Tuesday, June 24, 2008

Klenteng resep

Di Vihara Danagun Memohon Kesembuhan

Di tengah hiruk pikuknya Jalan Surya Kencana, Bogor yang disesaki angkot di dekat pasar Bogor ini terdapat sebuah klenteng yang sudah berumur kurang lebih tiga abad. Namanya, klenteng Hok Tek Bio atau kini sebutannya Vihara Danagun.

Seperti klenteng biasanya, tempat ini untuk beribadah umat Konghucu dan penganut ajaran Taoisme. Di dalam klenteng ini pada altar utamanya terdapat tiga patung dewa-dewi, yakni patung Hok Tek Ceng Sin (Dewa Bumi), Kwan Sheng Te Kun (Panglima Perang), dan Kwan She In (Dewi Welas Asih atau Dewi Penolong).“Patung Hok Tek Ceng Sin ukurannya sedikit lebih besar dan diletakkan di bagian tengah. Karena dia memang kongco (dewa sesepuh) utama Hok Tek Bio. Dan dianggap sebagai dewa tuan rumah dari kelenteng ini,” ujar Karta Lugina (80) salah seorang sesepuh di sini. Kepada dewa-dewi ini dipanjatkan doa-doa dan permohonan.
Selain sebagai tempat beribadah, umat di klenteng ini pun biasa melakukan permohonan dan ciamsi. Mengutip penjelasan dari SiuTao.com, situs internet tentang Taoisme, ciamsi adalah tradisi peramalan yang berakar pada ajaran Taoisme. Zhang Tao Ling atau Zhang Daoling, penyebar ajaran Tao yang hidup pada abad ke-2 Masehi, menciptakan metode ciamsi bertujuan membantu orang-orang yang berdoa di klenteng untuk menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang dihadapi. Hasil ramalannya berbentuk kata-kata atau syair yang ditulis di lembar-lembar kertas. Isinya, penjelasan atau petunjuk-petunjuk tertentu yang dianggap sebagai jawaban dewa atau dewi atas doa yang dipanjatkan.
Wujud ciamsi berupa tabung bambu berisi bilah-bilah bambu yang di dalamnya tertera nomor ramalan. Kemudian dikocok sambil memohon atau berdoa sampai keluar satu bilah bambu sebagai jawabannya. Sebelum mengocok ciamsi ini perlu melempar sio pweh berupa keping kayu berbentuk seperti ginjal untuk menentukan apakah dewa-dewi mengijinkan atau mengabulkan permintaannya. Jika posisi sio pweh satu terbuka dan satu tertutup berarti dewa-dewi memberi ijin. Dan, dilanjutkan mengocok ciamsi.




Ciamsi obat

Di Hok Tek Bio ini tak hanya ciamsi nasib ataupun peruntungan tetapi ada juga ciamsi obat. Bahkan klenteng ini dikenal dewa buminya sering memberikan resep obat yang manjur. Tetapi jangan sampai salah masuk lokasinya. Sebab masih di dalam lokasi klenteng ini ada klinik dokter umum juga untuk melayani mereka yang tidak mampu. Untuk ciamsi obat ada di dalam klenteng tepatnya di depan altar utama di depan patung dewa bumi.

“Banyak yang datang ke sini, ciamsi untuk mendapatkan obat, terus sembuh,” ujar Susana Handoyo (50) salah seorang pengurus klenteng. Susana secara khusus mengurusi ciamsi obat ini sejak tahun 2002 menggantikan pengurus yang terdahulu. Ada 60 jenis resep untuk bermacam jenis penyakit dari sakit maag, encok, diabetes, lever, asam urat, hingga sakit jantung dan stroke. Resepnya bertuliskan aksara China. Hanya toko obat Cina yang bisa membaca resep ini dan menyediakan ramuan obatnya. Biasanya berupa jejamuan yang direbus kemudian diminum airnya.

“Segala macam penyakit bisa disembuhkan dengan ciamsi obat ini. Asalkan yakin dan percaya,” yakin Susana. Dari pengalamannya, mereka yang tidak yakin percuma saja datang ke sini karena tidak akan mendapatkan ciamsi yang benar. “Ditunjukkan dengan lebih dari tiga kali sio pweh tidak menunjukkan kalau dewa Hok Tek Ceng Sin memberi ijin. Walaupun sebenarnya siapapun bisa memohon obat di sini apapun agamanya, asalkan percaya,”tambahnya.

Bagi yang belum pernah dan belum tahu tata caranya, Susana akan membimbing bagaimana melakukan ciamsi obat. Pasien diminta mengikuti semua tata cara ciamsi termasuk membakar hio atau dupa. Sambil memegang sio pweh pasien mengenalkan diri, menyebutkan umur, shio dan keluhan penyakit yang dialami. Kalau sio pweh terbuka dan tertutup, pasien bisa melanjutkan dengan mengocok ciamsi untuk mendapatkan nomor resep. Lantas bagaimana dengan dosis obatnya? Lewat petunjuk sio pweh juga Susana bisa memberitahu pada pasien bagaimana dosis obatnya termasuk apakah obat yang diminum boleh diteruskan atau tidak. “Berapa kali obat diminum atau takarannya saya bisa langsung tanyakan. Termasuk pasien yang sudah pernah ke sini dan sudah agak baikan. Pasien bisa tanya mengenai resepnya. Apakah resep obatnya dilanjutkan atau tidak. Lewat doa saya dan petunjuk sio pweh,”paparnya.

Susana tidak memungut biaya untuk jasanya membimbing melakukan ciamsi obat. Ia menyarankan untuk mengisi kotak dana yang ada saja sesukarela orang yang ingin berderma. Uniknya, walaupun Susana sudah menolong ratusan orang lewat ciamsi obat ini, ia justru jarang sekali memohon obat pada dewa bumi. “Kalau saya sakit, saya minta air putih saja untuk obat. Karena saya yakin, air putih yang sudah didoakan bisa menyembuhkan saya juga,” ujarnya mantap.

No comments: