Thursday, May 31, 2007

Keraton Cirebon...


Keraton Cirebon

Cirebon, kota ini menjadi kota transit bagi para pemudik yang ingin ke kampung halaman di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Yang terlintas di benak pemudik kalau kereta api atau bis antar kota antar propinsi sudah sampai kota Cirebon, ah sudah separuh jalan!

Konon, asal kata Cirebon dari kata Caruban yang artinya persimpangan jalan. Atau asal katanya dari Bahasa Jawa, Carub yang artinya campuran. Masyarakat Cirebon sendiri dalam keseharian memakai dua bahasa, bahasa Sunda dan Jawa.

Masak, sering lewat tidak pernah mampir ke Cirebon. Ada beberapa objek wisata yang bisa dikunjungi. Salah satunya keraton. Ada 4 keraton di Cirebon, yakni keraton Kasepuhan, keraton Kanoman, keraton Kacirebonan, dan keraton Keprabon. Dari keempat keraton di Cirebon, keraton Kasepuhan yang dibangun tahun 1529 yang paling terawat. Tembok keraton yang mengelilinginya terbuat dari bata merah khas arsitektur Jawa dengan dihiasi keramik porselen China. Tiket masuknya Rp3000, buka setiap hari. Saat berkunjung ke keraton ini akan ditemani guide berpakaian beskap dan blankon. Mirip abdi dalem di keraton Yogyakarta. Guide ini akan bercerita panjang lebar tiap sudut keraton. Siapkan sekedar tip untuk jasa mereka bercerita.

Di keraton Kasepuhan ini ada kereta yang dikeramatkan, kereta Singa Barong, tiap 1 Syawal dimandikan. Dulu, kereta ini ditarik sepasang kebo bule. Di sisi seberang tempat penyimpanan kereta Singa Barong ada ruang koleksi, tetapi sayang isi koleksi berupa gamelan, alat perang, keris, tombak sampai baju besi rampasan Portugis tidak terawat. Teronggok seadanya.

Objek wisata di kota Cirebon dekat-dekat saja dan sangat mudah dicapai karena rambu-rambunya jelas. Warga Cirebon juga ramah kalau ditanya alamat. Sekitar 1-2 km dari keraton Kasepuhan ada keraton Kanoman. Keraton Kanoman sendiri kurang menarik untuk dikunjungi. Tetapi justru pasar yang mengitari keraton Kanoman asik untuk berburu oleh-oleh. Di pasar tradisional ini dijual bawang Sumenep, yang khusus untuk bawang goreng. Yang masih mentah 1kg-nya Rp10.000, yang sudah digoreng 1kgnya Rp50.000. Rasa bawang goreng ini gurih kemripik. Di jalan Lemah Wungkuk sekitar lima puluh meter dari pintu gerbang Kanoman ada pusat oleh-oleh Sinta. Di tempat ini tersedia bermacam-macam manisan buah-buahan, kerupuk melarat, sirop Tjampolay sampai terasi juga ada. Di depan toko Sinta ini ada tahu gejrot yang layak juga di coba, hanya Rp3000.

Menuju jalan Sukalila ada toko Pangestu menjual makanan siap saji olahan dari hasil laut. Dikemas dalam toples bening berisi dendeng udang, dendeng cumi, dendeng ikan, balado teri, dan teri sambel goreng kacang. Toples berisi 200 gram ini harganya berkisar Rp20.000-Rp25.000. Jika ingin icip-icip makanan khas Cirebon, Nasi Jamblang Mang Dul yaitu nasi yang dibungkus daun jati dan lauk pauknya, di seberang Grage Mall bisa dicoba. Jika masih ada ruang sisa di lambung, empal gentong Mang Dharma layak untuk disantap, yakni sejenis gule di jalan Siliwangi.

Jalan-jalan siang hari di Cirebon jangan lupa topi atau kacamata hitam, payung, dan pakaian yang menyerap keringat. Maklum kota pelabuhan tentu hawanya tidak sesejuk pegunungan. Sore hari berkunjung ke pelabuhan Cirebon atau mampir ke Taman Ade Irma Suryani menikmati semilir angin laut, asik juga. Kalau hobi mancing, bisa memancing sambil melihat kapal-kapal besar bersandar di dermaga.

Sekali-sekali mampir ke Cirebon, lah…

No comments: