung Gumulyo menirukan jawaban istrinya. Mendengar jawaban macam itu, Gumulyo membalas sambil bercanda, "Ah, saya juga pernah omong begitu." Bapak dua anak yang lima tahun lagi akan memasuki pensiun ini bersyukur lantaran istrinya sangat mnyayanginya, walaupun rasa cemburunya juga gede setengah mati.
Namun, bukan cuma Iin yang besar rasa cemburunya. "Dulu saya tidak pernah merasa cemburu, karena istri saya yang dulu orangnya lurus. Tetapi sekarang saya cemburu, karena istri saya jauh lebih muda usianya," tutup Gumulyo.


No comments: