Tuesday, June 17, 2008

<b>Bakmi godog pelosok Mbah Mo</b>

Meskipun warung bakmi Jawa tersebar di mana-mana, Apalagi di Jogja. Bakmi godog yang satu ini sungguh menohok hati. Sudah di pelosok, antrinya juga lama. Jika hanya melihat tampilannya justru tidak mengundang selera. Warnanya pucat pasi. Tetapi lain ceritanya saat menyeruput kesegaran kuah <i>nyemeknya</i>…

Setengah jam menunggu untuk sepiring bakmi godog di warung ini mungkin belum lah terlalu lama. Masih ada yang lebih lama lagi antri menunggu. Maklum saja, cara memasak bakmi di sini dimasak satu per satu dengan tungku arang. Meskipun ada dua tungku yang menyala tetap saja lama. Sebagai peringatan, warung ini bukan untuk orang yang sedang terburu waktu. Kacang bawang, emping, kerupuk rambak siap menemani Anda sambil menunggu.

Setelah menanti, sepiring bakmi godog sudah tersedia di meja, tampilannya putih pucat pasi. Sendokan pertama langsung diarahkan untuk menyeruput kuah bakmi godognya…<i>sruput</i>…sruput</i>…<i>sruput</i>…wah, gurihnya menyegarkan. Perasaan lelah menunggu dan capek menuju tempat ini terbayar sudah!

Walaupun bahan bakmi godog alias bakmi rebus ala Jawa ini ya… hanya itu-itu saja, diantaranya bakmi telur dengan kubis, daun bawang, daun seledri, telur bebek, suwiran daging ayam, kuah ayam kampung dan dimasak di atas tungku arang. Bumbunya, bawang merah, bawang putih, kemiri, garam, penyedap rasa, dan cabe.Tetapi cita rasa bakmi godog Mbah Mo ini sangat nikmat, apalagi disantap panas-panas. Kuahnya yang gurih tidak bikin <i>eneg</i>. Kuah kaldu kentalnya tercipta dari rebusan babon ayam kampung dicampur kocokan telur bebek. <i>Sueger banget</i>…

Warung bakmi Mbah Mo dirintis sejak tahun 1986 oleh Atemo Wiyono (alm) alias mbah Mo. Nah, sekarang yang disebut-sebut mbah Mo adalah mbah Yatin alias istri mbah Atemo Wiyono. Sebelum membuka warung bakmi Jawa di Code, Bantul, dulunya Mbah Mo membantu sekaligus belajar dengan kakak iparnya Pak Rebo yang berjualan bakmi Jawa dan tinggal di Jogjakarta. Sampai sekarang bakmi Pak Rebo masih berjualan di Jl. Brigjen Katamso, Jogjakarta. Warung bakmi Pak Rebo hanya berjualan selepas sore hari dengan tenda di depan Sekolah Dasar Kintelan di depan hotel Melia Purosani. Kemudian Mbah Mo membuka sendiri warung bakminya di Bantul, setelah Pak Rebo meninggal dunia.

Seberapa pelosok bakmi Mbah Mo ini berada? Lokasinya ada di dusun Code, Trirenggo, Bantul. Bisa ditempuh melalui jalan Parangtritis atau Jalan Bantul yang menuju arah Samas. Jika dari arah Jogya, melalui jalan Parangtritis terus saja sampai ketemu perempatan daerah Manding. Kemudian belok ke kanan ada sentra industri kulit. Masih menyusuri jalan ini, di kiri jalan ada penunjuk arah bakmi Mbah Mo dari produsen rokok. Lantas belok ke kanan. Kemudian lurus saja, sampai ketemu pertigaan ketemu penunjuk Mbah Mo lagi. Kemudian pilih jalan yang ada gapuranya berupa jalan sempit kampung. Sampai di gang kedua ketemu papan Mbah Mo lagi. Kemudian belok kiri, sampai tujuan. Kalau dari Jogjakarta menuju mbah Mo memilih dari jalan Bantul menuju Samas, sesampai pertigaan lampu merah mesjid Agung, Bantul langsung belok ke kiri. Menyusuri dusun Gose yang jalannya cukup panjang, di kiri kanan jalannya masih sawah. Kemudian cari lagi jalan yang menuju dusun Code, Trirenggo. Selanjutnya ada beberapa papan petunjuk dari produsen rokok. Intinya sering bertanya saja kalau tersesat di jalan, ya…

Warung bakmi Mbah Mo buka setiap hari dari jam 05.00 sore sampai jam 11.00 malam. Tidak pernah libur. Biar tidak kehabisan dan antri terlalu banyak disarankan untuk datang sebelum jam 05.00 sore. Apalagi jika ingin menikmati bakmi godog langsung dari racikan tangan Mbah Mo jangan lebih dari jam 08.00 malam. Lantas siapa lagi yang memasak? Selanjutnya akan diteruskan dua anak Mbah Mo, yakni Mbak Tik dan Mbak Jiyah. Plus seorang anak menantunya Mas Murlidi. Masing-masing juru masak ini memiliki penggemarnya. Memang juru masak favoritnya tetap Mbah Mo.

Di warung ini disediakan meja dan lincak (kursi panjang dari bambu) yang dapat menampung 70an orang. Sepiring bakmi godog "polos" di sini dihargai Rp9000. Jika ada tambahan brutu, sayap, paha, ati atau ampela ayam alias "istimewa" menjadi Rp15.000. Selain bakmi godog, ada menu bakmi goreng juga. Untuk minumannya di sini serba hangat dari the, jeruk hingga kopi. Tidak disediakan minuman dingin. Tetapi tetap menyegarkan, salah satunya yang layak dicoba adalah jeruk jahe, yaitu jeruk nipis yang ditambahi jahe. Rasanya yang kecut, manis hangat cocok sebagai pamungkas gurihnya mi godog Mbah Mo.

"Walaupun pelosok, enggak bikin kapok…"

No comments: