Monday, June 30, 2008

Kamera

Hari ini Selasa 1 Juli 2008, pagi-pagi jam 4 sudah bangun. Terus enggak bisa tidur lagi. Iseng beres-beresin lemari. Ngecek kondisi kamera analog alias yang masih pakai film. Syukur kondisinya bersih dan sehat semua. Cuma ada satu kamera yang baterainya habis. Mumpung ingat, baterainya dicopot sekalian biar enggak ngerusak dalemnya bodi kamera kalau baterainya bocor.

Lho? Kameranya ada berapa sih? Emangnya kolektor? Ya, jelas bukan! Ada satu kamera Nikon FM 10, ini kamera pertama yang dimiliki waktu masih kuliah (sampai sekarang). Dibelikan bapak. Dengan kamera ini saya belajar motret. Itu pun belajar secara amatiran aja. Dari motret benda bergerak, benda diam, termasuk barang dagangan (kerajinan tangan, pas photo, pengantenan teman, sampai motret sewaktu mbah kakung Cokro meninggal. Hasilnya gambarnya, ya sekadarnya.

Setelah selesai kuliah…

(Kuliahnya enggak ada hubungannya sama motret, lho. FKIP jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Sanata Dharma Yogyakarta, jelas bukan ngajari motret, kan?)

Pinginnya masih kuliah lagi. Waktu itu pingin njajal masuk ISI sekolahannya para seniman katanya. Mau ambil jurusan musik pertunjukan. (yang ini ceritanya nanti aja, deh…)

Masih ngomongin soal kamera, nih...

Pokoknya, waktu itu masih nganggur. Dari hasil nabung jualan kerajinan dan kerja serabutan lainnya, saya ambil kursus fotografi jurnalistik di Antara. Saya ambil yang kursus bukan program semesteran. Karena uangnya waktu itu enggak cukup. Kenapa enggak minta dukungan? Ah, ceritanya mau mandiri…

Oya, sebelum kursus fotografi jurnalistik ini, saya sempat belajar cuci cetak foto hitam putih dari tukang foto. Sebut aja namanya Koh Amen. Dia ini tukang foto sudah sejak jaman saya masih kecil. Foto ijasah TK sampai SMAsaya, dia yang motret dan cetak fotonya. Sekarang umur saya 34 tahun. Kios foto Koh Amen masih buka sampai sekarang di Kampung Ambon, Jakarta Timur.

Waktu belajar cuci cetak fotonya, sih enggak disengaja gitu. Waktu itu saya masih luntang-lantung. Sambil nunggu panggilan kerjaan, saya menghabiskan waktu kongkow di kios foto Koh Amen ini. Saya diberi ilmu fotografi hitam putih pas photo berdasarkan pengalamannya bertahun-tahun. Padahal ilmu ini, sumber penghidupannya sampai sekarang. Saya sendiri enggak tahu kenapa, saya dikasih tahu begitu aja dan gratis. Yang membuat terharu, selama kongkow di kiosnya ini saya dibelikan nasi Padang untuk makan siang. “Sudah makan aja. Enggak usah malu, enggak usah dipikir,”begitu katanya. Kurang lebih sebulan saya kongkow di kios ini.

Enggak kongkow lagi, karena ada panggilan <i>freelance</i> di Litbang KOMPAS. Kerjanya, mengkoding dan menghitung hasil survei pembaca KOMPAS. Kerjaannya bosen. Tapi duitnya seneng, he..he..he..

Nah, upahnya ini buat kursus fotografi jurnalistik plus sokongan dari gaji pacarku. (Waktu itu pacarku yang sekarang jadi istriku ini sudah bekerja lebih dulu.)

Selama belajar fotografi jurnalistik di Antara alirannya hitam putih. Wah, pas bener. Aku sudah tahu duluan. Karena cuci cetak film dan foto hitam putih semuanya masih manual. Terima kasih, Koh Amen!

Ijasah fotografi jurnalistik jadi modal saya buat ngelamar jadi wartawan di KOMPAS. Kurang lebih dua tahun saya ngelamar terus. Dipanggil tes juga, tetapi ya gagal terus juga. Pastinya saya enggak hapal berapa kali ikut tes dan berapa kali gagal. Pokoknya banyak, dah. Akhirnya, saya diterima juga di Gramedia Majalah jadi wartawan Tabloid Citra.

Sudah selesai ngomongin kameranya? Belum!

Di Tabloid Citra enggak sampai setahun. Dipecat! Untungnya masih bisa dapet kerjaan lagi. Masih wartawan juga. Di Majalah SERU!

Mulai bisa nabung, deh. Kepingin beli kamera. Pilihan jatuh ke Nikon F3 HP. Kameranya jadul banget dan berat. Tapi saya bangga banget bawa kamera ini. Enggak cuma kamera, saya juga beli Enlarger dan segala perlengkapan untuk cuci cetak foto hitam putih.

Terus kamera digital datang…

Menawarkan kemudahan dan serba instan.

Kepingin lagi beli kamera yang digital. Sekarang sudah enggak di Majalah SERU! lagi, soalnya udah tutup. Lantas, saya “dilimpahkan” ke majalah Intisari. Singkat cerita, setelah cukup uangnya, kebeli kamera KODAK Z740. Senengnya jeprat-jepret pakai kamera digital. Enggak pakai film dan cuci cetak foto segala. Kurang puas dan enggak pede, beli lagi kamera digital Nikon D80 Kit. Cuma, kok ya masih segitu-gitu aja hasil jepretannya. Masih perlu terus belajar dan belajar lagi…

Kepinginan enggak ada habisnya, ya…

Waktu itu...

Istri saya sedang ke sebuah mal, kebetulan lihat pinhole camera. Saya minta dibelikan juga. Sekarang punya pinhole camera, deh

alias kamera lubang jarum. Tetapi sayangnya belum saya coba kamera ini.

101_8563

Nah, hari ini sepertinya “rasa haus” saya bermain dengan kamera muncul lagi. Pinhole camera yang masih dalam kotak pembungkusnya saya rangkai.

Apakah ini pertanda saatnya saya belajar memotret lagi?

hari ini...

DSC_3746

Foto ini kuambil di suatu sudut di Kota Gede, Yogyakarta. Tidak tahu ini rumah milik siapa. Hanya tertegun melihat rumah yang megah di sebuah gang kecil, yang hanya cukup untuk lewat dua motor yang berlawanan arah.

Mungkin ini rumah milik seorang kaya...

Kok mungkin? Rasanya, memang orang kaya. Syukur, masih bisa mengagumi rumah ini.

Karena semuanya bisa saja berubah...

Entah karena bencana, rubuh karena usia, atau dimusnahkan karena sudah dibeli orang lain...

Hm,...

Hanya ingin mencoba mensyukuri apa yang bisa dilihat hari ini.

Syukur apa yang sudah dialami hingga hari ini.

Thursday, June 26, 2008

Ralat, dan Maaf salah...

Sampai sekarang bakmi Pak Rebo masih berjualan di Jl. Brigjen Katamso, Jogjakarta. Warung bakmi Pak Rebo hanya berjualan selepas sore hari dengan tenda di depan Sekolah Dasar Kintelan di depan hotel Melia Purosani.

yang ditebali ini salah...
bukan hotel Melia Purosani...
tapi tempat fotokopi.
Enggak ada hotel di situ...

Sori salah...
maaf ya...

Wednesday, June 25, 2008

25 June 2008

Di KOMPAS halaman 25, (25/6/08) di bagian KILAS METRO, ada yang menarik.

Taksi sepeda motor. Perusahaan taksi sepeda motor ini namanya A-Trans, operasinya di Jakarta. Pelayanannya persis taksi, hanya kendaraannya motor. Bisa ditelpon pesan antar. Wilayah jelajahnya Jl Sudirman dan sekitarnya dengan radius 1 km. Berangkatnya, dari daerah Bintaro, Tangerang, Banten ke Sudirman atau sebaliknya.

Jeli bener ini perusahaan. Jajahannya memang daerah macet sepanjang jalan kenangan. Ongkos pengganti bensin Bintaro-Sudirman atau sebaliknya dipatok Rp20.000. Masuk akal. Tapi saya enggak tahu pastinya ini sudah termasuk ongkos jasa "ojek"nya belum, ya.

Enggak ada liburnya lagi, tujuh hari seminggu dari jam 06.30-18.00.

Terobosan yang unik, tepat sasaran, dan tentunya menghasilkan…

Tuesday, June 24, 2008

Klenteng resep

Di Vihara Danagun Memohon Kesembuhan

Di tengah hiruk pikuknya Jalan Surya Kencana, Bogor yang disesaki angkot di dekat pasar Bogor ini terdapat sebuah klenteng yang sudah berumur kurang lebih tiga abad. Namanya, klenteng Hok Tek Bio atau kini sebutannya Vihara Danagun.

Seperti klenteng biasanya, tempat ini untuk beribadah umat Konghucu dan penganut ajaran Taoisme. Di dalam klenteng ini pada altar utamanya terdapat tiga patung dewa-dewi, yakni patung Hok Tek Ceng Sin (Dewa Bumi), Kwan Sheng Te Kun (Panglima Perang), dan Kwan She In (Dewi Welas Asih atau Dewi Penolong).“Patung Hok Tek Ceng Sin ukurannya sedikit lebih besar dan diletakkan di bagian tengah. Karena dia memang kongco (dewa sesepuh) utama Hok Tek Bio. Dan dianggap sebagai dewa tuan rumah dari kelenteng ini,” ujar Karta Lugina (80) salah seorang sesepuh di sini. Kepada dewa-dewi ini dipanjatkan doa-doa dan permohonan.
Selain sebagai tempat beribadah, umat di klenteng ini pun biasa melakukan permohonan dan ciamsi. Mengutip penjelasan dari SiuTao.com, situs internet tentang Taoisme, ciamsi adalah tradisi peramalan yang berakar pada ajaran Taoisme. Zhang Tao Ling atau Zhang Daoling, penyebar ajaran Tao yang hidup pada abad ke-2 Masehi, menciptakan metode ciamsi bertujuan membantu orang-orang yang berdoa di klenteng untuk menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang dihadapi. Hasil ramalannya berbentuk kata-kata atau syair yang ditulis di lembar-lembar kertas. Isinya, penjelasan atau petunjuk-petunjuk tertentu yang dianggap sebagai jawaban dewa atau dewi atas doa yang dipanjatkan.
Wujud ciamsi berupa tabung bambu berisi bilah-bilah bambu yang di dalamnya tertera nomor ramalan. Kemudian dikocok sambil memohon atau berdoa sampai keluar satu bilah bambu sebagai jawabannya. Sebelum mengocok ciamsi ini perlu melempar sio pweh berupa keping kayu berbentuk seperti ginjal untuk menentukan apakah dewa-dewi mengijinkan atau mengabulkan permintaannya. Jika posisi sio pweh satu terbuka dan satu tertutup berarti dewa-dewi memberi ijin. Dan, dilanjutkan mengocok ciamsi.




Ciamsi obat

Di Hok Tek Bio ini tak hanya ciamsi nasib ataupun peruntungan tetapi ada juga ciamsi obat. Bahkan klenteng ini dikenal dewa buminya sering memberikan resep obat yang manjur. Tetapi jangan sampai salah masuk lokasinya. Sebab masih di dalam lokasi klenteng ini ada klinik dokter umum juga untuk melayani mereka yang tidak mampu. Untuk ciamsi obat ada di dalam klenteng tepatnya di depan altar utama di depan patung dewa bumi.

“Banyak yang datang ke sini, ciamsi untuk mendapatkan obat, terus sembuh,” ujar Susana Handoyo (50) salah seorang pengurus klenteng. Susana secara khusus mengurusi ciamsi obat ini sejak tahun 2002 menggantikan pengurus yang terdahulu. Ada 60 jenis resep untuk bermacam jenis penyakit dari sakit maag, encok, diabetes, lever, asam urat, hingga sakit jantung dan stroke. Resepnya bertuliskan aksara China. Hanya toko obat Cina yang bisa membaca resep ini dan menyediakan ramuan obatnya. Biasanya berupa jejamuan yang direbus kemudian diminum airnya.

“Segala macam penyakit bisa disembuhkan dengan ciamsi obat ini. Asalkan yakin dan percaya,” yakin Susana. Dari pengalamannya, mereka yang tidak yakin percuma saja datang ke sini karena tidak akan mendapatkan ciamsi yang benar. “Ditunjukkan dengan lebih dari tiga kali sio pweh tidak menunjukkan kalau dewa Hok Tek Ceng Sin memberi ijin. Walaupun sebenarnya siapapun bisa memohon obat di sini apapun agamanya, asalkan percaya,”tambahnya.

Bagi yang belum pernah dan belum tahu tata caranya, Susana akan membimbing bagaimana melakukan ciamsi obat. Pasien diminta mengikuti semua tata cara ciamsi termasuk membakar hio atau dupa. Sambil memegang sio pweh pasien mengenalkan diri, menyebutkan umur, shio dan keluhan penyakit yang dialami. Kalau sio pweh terbuka dan tertutup, pasien bisa melanjutkan dengan mengocok ciamsi untuk mendapatkan nomor resep. Lantas bagaimana dengan dosis obatnya? Lewat petunjuk sio pweh juga Susana bisa memberitahu pada pasien bagaimana dosis obatnya termasuk apakah obat yang diminum boleh diteruskan atau tidak. “Berapa kali obat diminum atau takarannya saya bisa langsung tanyakan. Termasuk pasien yang sudah pernah ke sini dan sudah agak baikan. Pasien bisa tanya mengenai resepnya. Apakah resep obatnya dilanjutkan atau tidak. Lewat doa saya dan petunjuk sio pweh,”paparnya.

Susana tidak memungut biaya untuk jasanya membimbing melakukan ciamsi obat. Ia menyarankan untuk mengisi kotak dana yang ada saja sesukarela orang yang ingin berderma. Uniknya, walaupun Susana sudah menolong ratusan orang lewat ciamsi obat ini, ia justru jarang sekali memohon obat pada dewa bumi. “Kalau saya sakit, saya minta air putih saja untuk obat. Karena saya yakin, air putih yang sudah didoakan bisa menyembuhkan saya juga,” ujarnya mantap.

lupa koma

25 Juni 2008

Seorang sahabat, mengingatkanku

Sering lupa koma, ya Mas kalau nulis?

contohnya; Keturunan, Lingkungan dan Genetik. (di depannya dan itu mestinya ada koma (,)

hm,

makasih...
semoga aku enggak lupa sama koma lagi...

Siomay kejutan!

Siomay keliling

Si penjual siomay keliling yang mangkal di depan parkiran motor Ranch Market, Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini namanya Rahman. Setiap hari mangkal dari jam 3 sore. Apa yang menarik dari siomay keliling ini pasti sudah bisa ditebak. Kalau menurut ukuran lidah saya, sih siomaynya cukup enak dengan harga yang wajar khas siomay gerobak keliling. Untuk 3 biji siomay dihargainya Rp5000. Bumbu kacangnya gurih manis, siomaynya sendiri cukup gurih. Terasa ikannya meski samar-samar tertutup tepung kanji.

Yang “tidak wajar” durasi berjualannya tidak lebih dari 3-4 jam setiap harinya. Buktinya setiap pulang kantor sekitar jam 6 sampai setengah 7 sore, saya sering kehabisan. “Sudah habis, Siomaynya,” kata Rahman sambil senyum-senyum mendorong gerobaknya pulang.

Pengalaman kehabisan siomay ini sudah yang kesekian kalinya…

Salut tapi kecewa juga karena kehabisan…

Kenapa enggak diniati saja datang lebih siang kalau memang mau beli siomay? Hm,…iya juga ya. Tapi ya enggak saya lakukan juga. Karena ketemunya siomaynya Rahman ini sambil lalu saja,kok. Ke Ranch market-nya juga sesekali saja untuk beli bahan makanan keperluan masak besoknya. Yang enggak ada di tukang sayur langganan.

Waktu itu saya lagi males ikut istri masuk ke supermarket dan memilih menunggu di parkiran motor saja. Menunggu sambil makan siomay, tentu tidak menjemukan…

Siomay-nya Rahman ini jadi semacam “kejutan” buat saya sambil menunggu di parkiran. Kalau pas kehabisan seperti enggak kebagian “lotere”(undian berhadiah)…

Hm,…

Kemarin malam saya dapat “lotere”,nih…


24 June 2008

Ada dua orang sukses masuk koran hari ini…

Di surat pembaca hari ini:

kolektormusik.com sukses menipu Muhammad Suhud asal Jl. Brigjen Hasan Basri no.39, Banjarmasin. Masalahnya dia sudah transfer sejumlah uang tetapi

kiriman CDnya tidak sampai-sampai ke tujuan.


Di sosok KOMPAS hari ini;

Ada "T" Fuad dari Medan menggapai Yahoo!

Begitu judulnya…

Fuad yang lebih seneng dipanggil T ini sukses kerja di perusahaan Yahoo! Sampai punya jabatan yang mantap,deh…


Rupanya kalau dipikir-pikir…

Keduanya sama-sama orang sukses…

Tapi yang satu suksesnya jelek karena menipu

Satunya lagi sukses karena kerja keras…

Seperti Yin dan Yang…

Sukses ya ada dua juga sukses jelek dan sukses baik…

Terserah aja mau pilih yang mana, gak penting dah….




Photo:dok. pribadi

Monday, June 23, 2008

<b>Makan dan minum sesuai kebutuhan tubuh</b>

Menjaga keselarasan tubuh bisa dimulai dari apa yang kita makan dan minum. Seperti ajaran Taoisme tentang alam semesta, yang menganut prinsip keteraturan dan keselarasan, yin dan yang. Menjadi sehat dapat dilakukun cukup dengan makan dan minum mengikuti prinsip yin dan yang, serta pola hidup yang mengikuti perjalanan chi.

===

Manusia modern masa kini semakin gandrung dengan perawatan kesehatan tubuh. Tak heran banyak bermunculan produk-produk kesehatan seperti multivitamin termasuk klinik-klinik kesehatan yang menawarkan bermacam metode bagaimana cara menuju sehat. Walaupun untuk menjadi sehat sesungguhnya tak perlu biaya mahal dan metode yang sulit. Karena alam semesta telah menyediakan semuanya, termasuk bagaimana caranya jika ingin menjadi sehat. Menurut dr. William Adi Tedja, TCM, MA dari Klinik Utomo Chinese Medical Center, Jakarta Barat, untuk menjadi sehat cukup dengan pola makan dan minum sesuai kebutuhan tubuh.

<b>Tubuh punyal sinyal alamiah</b>

Bagaimana kita tahu kebutuhan tubuh? Sederhana saja,menurut William, ikuti saja kemauan tubuh saat itu. Karena keinginan atau kemauan saat itu adalah alarm/sinyal alamiah tubuh yang membutuhkan sesuatu. Mau makan atau minum yang bersifat panas atau yang dingin, ikuti saja. Mengapa begitu, karena sifat tubuh manusia terbagi dua juga antara panas(yang) dan dingin (yin). Seperti apa cirinya? Contoh sederhanya manusia yang sifatnya panas (yang) maunya aktif bergerak, gampang marah dan suka di tempat yang dingin. Sedangkan ciri manusia yang sifatnya dingin (yin) akan lebih kalem, suka minum yang hangat-hangat, lebih suka di tempat yang panas (tidak suka berlama-lama di ruangan ber-AC). Nah, ketika makan, lambung pun ada yang sifatnya dingin dan ada yang sifatnya panas. Pada lambung yang sifatnya dingin, makan yang pedas-pedas akan biasa saja, malah seimbang. Lambung yang sifatnya panas, jika makan pedas langsung perutnya terasa enggak enak. Reaksi ini timbul karena tubuh secara alamiah memberi sinyal kalau kebutuhannya sudah terpenuhi atau kelebihan. "Kalau tubuh atau perut sudah terasa enggak enak atau eneg misalnya. Tandanya tubuh minta berhenti asupannya," ujar William. Perasaan tidak enak ini adalah bagian dari proses tubuh untuk menyelaraskan antara yin dan yang. Kalau tubuh sudah merasa enak berarti yin dan yang seimbang.

Makanan bersifat ying (dingin) contohnya sayur mayur dan buah-buahan. Untuk makanan bersifat yang (panas) antara lain daging dan ikan. Sayur dan buah kebanyakan sifatnya dingin. Tetapi jika ingin lebih detil lagi perlu diperhatikan dia tumbuh di mana. Misalkan sayuran itu tumbuhnya di tempat dingin justru sifatnya panas (yang). Untuk hewan sifatnya panas, karena hewan selalu bergerak baik yang hidup di darat ataupun di lautan. Kecuali jika hewan itu saat dipelihara di dalam kandang, sifatnya akan menjadi ying (dingin).

William menegaskan bahwa orang yang masih bisa menyantap makanan atau minuman yang sifatnya panas atau dingin, berarti kesehatannya masih bagus. Kalau sudah tidak seimbang tubuhnya, contohnya sudah lebih memilih salah satu rasa baik panas atau dingin saja, atau tidak kedua-duanya, suatu pertanda kalau di dalam tubuhnya ada yang sakit.

Secara alamiah dan mengikuti hukum alam, sinyal alamiah tubuh ini juga akan terganggu fungsinya karena disebabkan umur. Di usia lanjut manusia tidak bisa tahu apa kebutuhan tubuhnya sendiri. Karena di masa ini organ tubuh sudah mulai berkurang fungsionalnya. Ditandai dengan mau makan apa saja terasa tidak enak. Keinginannya tidak jelas. Kondisi ini akan datang saat wanita berumur 49 tahun atau ketika mengalami menopause. Sedangkan pada pria diperkirakan ketika berumur 64 tahun.

<b>Hidup mengikuti pola perjalanan chi</b>

Mumpung belum berumur lanjut, untuk menjadi sehat selain mengonsumsi makanan dengan prinsip<i> yin</i> dan <i>yang</i>, ada baiknya didukung pula dengan pola hidup yang mengikuti pola perjalanan chi atau pola meridian tubuh.

Pola meridian pada tubuh manusia (zi wu liu zhu) sejak dulu digunakan oleh para ahli pengobatan China sebagai titik-titik akupuntur. Pada titik-titik meridian terdapat berbagai aliran chi. Ada chi yang berputar, chi yang berjalan di dalam pembuluh darah (nutri chi) dan ada yang di luar pembuluh darah (pelindung chi). Fungsi ketiga chi ini sama, yaitu sebagai daya tahan tubuh dari serangan kuman. Perjalanan chi di dalam pembuluh darah dan pelindung chi yang berada di luar pembuluh darah arahnya saling berlawanan. Berdasarkan pola perjalanan chi itu, William menawarkan pola hidup yang selaras dan seimbang. Sesibuk apapun kita, sebaiknya sebelum jam 23.00 sudah beranjak tidur. Jika dipaksakan bekerja malah akan merusak fungsi hati.

Berikut ini pola hidup yang mengikuti perjalanan chi:

<b>Pagi menjelang sore </b>
Pukul 07.00-09.00
Lambung sedang bekerja optimal. Jangan lewatkan makan pagi untuk proses pembentukan energi sepanjang hari. Minum jus saat perut kosong akan mudah diserap tubuh. Selaput jantung pada jam ini sedang bekerja secara minimal.

Pukul 09.00-11.00
Limpa sedang bekerja maksimal. Ia menyalurkan cairan nutrisi ke seluruh tubuh untuk energi pertumbuhan. Jika saat ini terasa mengantuk berarti fungsi limpa Anda sedang lemah. Kurangi konsumsi gula, lemak, minyak dan protein hewani. Pada organ tiga pemanas (san ciau) sedang bekerja minimal

Pukul 11.00-13.00
Jantung sedang bekerja maksimal. Sebaiknya gunakan waktu untuk beristirahat, hindari panas, olah fisik yang berat dan kegiatan yang menimbulkan emosi. Terutama bagi mereka yang mengalami gangguan pembuluh darah. Kandung empedu pada waktu ini sedang bekerja minimal

Pukul 13.00-15.00
Hati sedang bekerja minimal. Saat ini darah merah berkumpul di hati. Dan terjadi proses regenerasi sel hati. Bila fungsi hati kuat, tubuh kuat menangkal penyakit. Usus kecil sedang bekerja maksimal pada jam ini. Waktu yang tepat untuk makan siang.

Pukul 15.00-17.00
Fungsi paru-paru sedang bekerja minimal. Tubuh butuh istirahat untuk pembuangan racun dan pembentukan energi paru-paru. Pada jam ini kantong kemih justru sedang bekerja maksimal.

<b>Malam menjelang pagi</b>
Pukul 17.00- 19.00
Ginjal sedang bekerja maksimal. Jam ini baik untuk belajar karena sedang terjadi proses pertumbuhan otak dan kecerdasan serta pembentukan sumsum tulang. Organ usus besar sedang bekerja minimal.

Pukul 19.00-21.00
Lambung bekerja minimal. Hindari konsumsi makanan yang sulit dicerna. Atau berhenti makan sama sekali. Pada jam ini selaput jantung bekerja maksimal.

Pukul 21.00-23.00
Limpa sedang bekerja minimal karena terjadi proses pembuangan racun dan regenerasi sel limpa. Sebaiknya istirahat sambil dengar musik menenangkan jiwa. Untuk meningkatkan imunitas tubuh. organ tiga pemanas (san ciau) sedang bekerja maksimal.

Pukul 23.00-01.00
Jantung bekerja minimal. Sebaiknya tidur. Begadang akan melemahkan fungsi jantung. Kantung empedu sedang bekerja maksimal.

Pukul 01.00-03.00
Hati bekerja maksimal. Terjadi proses pembuangan racun hasil metabolisme tubuh. jika ada luka dalam akan terasa sakit. Jam ini usus kecil bekerja minimal.

Pukul 03.00-05.00
Paru-paru bekerja maksimal karena terjadi proses pembuangan racun. Bila fungsi paru-paru terganggu akan memicu batuk dan bersin-bersin. Lakukan olah nafas. Kandung kemih sedang bekerja minimal.

Pukul 05.00-07.00
Usus besar bekerja maksimal. Biasakan buang air besar teratur.
Ginjal sedang bekerja minimal.

<b>inbok</b>

<b>Keturunan, lingkungan dan kebiasaan</b>

Sifat tubuh manusia baik itu <i>yin</i> atau <i>yang</i> dipengaruhi oleh faktor keturunan, lingkungan dan kebiasaan.

  1. Sifat tubuh karena faktor keturunan. Misalnya ketika hamil, sang ibu lebih suka makanan yang pedas, nantinya anak dalam kandungannya lebih suka makanan yang dingin. Ini terjadi karena perlu adanya keseimbangan yin dan yang.
  2. Sifat tubuh yang dipengaruhi lingkungan contohnya, hampir kebanyakan orang Indonesia lebih suka ke tempat-tempat yang dingin. Ini karena hawa lingkungan sekitarnya panas.
  3. Sifat tubuh yang dipengaruhi oleh kebiasaan. Sifat tubuh seseorang bisa berubah karena kebiasaan. Misalnya seseorang yang tadinya sifat tubuhnya panas bisa menjadi dingin karena terlalu banyak mengonsumsi sayur. Lama kelamaan lambungnya akan bersifat dingin.
  4. Supaya seimbang yin dan yang, makanlah kombinasi antara panas dan dingin. Kalau bisa bersuhu hangat sesuai dengan suhu tubuh normal. Sesekali ingin panas dan dingin, tidak apa-apa. Ikuti saja kemauan tubuh, Anda.








Hidup secara organis

Sunday, June 22, 2008

bebas fiskal

Senin, 23 Juni 2008

Katanya KOMPAS 23/6/08 hal 15, yang punya NPWP sekarang bebas biaya fiskal kalau ke luar negeri. Tapi yang belum punya NPWP dan umurnya 21 tahun, tetep bayar dong sejuta…

Monggo yang mau ke luar negeri dan punya NPWP sudah bisa ngirit sejuta…

Powered by ScribeFire.

Senin, 23 Juni 2008

Katanya KOMPAS 23/6/08 hal 15, yang punya NPWP sekarang bebas biaya fiskal kalau ke luar negeri. Tapi yang belum punya NPWP dan umurnya 21 tahun, tetep bayar dong sejuta…

Monggo yang mau ke luar negeri dan punya NPWP sudah bisa ngirit sejuta…

Tuesday, June 17, 2008


<b>Sate Kelinci</b>

Buat yang suka pemandangan dan sejuknya hawa pegunungan, di Jogjakarta ada tempat yang suasana dan sejuknya seperti di Lembang, Bandung, Jawa Barat. Kaliurang nama tempatnya. Entah kebetulan atau tidak antara Kaliurang dan Lembang ini juga sama-sama punya menu khas, yakni sate kelinci.

Ada yang bilang sate ayam dibandingkan dengan sate kelinci sama saja rasanya. Tetapi kok, penasaran juga seperti apa rasanya sate kelinci. Karena sama sekali belum pernah menyantap sate kelinci. Kebetulan lagi di dekat taman bermain anak-anak di Kaliurang ada penjual sate kelinci. Pak Raji nama penjual sate kelinci ini, ia sudah 15 tahun berjualan sate kelinci di sini. Uniknya, hampir setiap penjual sate di sini tak hanya menjual sate kelinci, tetapi juga sate ayam.

Untuk perbandingan dipesanlah sate ayam dan sate kelinci sekaligus. Dari penampilannya saja seporsi sate kelinci dan seporsi sate ayam tidak jauh berbeda. Bumbunya juga ya sama saja antara sate ayam dan sate kelinci. Kalau tidak bumbu kecap yang terdiri dari bawang merah dan irisan cabe merah, ya bumbu kacang yang terdiri dari kacang tanah, bawang merah, bawang putih, cabe, kencur, kemiri, asem dan daun jeruk purut. Soal pilihan antara bumbu kecap atau bumbu kacang ini tergantung selera saja.

Nah, buat yang baru pertama kali mencicipi sate kelinci, mungkin akan terkecoh. Karena rasanya tidak jauh berbeda dengan sate ayam. Sepertinya sama saja rasanya. Apalagi saat baru saja disajikan dari panggangan. Tetapi kalau satenya sudah dingin, baru terasa bedanya di antara keduanya. Sate kelinci akan lebih alot daripada sate ayam kalau sudah dingin. Sate kelinci tekstur dagingnya lebih kasar daripada daging ayam. Sate kelinci selain agak alot, lemak atau gajihnya sedikit. Ketika masih mentah, warna daging kelinci lebih agak kemerahan dibandingkan dengan daging ayam. Berbeda dengan binatang berkaki empat yang lain seperti kambing misalnya yang memiliki bau </i>pregusnya</i> yang khas, daging kelinci tidak <i>prengus</i> atau bebauan khas daging kelinci.

Ada yang beda antara pedagang sate kelinci di Lembang dengan yang ada di Kaliurang. Di Lembang, sebelum menyantap sate, pembeli bisa memilih kelincinya dulu. Maklum di Lembang memang banyak peternakan kelinci. Tinggal tega atau tidak saja untuk milih kelincinya sebelum dimakan atau disate. Nah, di Kaliurang tidak perlu memilih kelincinya dulu. Tinggal pesan satenya saja untuk dipanggang. Menurut Pak Raji, meskipun di Kaliurang cukup kondang sate kelincinya dan banyak pedagangnya malah tidak ada peternakannya. Karena di sini peternakan kelinci justru tidak berkembang, kurang cocok buat kelinci kabarnya. Kelinci untuk sate biasanya didatangkan dari Muntilan atau belanja di pasar Pakem.

Menurut Pak Raji, satu ekor kelinci kalau dijadikan sate bisa menjadi 150-200 tusuk tetapi potongan dagingnya kecil-kecil saja. Hampir seluruh bagian kelinci bisa disate. Kecuali kepala, kulit, usus dan paru-parunya tidak dipakai. Namun, kadang ada pelanggan yang memesan kepala kelinci untuk sop yang konon dipercaya untuk meningkatkan kesuburan. "Tapi kalau enggak ada yang pesan, ya kepalanya dibuang," ujar Pak Raji enteng.

Penikmat sate kelinci di Kaliurang ini jika sedang hari libur atau <i>weekend</i> cukup banyak. Maklum saja Kaliurang memang lokasi wisata. Pengunjung yang datang ke sini selain pelesir atau piknik, biasanya menyantap sate kelinci atau sekedar icip-icip untuk yang baru pertama kali. Pak Raji mengaku bisa menghabiskan 10 ekor kelinci jika sedang ramai pengunjung. Untuk seporsi sate kelincinya berisi sepuluh tusuk dihargainya Rp8000, itupun sudah termasuk lontongnya.





foto:http://www.thereddragonhood.com/images/rabbit.jpg

<b>Sate Kuda</b>

Makan sate siapapun sepertinya suka. Salah satu cara paling mudah dan sederhana untuk mengolah daging menjadi santapan lezat. Saking mudahnya, yang pun disate macam-macam. Dari daging ayam, sapi, kerbau, rusa, kambing, kelinci sampai kuda. Hah, kuda? Betul, kuda enggak hanya untuk binatang pekerja, dagingnya juga layak dikonsumsi. Salah satu kedai yang menyajikan sate kuda ini berada di dekat jembatan Gondosuli, di jl Sudirman no.25, Jogjakarta.

Ketika jalan-jalan di Malioboro mata ini tertuju pada moda kendaraan tradisional yang ditarik kuda. Di Jojga sebutannya andong. Kereta kudanya beroda empat. Kalau sedang berbelok roda depannya bergerak seperti mobil. Mumpung di Jojga sesekali coba, ah. Saat sedang menikmati perjalanan dan pemandangan sekitar, kudanya agak malas. Kusirnya berteriak ,"ayo Jabrik kerja. Jangan loyo. Nanti saya sate kamu!" sambil dipecuti si Jabrik giat lagi menghela kereta. Kudanya disate? Kok tega pak kusir? "Ya tidak," ujarnya tersenyum. "Kalau mau sate kuda ya tinggal beli saja," ucapnya enteng.

Rupanya sate kuda bukan barang baru meskipun agak langka di Jogjakarta. Salah satunya ada di dekat hotel Santika, dekat jembatan Gondosuli. Terinspirasi ucapan kusir sewaktu di Malioboro tadi, jadi ingin mencoba seperti apa rasanya sate kuda. Mitos tentang khasiat sate kuda ini macam-macam, ada yang bilang bisa menambah stamina, menghilangkan pegal linu, menghilangkan asma, sampai meningkatkan keperkasaan. Maklum, kuda, kan simbol keperkasaan. Tetapi kali ini tujuannya bukan itu, hanya sekedar ingin tahu seperti apa rasanya sate kuda.

Karena baru pertama kali, pesannya hanya seporsi sate kuda yang harganya Rp.10.000 isi enam tusuk. Sate daging kuda ini pasangannya bumbu kecap. Walaupun bisa juga sate kuda disajikan dengan bumbu kacang. Tetapi menurut penjualnya ibu Parti yang sudah berjualan sate kuda selama 11 tahun di sini, sate kuda lebih terasa segar dan mantap dengan bumbu kecap. Nikmatnya menyantap sate daging kuda, bila disantap dalam keadaan masih panas, baru diangkat dari panggangan. Saat gigitan pertama rasanya seperti daging sapi atau daging kerbau. Serat dagingnya besar, tidak berbau sama sekali. Memang cocok saat dicocoli sambel kecap. Dagingnya terasa gurih. Tetapi jika menyantap sate kuda ini dalam keadaan dingin, rasanya jadi berubah. Dagingnya jadi lebih <i>a lot</i> atau keras, melelahkan rahang ketika mengunyahnya. Padahal saat panas, dagingnya empuk saja. Sate kuda memang nikmatnya disantap di tempat.

Ibu Parti berjualan sate kuda awalnya memang coba-coba. Waktu itu sekitar tahun 1997an bersama suami tercinta Eko Tamtomo, mencoba membuka warung makan untuk penghidupan. "Karena warung makan di Jogja sudah banyak. Jenis makanan yang dijual harus beda dari warung yang sudah ada. Awalnya mau berjualan <i>sengsu</i> (tongseng asu/anjing), tetapi hati saya kurang cocok. Lantas dipilih sate kuda. Alhamdulilah ternyata laku sampai sekarang,"papar Parti. Lagipula di Jogja penjual sate kuda masih sangat jarang. Peluang usaha tentunya masih terbuka lebar. Kendalanya karena belum pernah menjual sate kuda, bersama suami, Parti perlu menimba ilmu pada penjual yang ada sebelumnya. Ilmu itu dicari sampai ke Segoroyoso, Bantul. Karena sate kuda ini populer di desa Segoroyoso, lokasinya di jalan antara Jogya dan Imogiri (makam raja-raja Mataram). Di sini ada penjagalan sapi dan kuda. Untuk pasokan daging kuda memang berasal dari tempat ini.

Usaha Parti dan Eko tidak sia-sia. Kehadiran warung sate kudanya mendapat sambutan baik. Konsumen terus berdatangan. Apalagi lokasi warung ini termasuk strategis, ada di pinggir jalan besar di tengah kota Jogjakarta, plus dekat dengan hotel-hotel berbintang, Santika dan Mercure. "Pelanggan biasanya coba-coba dulu, apalagi tamu-tamu hotel yang datang dari luar kota. Setelah merasakan, mereka terus menceritakan teman-temannya lagi. Menyebar dari mulut ke mulut," ucap Parti.

Tampilan warung ini sederhana saja. Seperti warung nasi biasa saja atau warteg (warung Tegal) di Jakarta. Karena selain menjual sate kuda, warung ini juga berjualan nasi sayur dan lauk pauk. Dengan menu sederhana seperti menu rumahan, ada sayur lodeh, tempe, tahu, dan ikan goreng. Warung ini buka sejak jam 08.00 pagi sampai jam 10.00 malam. Kapasitasnya paling tidak muat untuk 10 orang, duduk di bangku kayu panjang. Setiap harinya, warung ini membutuhkan minimal 5 kg daging kuda untuk dibuat sate. Jumlah ini akan bertambah saat akhir pekan atau liburan panjang, saat banyak wisatawan yang berlibur ke Jogja.

Sebenarnya daging kuda ini tak hanya diolah untuk dijadikan sate. Parti juga melayani pesanan daging kuda untuk dibuat dendeng atau empal daging kuda. Tentunya dengan harga yang spesial.

Bagaimana, Anda mau mencobanya?



Photo:http://www.horse-directory.co.uk/horse01.jpg

<b>Bakmi godog pelosok Mbah Mo</b>

Meskipun warung bakmi Jawa tersebar di mana-mana, Apalagi di Jogja. Bakmi godog yang satu ini sungguh menohok hati. Sudah di pelosok, antrinya juga lama. Jika hanya melihat tampilannya justru tidak mengundang selera. Warnanya pucat pasi. Tetapi lain ceritanya saat menyeruput kesegaran kuah <i>nyemeknya</i>…

Setengah jam menunggu untuk sepiring bakmi godog di warung ini mungkin belum lah terlalu lama. Masih ada yang lebih lama lagi antri menunggu. Maklum saja, cara memasak bakmi di sini dimasak satu per satu dengan tungku arang. Meskipun ada dua tungku yang menyala tetap saja lama. Sebagai peringatan, warung ini bukan untuk orang yang sedang terburu waktu. Kacang bawang, emping, kerupuk rambak siap menemani Anda sambil menunggu.

Setelah menanti, sepiring bakmi godog sudah tersedia di meja, tampilannya putih pucat pasi. Sendokan pertama langsung diarahkan untuk menyeruput kuah bakmi godognya…<i>sruput</i>…sruput</i>…<i>sruput</i>…wah, gurihnya menyegarkan. Perasaan lelah menunggu dan capek menuju tempat ini terbayar sudah!

Walaupun bahan bakmi godog alias bakmi rebus ala Jawa ini ya… hanya itu-itu saja, diantaranya bakmi telur dengan kubis, daun bawang, daun seledri, telur bebek, suwiran daging ayam, kuah ayam kampung dan dimasak di atas tungku arang. Bumbunya, bawang merah, bawang putih, kemiri, garam, penyedap rasa, dan cabe.Tetapi cita rasa bakmi godog Mbah Mo ini sangat nikmat, apalagi disantap panas-panas. Kuahnya yang gurih tidak bikin <i>eneg</i>. Kuah kaldu kentalnya tercipta dari rebusan babon ayam kampung dicampur kocokan telur bebek. <i>Sueger banget</i>…

Warung bakmi Mbah Mo dirintis sejak tahun 1986 oleh Atemo Wiyono (alm) alias mbah Mo. Nah, sekarang yang disebut-sebut mbah Mo adalah mbah Yatin alias istri mbah Atemo Wiyono. Sebelum membuka warung bakmi Jawa di Code, Bantul, dulunya Mbah Mo membantu sekaligus belajar dengan kakak iparnya Pak Rebo yang berjualan bakmi Jawa dan tinggal di Jogjakarta. Sampai sekarang bakmi Pak Rebo masih berjualan di Jl. Brigjen Katamso, Jogjakarta. Warung bakmi Pak Rebo hanya berjualan selepas sore hari dengan tenda di depan Sekolah Dasar Kintelan di depan hotel Melia Purosani. Kemudian Mbah Mo membuka sendiri warung bakminya di Bantul, setelah Pak Rebo meninggal dunia.

Seberapa pelosok bakmi Mbah Mo ini berada? Lokasinya ada di dusun Code, Trirenggo, Bantul. Bisa ditempuh melalui jalan Parangtritis atau Jalan Bantul yang menuju arah Samas. Jika dari arah Jogya, melalui jalan Parangtritis terus saja sampai ketemu perempatan daerah Manding. Kemudian belok ke kanan ada sentra industri kulit. Masih menyusuri jalan ini, di kiri jalan ada penunjuk arah bakmi Mbah Mo dari produsen rokok. Lantas belok ke kanan. Kemudian lurus saja, sampai ketemu pertigaan ketemu penunjuk Mbah Mo lagi. Kemudian pilih jalan yang ada gapuranya berupa jalan sempit kampung. Sampai di gang kedua ketemu papan Mbah Mo lagi. Kemudian belok kiri, sampai tujuan. Kalau dari Jogjakarta menuju mbah Mo memilih dari jalan Bantul menuju Samas, sesampai pertigaan lampu merah mesjid Agung, Bantul langsung belok ke kiri. Menyusuri dusun Gose yang jalannya cukup panjang, di kiri kanan jalannya masih sawah. Kemudian cari lagi jalan yang menuju dusun Code, Trirenggo. Selanjutnya ada beberapa papan petunjuk dari produsen rokok. Intinya sering bertanya saja kalau tersesat di jalan, ya…

Warung bakmi Mbah Mo buka setiap hari dari jam 05.00 sore sampai jam 11.00 malam. Tidak pernah libur. Biar tidak kehabisan dan antri terlalu banyak disarankan untuk datang sebelum jam 05.00 sore. Apalagi jika ingin menikmati bakmi godog langsung dari racikan tangan Mbah Mo jangan lebih dari jam 08.00 malam. Lantas siapa lagi yang memasak? Selanjutnya akan diteruskan dua anak Mbah Mo, yakni Mbak Tik dan Mbak Jiyah. Plus seorang anak menantunya Mas Murlidi. Masing-masing juru masak ini memiliki penggemarnya. Memang juru masak favoritnya tetap Mbah Mo.

Di warung ini disediakan meja dan lincak (kursi panjang dari bambu) yang dapat menampung 70an orang. Sepiring bakmi godog "polos" di sini dihargai Rp9000. Jika ada tambahan brutu, sayap, paha, ati atau ampela ayam alias "istimewa" menjadi Rp15.000. Selain bakmi godog, ada menu bakmi goreng juga. Untuk minumannya di sini serba hangat dari the, jeruk hingga kopi. Tidak disediakan minuman dingin. Tetapi tetap menyegarkan, salah satunya yang layak dicoba adalah jeruk jahe, yaitu jeruk nipis yang ditambahi jahe. Rasanya yang kecut, manis hangat cocok sebagai pamungkas gurihnya mi godog Mbah Mo.

"Walaupun pelosok, enggak bikin kapok…"

<b>Segarnya rujak es krim Harjowinatan</b>

Panasnya kota Jogjakarta di siang hari sungguh menyengat kulit. Kerongkonganpun jadi ikut-ikutan terasa haus. Minum segelas air saja rasanya masih belum cukup. Mulut ini masih mengiba ingin sekali mengunyah makanan segar dan manis. Saat begini paling pas menyantap buah-buahan, rujak, es krim, atau rujak es krim sekalian. Di mulut terasa <i>krekes-krekes</i>, manis, pedas, dingin…suegerrr…

Mungkin belum semuanya tahu apa itu rujak es krim. Sederhana saja penjelasanannya, rujak es krim ini hanya rujak serut atau rujak gobet alias rujak parut kasar yang diberi es krim di atasnya. Buah untuk rujaknya diserut atau diparut kasar. Kemudian bumbu rujaknya terdiri dari kencur, terasi, garam, cabe, gula jawa, dan asem jawa. Ya, seperti bumbu rujak biasanya. Sedangkan es krimnya, hanya es puter kelas kampung. Bahan es puter biasanya terdiri dari gula pasir, tepung maizena/jagung, susu, santan kelapa, dan esen atau pencita rasa seperti vanili atau rasa aroma buah.

Ketika rujak es krim ini sudah di mulut, rasanya campur aduk, lah. Bingung, tetapi segar menyenangkan. Bayangkan saja, ada rasa <i>krekes-krekes</i> buah segar antara lain nanas, bengkoang, timun, pepaya muda, mangga muda, juga kedondong. Masih dalam satu kunyahan, muncul rasa pedas sambel rujak. Dihantam lagi dengan ada rasa manis segar dingin dari es puter.

Seorang teman yang lama tinggal di Jogja pernah membagikan tips memakan rujak es krim ini agar lebih terasa syahdu. Intinya, jangan diaduk semua antara es krim dan rujaknya. Biarkan saja terpisah. Makan lebih dulu rujaknya dari pinggir piring. Melipir terus sedikit demi sedikit, sesendok demi sesendok baru kemudian menyantap sisa es krim sebagai pamungkasnya.

Rasa kencur, terasi, garam, cabe, gula jawa, dan asem alias bumbu rujak, agaknya memegang peranan penting. Bumbu rujak yang tidak terlalu pedas dan buah yang selalu segar menjadi andalan rujak es krim Pak Paino yang berjualan di sekitar Pakualaman ini, tepatnya di jalan Harjowinatan. "Kalau mau tambah pedas, tinggal tambah sambel yang sudah disediakan," ujarnya enteng. Meskipun jualannya rujak es krim kalau ingin es puter saja juga dilayani di sini,Rp1000 semangkuk kecil.

Lokasi rujak es krim Pak Paino ini di bawah pohon rindang cukup tersembunyi dari jalan raya, di balik dinding kediaman Paku Alam. Seperti tidak ada habis-habisnya pembeli yang datang silih berganti. Kebanyakan pembeli membelinya untuk dibawa pulang atau disantap di jalan. Karena memang hanya ada sepuluhan kursi bakso untuk mereka yang menyantap di tempat. Kalau mau makan di tempat jangan lupa membawa air putih. Karena rasa manisnya kadang masih tertinggal di tenggorokan.

Pak Paino dibantu sang istri dalam meracik bumbu dan menyerut buah-buahan. Mereka sengaja tidak menyerut dulu rujaknya. Semuanya dibuat dadakan termasuk sambal rujaknya. Itu semua dilakukan supaya rujak serutnya tetap segar <i>krekes-krekes</i> tidak layu. Hanya es puternya yang sudah disiapkan dari rumah. Rujak es krim Pak Paino ini buka setiap hari dari jam 08.00 hingga sehabisnya. Dan katanya ia tidak pernah libur. "Kalau pas Lebaran atau libur panjang, bisa menghabiskan 3-4 tabung es puter," ujar Paino sumringah. Padahal satu tabung es puter bisa untuk 400 porsi rujak es krim yang seporsinya dihargai Rp.2000

Entah siapa yang memulai pertama kali menjual rujak es krim ini di Jogja. Karena penjual rujak es krim kerap dijumpai di lokasi dekat keramaian. Dekat lokasi wisata, kampus atau sekolahan misalnya. Pak Paino sendiri sudah berjualan rujak es krim ini selama 25 tahun. Saat itu seporsinya masih dihargai Rp50. Awalnya pak Paino membantu kakaknya pak Nardi berjualan rujak es krim. Kini keduanya berjualan sendiri-sendiri namun bergantian hari di lokasi yang sama. Kalau menurut sejarah mereka berdua ini sebelum berjualan rujak es krim, memang penjual es krim puter keliling. Di saat penjualan es puter kurang menggairahkan apalagi di saat musim hujan mereka mencoba mencampurnya dengan rujak serut. Rupanya hasilnya lebih memuaskan setelah es krimnya dicampuri rujak. Meskipun hujan tetap masih ada pembeli. "Memang masih tetap lebih ramai pembelinya kalau kemarau," aku Paino.

Pak Paino ini juga menerima pesanan rujak es krim atau es puter saja. Paling tidak pesan sehari sebelumnya supaya bisa belanja bahan-bahannya lebih dulu. Untuk satu tabung es puter dihargai Rp175.000. Pilihan rasa es krimnya tinggal pesan rasa kopyor, kelapa muda, nangka, atau vanili.

Pak Paino( 081392237543)

<b>Tongseng Kopyok Mbah Ganis</b>

Masih di kawasan wisata Kaliurang, tepatnya di dekat obyek wisata air terjun Telaga Putri, ada warung makan Mbah Ganis yang layak untuk dikunjungi. Tongseng kopyok yang hangat, kuahnya yang gurih dan menyegarkan menjadi menu khas yang pas bersanding dengan sejuknya hawa Kaliurang.

Entah kebetulan atau tidak, biasanya warung makan yang berada di sekitar obyek wisata hanya menyajikan makanan cepat saji yang ala kadarnya. Sudah harganya mahal, terasa kurang mantap, serta jauh dari selera. Bikin kecewa saja. Tetapi anggapan ini akan pupus ketika memasuki warung Mbah Ganis yang ada di pelataran obyek wisata Telogo Putri.

Sate, tongseng, dan nasi goreng adalah menu ujung tombaknya. Secara sepintas sajian ini biasa saja. Mbah Ganis pemilik warung yang sebenarnya masih berumur 40 tahun ini, merekayasa ketiga menu ini menjadi sajian yang berbeda yaitu tongseng <i>kopyok</i>, dan nasi <i>klenyer</i>.

Apa, sih bedanya? Kuah tongseng <i>kopyok</i> yang manis gurih lebih terasa nendang pedasnya. Tetapi buat yang enggak suka pedas, bisa pesan jangan pedas-pedas kuahnya. Saat proses memasak tongsengnya, daging mentah tidak langsung dicemplungkan ke kuah tongseng. Kuah tongseng dan dagingnya dimasak sendiri-sendiri. Kuah tongseng yaitu kuah gule beserta bumbu tongsengnya antara lain, daun bawang, cabe merah, bawang putih, bawang merah, lada hitam, kemiri, ketumbar, dan kecap dipanaskan dalam wajan. Tak ketinggalan ditambah sayuran khas tongseng yaitu tomat dan kol. Nah, <i>kopyok</i>nya adalah telur ayam yang dicemplungkan ke kuah tongseng ini. Sedangkan cara memasak dagingnya dibakar dulu seperti sate tetapi tanpa bumbu. Kalau sudah matang dagingnya, barulah daging ini disiram kuah tongseng <i>kopyok</i>nya. Pembeli bisa memilih daging untuk tongseng <i>kopyok</i>nya. Di sini tersedia ayam, kelinci, atau kambing, untuk pilihan daging ini sesuai selera pelanggan.

Bicara soal rasa tongseng <i>kopyok</i> ini, memang jadi lain. Agak jauh dari rasa tongseng sesungguhnya. Penyajiannya saja seperti sate dengan bumbu kuah gule yang cerah. Rasa kuahnya perpaduan antara oseng-oseng, gule, dan rasa tongseng yang samar-samar. Dagingnya pun terasa lebih empuk. Bukannya jadi tidak enak, malah muncul hasrat untuk tambah lagi menu tongseng ala Mbah Ganis ini dan sepiring nasi. Keinginan ini perlu diredam dulu karena ada menu lain yang wajib dicoba yaitu nasi <i>klenyer</i>.

Menurut Mbah Ganis, nasi <i>klenyer</i> ini sehabis menyantapnya membuat <i>kelenger keleler-keleler</i> jadinya <i>klenyer</i> karena nasi ini banyak mengandung lemak tadinya. "Namun, sekarang lemaknya dikurangi demi kesehatan," ujar Mbah Ganis menjelaskan. Menu ini sesungguhnya nasi goreng kambing yang bumbu racikannya adalah bumbu tongseng. Singkatnya nasi goreng kambing rasa tongseng. Agak <i>nyemek</i> atau basah karena ada kuah tongseng sedikit plus daging dan sedikit sayuran. Rasanya, gurih tongseng dan nasi goreng, bikin kelenger bener, deh seperti namanya…

Menu-menu yang ada di warung Mbah Ganis ini buah karya racikannya sendiri. Meskipun sebagian besar perjalanan karirnya justru tidak menyenggol kuliner sama sekali. "Semuanya ini hasil dari main ke mana saja dan mencoba apa saja. Tetapi akhirnya kembali ke tempat kelahiran saya ini. Dari hobi icip-icip tempat makan yang orang bilang enak, kemudian saya buat racikannya lagi menurut perasaan saya," paparnya. Pengalaman hidup Mbah Ganis selama belasan tahun justru lebih banyak di atas panggung hiburan. Dari penyanyi pop daerah, dangdut, hingga penyanyi <i>jathilan</i> (kesenian kuda lumping). Tak heran jika di tabel menu makanan, yang harganya relatif terjangkau, (rata-rata setiap menu seporsinya dihargai Rp 8000an), tercantum juga kelompok organ tunggal dan <i>jathilan</i> asuhan Mbah Ganis.

Warung makan Mbah Ganis ini kapasitasnya sekitar 50an orang, terdiri dari meja kursi 20 orang, sisanya lesehan. Di hari libur atau akhir pekan, warung ini kerap dipenuhi pengunjung. Baik penduduk sekitar maupun wisatawan yang datang ke Kaliurang. Menu yang paling diserbu biasanya tongseng, tongseng kopyok dan sate kelinci.

Uniknya, warung ini jam bukanya hampir 24 jam. Mulai buka jam 07.00 pagi dan tutup jam 05.00 subuh. "Soalnya saya perlu tidur juga, kan. Dan, karyawan butuh belanja bahan-bahan keperluan juga," kekeh mbah Ganis. Walaupun lokasi warung ini dekat dengan obyek wisata, pengunjungnya tak hanya pengunjung Kaliurang yang ramai di siang atau sore hari. Malamnya juga sering diserbu para penginap di villa-villa seputaran Kaliurang.

Hawa sejuk plus, hangatnya kuah tongseng <i>kopyok</i> Mbah Ganis yang gurih menyegarkan ini menjadi sayang kalau dilewatkan…


<b>Jadah Mbah Carik</b>

Selain menyajikan pemandangan indah dan hawa sejuk pegunungan, di obyek wisata Kaliurang akan banyak ditemui penjual jadah tempe. Penganan khas Kaliurang ini berupa tempe tahu bacem dan jadah yang terbuat dari adonan ketan dan kelapa. Paduan rasa manis tempe bacem dan gurih kenyal ketan, membuat penganan ini yang cukup menyenangkan di lidah dan akhirnya mengenyangkan di perut. Soalnya, terus menerus habis satu lantas tambah satu lagi…

Di seputaran Kaliurang ini Anda dapat membeli dimana saja jadah dan tempe bacem ini. Mengenai rasa dan harganya tak akan berbeda jauh antara penjual yang satu dengan penjual lainnya. Tetapi bila ingin menikmati nuansa "keaslian" awal mula kondangnya penganan jadah tempe ini, warung jadah tempe mbah Carik adalah tempatnya. Lokasi warung ini di Jl Astamulya, Kaliurang, bisa ditemui saat Anda telah memasuki gerbang pertama wilayah wisata Kaliurang, sesampainya di kawasan villa-villa ada papan nama warna kuning bertuliskan Jadah Tempe Mbah Carik yang akan menyambut Anda di sisi kiri jalan. Warung ini adalah pelopornya, buka dari jam 08.00 pagi sampai jam 06.00 sore.

Di tahun 1950-an berawal dari hobi mengolah makanan dari ketan, istri Alm. Sastro Dinomo yang kemudian dikenal juga dengan nama Mbah Carik, karena suaminya yang menjabat carik mulai berjualan jadah tempe di Kaliurang. Penganan ini kemudian menjadi jajanan khas pengunjung Kaliurang. Awalnya tidak begitu banyak orang yang melirik makanan ini. Karena jadah dan tempe bacem untuk masyarakat Jawa, adalah makanan yang biasa saja dan mudah membuatnya.

Sejak kunjungan dari Keraton Jogjakarta ke warung ini semuanya berubah. Waktu itu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX terpikat dengan makanan gurih dan agak melekat ini. Raja Jogja ini kerap ke Kaliurang karena memang ada pesanggrahan milik keraton di sini. Biasanya kalau raja datang diberi suguhan. Tetapi karena jadah tempe yang digemari Sultan ini sudah dijual, sejak saat itu beliau menjadi langganan dan mulai kerap mengutus abdi dalemnya untuk membelikan jadah tempe ditempat Sastro Dinomo yang beliau sebut Mbah Carik. "Nama mbah Carik ini pemberian Sultan. Waktu itu Sultan sendiri yang berbicara. Mbah, jadah tempemu ini berilah nama jadah mbah Carik. Jadi kalau besok saya mengirim utusan dari keraton tidak keliru," tutur Ida Kurniasih menirukan ucapan simbahnya. Semenjak itulah usaha jadah tempe Mbah Satro Dinomo alias Mbah Carik semakin berkembang.

Usaha Jadah tempe mbah Carik kini dikembangkan oleh anak cucunya. Warung pertama yang ada di Jl. Astamulya Kaliurang kian berkembang. Warung itu kini ditangani oleh salah satu putranya, Mbah Sudimah Wiro Sartono (76) yang juga dikenal dengan sebutan Mbah Carik.  Karena usianya sudah lanjut, usaha ini kini dipegang oleh cucunya, Ida Kurniasih. Sementara putra-putranya yang lain membuka cabang di beberapa lokasi seperti, di Telaga Putri, Degolan,Candi, dan Jl Kaliurang Km 15. Bahkan didekat lokasi yang pertama, tepatnya disamping Posko SAR, salah satu putranya, yaitu Pak Bejo juga membuka usaha yang sama.

Penganan ini murah meriah. Beli satuan atau per biji sebenarnya boleh saja. Harga jadah sebuahnya Rp400, tempe Rp500, dan tahu Rp700. Tetapi untuk memudahkan bisa memesannya secara paket. Misalnya paket sepuluh terdiri dari 10 jadah, 10 tahu, dan 10 tempe seharga Rp16000. Paket sepuluh lima-lima terdiri dari 10 jadah, 5 tahu, dan 5 tempe seharga Rp10.000. Serta paket-paket lain yang ditawarkan, yang dapat dipilih sesuai dengan selera Anda.

Jadahnya biasanya dibawa pulang atau bisa langsung disantap di sini. Jadahnya dua tempenya di tengah, seperti "burger Jawa". Minumnya, teh poci hangat. Hm,…segar sekali. Warung ini punya kapasitas kurang lebih 25 orang. Di sini Anda juga dapat memesan jadah goreng atau bakar. Meski rasanya berbeda, olahan jenis ini tak kalah enaknya. Dalam sehari paling tidak 5 kg jadah habis terjual, tetapi akan jumlahnya akan meningkat drastis di hari Sabtu dan Minggu. Bahkan bisa habis terjual 40-50 kg jadah, 2000 buah tempe dan 1000 buah tahu.

Karena termasuk makanan basah, jadah masa keawetan tidak panjang. Makanan ini hanya mampu bertahan selama satu hari. Apalagi jadah di sini kelapanya lebih banyak. Sehingga tidak memungkinkan sebagai oleh-oleh ke tempat yang jarak tempuhnya lebih dari satu hari. Jangan khawatir, masih ada oleh-oleh lain khas Mbah Carik Kaliurang. Di tempat ini juga memproduksi Ampyang (gula, kacang, jahe) dan peyek kacang.

<b>Brongkos Bu Padmo yang menawan </b>

Anda pernah menyantap brongkos di bawah jembatan? Sesekali mungkin bisa dicoba sensasi nikmatnya menyantap brongkos di bawah jembatan. Walaupun sesungguhnya tidak sungguh-sungguh makan di bawah jembatan, tetapi di bawah sisi jembatan Krasak.

Untuk mencapai lokasinya dari kota Jogjakarta kita menuju ke arah kota Muntilan. Nanti setelah lepas dari kota Jogja kurang lebih 15 km, kita akan melewati sebuah jembatan yang tidak ada sungainya. Tepatnya di Tempel, Sleman. Di sisi kanan bawah jembatan ini ada pasar tradisional. Nah, di pinggir jalan pasar Tempel ini ada warung brongkos yang cukup kondang terselip diantara kios-kios pasar lain. Namanya, Warung Ijo Bu Padmo.

Sesuai namanya, warung ini memang dicat hijau, dan sudah ada sejak tahun 1950. Dari dulu pun warung ini warnanya tak pernah ganti. Warungnya tidak terlalu luas, tampilannya juga sederhana saja. Seperti warung makan biasanya, meja selain untuk tempat makan juga untuk memajang makanan kecil dalam toples-toples dan minuman ringan. Tempat duduknya berupa bangku panjang atau lincak yaitu bangku yang terbuat dari bambu. Daya tampung warung ini hanya muat belasan orang saja. Tak heran beberapa pelanggan yang datang, minta brongkosnya dibungkus untuk dibawa pulang. Jam buka warung setiap harinya dari jam 7.30-19.00. Tak pernah libur.

Menu andalan warung ini sayur brongkos. Jenis makanan yang satu ini kalau disebut sayur sebenarnya agak kurang pas juga. Karena tidak ada kandungan sayuran di dalamnya. Isi brongkos terdiri dari kacang tholo atau kacang tungga, daging sapi, tahu, cabe, santan kelapa dan kluwek yang membuat warna kuahnya menjadi hitam. Meski sama-sama hitam warna kuahnya, brongkos berbeda dengan rawon. Kuah brongkos lebih gurih dan kental karena memakai santan kelapa.

Tetapi kalau "nenek-moyangnya" brongkos mungkin masih bisa digolongkan sayur, karena terdiri dari kacang tholo, tahu, buncis, dan kulit mlinjo. Tetapi tetap saja unsur sayurannya tidak banyak, kan? Nenek moyang brongkos juga tidak kaya unsur dagingnya. Dagingnya hanya berupa daging giling yang dibentuk bulatan seperti bakso kecil, atau daging tetelan. Daging hanya untuk pelengkap.

Kalau brongkos sekarang yang ada di warung ijo ini kaya akan daging, sedikit kacang tholo. Daging sapinya diiris kecil-kecil sebesar dadu. Kemudian kuahnya yang hitam kental menjadi semarak dengan hiasan cabe merah utuh dan irisan petai. Bumbu brongkos sederhana saja, terdiri dari cabe, bawang merah, bawang putih, salam, laos, gula, garam dan kluwek. Cabe tak hanya di bumbu beberapa cabenya ada yang secara utuh dicemplungkan dalam kuah santan.

Brongkos ini mau dibilang sayur atau bukan, ya terserah saja. Yang terpenting saat menyantap brongkos kondang ini, potongan daging sapinya terasa empuk bener, kuahnya yang kental terasa manis, pedas, gurih di lidah. Menikmati brongkos ini menjadi lebih harmonis dengan paduan suara kriuk kerupuk lempeng legendar, karak, atau krupuk kampung yang biasanya ditempatkan di kotak kaleng. Untuk yang suka pedas, mungkin kurang terasa nendang pedasnya kuah brongkos ini. <i>Ceplus</i> saja atau kunyah satu atau dua buah cabe rawit yang biasanya disertakan dalam kuah brongkos. Hm, kalau begini tak usah malu-malu untuk tambah nasi dan brongkosnya lagi.

Meskipun menu andalannya brongkos. Warung ini juga menyediakan menu lain seperti sayur sop, sayur krecek/kerupuk kulit, pecel, empal, babat, tahu tempe bacem, ayam goreng, telor ceplok, dan tere' ayam yaitu masakan yang kuahnya seperti opor. Bedanya dengan opor, tere' ini tidak memakai daun jeruk purut. Dan, memang pengunjung yang datang ke sini tak selalu memesan brongkos.

Bu Padmo saat ini sudah sepuh, kurang lebih umurnya sudah 80 tahunan. Sudah tidak kuat masak. Kini usaha warung ijo diteruskan anaknya Bu Eni dan empat asistennya. Meski berganti generasi cara memasak brongkos tidak berubah sejak awal warung ini buka. Masih menggunakan tungku dan kayu bakar. Sejak jam 5 pagi sampai jam 5 sore api tungku tak pernah mati untuk memasak. Setidaknya dalam sehari saja warung ijo menghabiskan 30 kg daging sapi untuk brongkos. Jika akhir pekan kadang jumlah daging yang dimasak bisa dua kali lipatnya.

Meski warung ini sudah kondang, tempatnya masih saja sederhana dan bersahaja. Mungkin karena masih tetap melayani para pedagang pasar Tempel yang ingin sarapan atau makan siang di sini. Dari artis ibu kota hingga bupati pernah ke warung ini demi brongkos. Mau artis atau bukan, bupati atau rakyat biasa harga seporsi brongkosnya sama Rp.10.000.

Selain brongkosnya yang nikmat, segarnya minuman es tape di warung ini layak juga dicoba. Jika tidak suka es, wedang tape pun bisa jadi pilihan Anda.

<b>Bebek Cak koting</b>

Tampilannya memang warung kaki lima. Namun perkara rasa dan kualitas bisa dibilang jempolan. Utamanya sajian bebek dan burung dara gorengnya. Dengan sambal terasi yang pedas asin dan lalapan, serta kemeripik gurih daging bebek goreng, membuat siapa saja akan manggut-manggut saat menikmati santapan ini.

Biar dibilang kaki lima, tempatnya lumayan luas di depan Bioskop Mataram yaitu di jalan Dr. Sutomo. Karena lokasinya bukan sekedar di trotoar pinggir jalan, tetapi masuk dalam lingkungan ruko. Lahan parkirnya pun memadai. Warung makan Cak Koting yang menampilkan cita rasa Jawa Timuran ini buka dari jam 10.00 pagi hingga jam 11.00 malam.

Di pagi hari kesannya tidak terlalu luas hanya sebatas ruko yang disewa saja. Tetapi kalau sudah menjelang sore hari, di sekitaran ruko ini akan didirikan tenda dan banyak sekali meja makan sekitar 40an meja. Satu meja bisa muat 4-6 orang. Termasuk juga ada yang lesehan di emperan toko. Sebagian besar tidak terlindungi tenda. Jadi berdoa saja, supaya ketika anda sedang asiknya makan tidak turun hujan tiba-tiba. Memilih duduk lesehan di emper toko ternyata cukup menyenangkan karena menghadap jalan raya. Sambil menyantap bebek goreng bisa memandangi mobil dan motor yang lalu lalang menuju jalan layang yang terbentang di depan mata.

Tidak lama kemudian bebek gorengnya sudah tersedia di meja. Porsi bebeknya lumayan besar, maklum satu bebek hanya dibagi empat, warnanya yang garing kecoklatan, terasa empuk dan gurih. Tulang mudanya terasa garing kemeripik ketika digigit. Bau amis bebek dan alotnya daging bebek sudah tidak kentara sama sekali di sini. Mungkin karena sebelum digoreng bebek sudah dimasak dulu sekitar 2 jam dengan bumbu rempah dan kuah santan. Sambal terasi plus lalapannya juga terasa mantap. Karena masakan ini ala Jawa Timuran, rasa sambalnya yang dominan adalah asin pedas. Ditemani nasi hangat yang dibungkus daun pisang, acara menyantap bebek goreng ini terasa pas sekali. Sayang, nasinya dalam porsi kecil. Tetapi tak perlu malu untuk minta tambah nasi lagi. Apalagi daging bebeknya masih banyak dan lidah lagi kepedasan sambal. Wuih,…segelas es teh manis saja masih kurang untuk mengusir pedasnya,…kalau begitu pesan nasinya satu lagi!

Oya, jangan salah datang ke warung Cak Koting yang lain. Soalnya, Cak Koting berjualan bebek goreng di sini sudah 11 tahun. Dan ia tidak buka cabang di mana pun. Tadinya warung ini hanya berupa tenda kaki lima saja dan jam bukanya hanya sore sampai malam. "Dulu dari jual bebek 5 sehari sampai sekarang sudah ratusan,"kenang Partini karyawan Cak Koting yang sudah sepuluh tahun ini mengabdi. Warung Cak Koting berkembang pesat hingga bisa menyewa ruko dan sudah dua tahun ini jam buka warungnya menjadi semakin panjang dari pagi sampai malam. Sehingga membutuhkan 30 orang pegawai untuk membantu operasional warung ini. Tempat memasaknya pun sudah permanen di ruko ini. Sehingga soal kebersihan lebih terjamin dibanding saat masih kaki lima dulu.

Pelanggan warung Cak Koting bisa ratusan dalam sehari, dan akan sangat ramai diantara jam 07.00-08.00 malam, saat jam makan malam. Termasuk juga jam 12an siang saat istirahat makan siang. Apalagi di akhir pekan antara hari Sabtu-Minggu pengunjung Cak Koting akan bertambah ramai lagi. Sehingga perlu sabar mengantri pesanan Anda. Untuk memudahkan pelayanan, saat memesan Anda perlu memberitahu nomor meja Anda. Warung Cak Koting ini buka setiap hari, liburnya di hari Lebaran saja.

Misalnya kehabisan, datang saja esok hari lebih pagi lagi. Atau pesan menu masakan lain. Tak hanya masakan bebek, Cak Koting juga menyediakan ayam goreng, ayam bakar, burung dara goreng, tempe, tahu penyet, soto sulung, rujak cingur, dan pecel madiun. Sampai nasi uduk dan nasi bakar juga ada. Tetapi masakan bebeknya memang yang paling kondang. Dalam sehari warung bebek Cak Koting ini bisa menghabiskan 50-70 ekor. Namun jumlah ini akan bertambah hingga 100 bebek, sangat padat pengunjung. Harga bebek dan ayam goreng juga bakar dihargai Rp15.000. Untuk burung dara goreng utuh dihargai Rp17.000.

Jadi kepingin ke sini lagi, menyantap gurihnya bebek goreng Cak Koting.

<b>Bacem Kepala Kambing H. Sukirman</b>

Jenis bahan makanan yang umumnya dibacem kalau tidak tahu, ya tempe. Selanjutnya yang mulai biasa dibacem adalah daging unggas seperti ayam, burung dara, puyuh, bebek atau binatang besarnya sapi. Satu lagi hasil kreatifitas dibidang pembaceman adalah bacem kepala kambing.

Bacem sendiri adalah cara memasak dengan merebus bahan makanan dilengkapi dengan bumbu-bumbu seperti, bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar, salam, lengkuas, serai, gula jawa, garam, asam Jawa dan air kelapa bukan santannya (ini boleh ada/boleh tidak). Setelah masak masih diproses lagi dengan digoreng. Bahan makanan apa saja yang dibacem lantas digoreng hingga agak coklat kehitaman nantinya akan muncul rasa manis gurih khas bacem.

Bagaimana dengan bacem kepala kambing? Sebenarnya bacem kepala kambing ini bukan jenis makanan baru. Warung bacem kepala kambing milik H. Sukirman yang ada di belakang pasar Colombo ini saja sudah ada sejak tahun 1967. Dan, sudah cukup kondang. "Resepnya sudah ada sejak jaman simbah saya dulu, saya hanya meneruskan saja," ujar Sukirman. Untuk menuju warung ini, dari Jogjakarta ambil jalan yang menuju ke Kaliurang. Nah, kalau sudah sampai di km7 tinggal cari pasar Colombo di kanan jalan. Lantas terus saja ke belakang pasar kemudian nanti ada papan nama besar bertuliskan bacem kepala kambing dari produsen rokok ternama. Alamat persisnya di Jl. Babadan Baru no.7

Warungnya kecil saja. Meja kursi yang ada kurang lebih hanya cukup untuk sepuluh orang. Buka tiap hari dari jam 03.00 sore sampai 09.00 malam. Tidak pernah libur. Karena baru pertama kali ke sini, bayangannya nanti akan melihat sajian kepala kambing utuh di atas piring. Tetapi nyatanya tidak begitu. Saat datang, pembeli langsung memilih bagian mana yang akan digoreng. Semuanya dalam bentuk irisan dan bungkusan daun pisang. Sudah tidak ada tulang belulang kepala kambing. Ada beberapa pilihan seperti mata, telinga, hidung, lidah, kaki, dan otak. Yang paling diminati di sini adalah bagian lidah, hidung, kaki dan otak.

Gorengan irisan bacem kepala kambing ini selain dibarengi sepiring nasi juga ditemani sambal, plus acar timun. Hanya itu tidak ada sayuran tambahan lain. Uniknya secara sepintas sambalnya seperti sambal kecap, tetapi bukan. Sambal itu dibuat dari air direbus dengan daun salam, lengkuas, jahe, serai, daun jeruk, gula jawa dan garam. Untuk pedasnya, ditambah cabe digoreng dan diulek dengan bawang putih dan kemudian dimasak sekalian. Ketika menyuap hidangan irisan bacem kepala kambing ini plus sambelnya terasa campur aduk di mulut. Ada manis, gurih, pedas, empuk agak kenyal, dan kadang terlintas sedikit <i>prengus</i> juga alot, khas daging kambing. Padahal yang dipilih bagian lidah. Rasanya, enak dan eksotik kalau boleh dibilang begitu. Oya, santaplah selagi masih panas, sebab kalau sudah dingin perlu sedikit perjuangan untuk mengunyahnya.

Agaknya tidak semua orang bisa membuat bacem kepala kambing yang rasanya bisa seperti ini. Mau tahu sedikit proses pembacemannya? Pertama kali kepala kambing dibakar kemudian dibersihkan bulu-bulunya. Sesudah bersih kepala kambing dibelah menjadi empat. Otaknya dipisahkan dibungkus dengan daun pisang. Semuanya lantas direbus dengan bumbu bacemnya kurang lebih 2-3 jam. Pokoknya, sampai empuk. Nah, untuk menghilangkan bau <i>prengus</i> kambing, bumbu rempah seperti jahe, lengkuas, serai, daun salam, dan ketumbar diberikan agak banyak. Setelah masak, kemudian disiapkan di atas meja, siap menunggu pembeli untuk memilihnya dan digoreng. Kuah sisa untuk membacem tadi tidak dibuang tetapi dipakai lagi untuk membacem kepala kambing selanjutnya. "Kuah sisa baceman sebelumnya ini penting. Karena bumbu dan minyaknya membuat empuk dan sedap," jelas Sukirman. Bahkan, kalau kuah bacemannya sudah surut, tinggal ditambahi air dan bumbu.

Setiap harinya paling tidak Sukirman membutuhkan 10 buah kepala kambing. Buatnya ini bukanlah jumlah yang besar. Karena warungnya ini dahulu pernah sampai menghabiskan 35 kepala kambing dalam sehari. "Antrinya dulu sampai panjang. Sekarang semuanya serba mahal. Jadi warung ini juga ikut imbasnya,"ujarnya lirih. Untuk potongan kecil saat ini dihargai Rp 5000, irisan agak besar Rp 20.000 dan lengkap (satu kepala kambing utuh, dengan otak dan lidah) dihargai Rp 50.000. Pelanggan yang datang selain dari seputaran wilayah Jateng dan Jogjakarta, banyak juga dari Jakarta dan kota-kota lain. Mereka yang datang ke sini biasanya untuk menikmati sesuatu yang menjadi kesenangan, atau kalau orang Jawa bilang <i>klangenan</i>.


 

Bacem Kepala Kambing, H. Sukirman

Jl. Kaliurang km7, Babadan baru no.7

(0274) 885870


<b>Mengajak Si Upik berhemat</b>

Berhemat pasti tidak nikmat, tetapi jika diikuti oleh seluruh anggota keluarga, tak hanya orangtua, anak-anak termasuk anggota keluarga lainnya yang tinggal serumah, bisa saja jadi nikmat. Gerakan hidup hemat bisa diajarkan kepada anak-anak sejak dini. Mungkin awalnya mereka akan protes, namun jika anak-anak diberi pengertian bisa juga, kok diajak berhemat.

===

Mengajak anak untuk hidup hemat sesungguhnya tak harus langsung mengacu pada berhemat dalam menggunakan uang. "Bisa dimulai dengan pengalaman sederhana dalam keseharian. Seperti bagaimana menggunakan listrik, air, juga kertas, secara bijaksana, yang akhirnya mengacu pada penghematan uang juga," ujar Rosmayanti Ichan, S.Psi, seorang kepala sekolah di pra-sekolah Cikal, Jakarta Selatan.

Menurut pengalamannya dalam mengenalkan konsep uang kepada anak didiknya, memang tidak mudah. Mengenalkan konsep uang pada anak usia pra-TK (3-4 tahun) misalnya, ada beberapa tahapan. Awalnya yaitu mengajak anak untuk mengerti dari mana uang itu ada. Anak perlu disadarkan bahwa untuk mendapatkan uang seseorang harus bekerja. Uang tidak tumbuh dari pohon, atau keluar dari ATM. Ada sesuatu yang harus dilakukan sebelumnya untuk mendapatkan uang. Sejak dini anak dikenalkan apa profesi orangtuanya, misalnya diajak kunjungan ke kantor. Anak bisa melihat langsung bagaimana cara ayahnya mendapatkan uang. Kemudian ayah menyimpannya di bank yang bisa diambil uangnya melalui ATM. Setelah ada uang di tangan, anak diajak bagaimana cara mengatur dan menggunakan uang itu secara bijaksana.

Salah satu pembelajaran bagaimana anak bisa menggunakan uang secara bijaksana, yakni ketika anak diajak untuk berbelanja sendiri. Pada kesempatan ini orangtua dapat menjelaskan pada anak, bahwa barang yang diambilnya harus dibeli atau dibayar dengan uang. Termasuk pemahaman tentang harga barang yang berbeda satu sama lainnya. Dari perbedaan harga barang ini, orangtua dapat memberi pengertian pada anak, agar uangnya cukup hanya membeli barang yang perlu-perlu saja.

<b>Belajar menabung</b>

Menabung merupakan salah satu bentuk cara belajar anak untuk merencanakan keuangan dan menghargai uang. Anak bisa diberi pilihan, misalnya jika setiap hari ia memiliki uang Rp. 10.000 jika ditabung hingga akhir pekan, hasilnya cukup lumayan untuk jalan-jalan sekeluarga di akhir pekan, daripada langsung digunakan untuk membeli mainan yang mudah rusak.

Memang, hampir setiap orangtua rasanya tidak tega menolak permintaan anak-anaknya. Apalagi ketika meminta, si Upik merengek tak henti-hentinya. Soal harga mungkin bukan halangan. Atau malah sebaliknya, kadang menjadi kendala karena harga mainannya memang mahal. Padahal masih ada pengeluaran atau kebutuhan lain yang harus dipenuhi dan perlu biaya tak sedikit. Sedangkan pemasukan tidak ada peningkatan. Belum lagi harga-harga kebutuhan pokok sudah mulai merangkak naik akibat harga BBM yang naik beberapa waktu lalu. Memang, ini saatnya untuk berhemat. Tetapi untuk menyenangkan anak, apa tega, ya dipangkas?

Masalahnya bukan soal tega atau tidak tega, anak butuh sikap orangtua yang tegas dan konsisten. Jika orangtua luluh karena <i>rengekan</i> dan menuruti keinginannya, anak akan merasa uang bukan halangan bagi orangtuanya. "Repotnya, kalau kakek atau nenek yang tinggal serumah justru mengabulkannya," ujar Rosmayanti. Untuk itu memang butuh kerja sama setiap anggota keluarga, agar anak tidak bingung. Juga menghindari anak "memanfaatkan" ketidaktegaan orangtua atau kakek neneknya.

Mengajari si Upik menabung sejak dini akan melatihnya untuk dapat menghargai jerih payahnya sendiri. Ketika ingin membeli mainan atau sesuatu ia diharuskan menabung dulu, nantinya, si anak bisa menghargai jerih payahnya sendiri dengan memelihara mainannya, tidak dengan mudah merusakkannya. Dari menabung ini pula, dapat mengajari anak untuk belajar memberi. Dalam bentuk derma atau sumbangan. Kegiatan sosial dapat diajarkan kepada anak sejak dini, lewat bagaimana orangtua mengatur uangnya untuk dibelanjakan, ditabung, dan disumbangkan untuk kegiatan sosial. Dengan belajar memberi ini, secara langsung akan mendidik anak tentang nilai-nilai moral. Juga mengajari anak untuk peka pada lingkungan sosialnya, bahwa ada orang yang kurang mampu yang butuh dibantu dengan memberi sumbangan atau derma.

<b>Mengubah pola hidup</b>

Bukan hanya anak-anak yang merasa tidak nikmat berhemat, orangtua pun merasakannya. Tidak nikmatnya berhemat, muncul karena hilangnya kenyamanan yang sudah biasa diterima. Tetapi, jangan berpikir apa yang sudah kita lakukan sekarang ini seharusnya memang sudah begitu dan merasa sudah sepantasnya. Seperti Si upik yang tadinya bisa membeli dua tiga buah mainan setiap bulannya, sekarang hanya bisa satu saja. Awalnya si upik tentu akan protes akibat gerakan penghematan ini.

Melakukan penghematan sesungguhnya mengganti pola hidup atau kebiasaan. Mengawalinya memang tidak mudah tetapi harus dilakukan. Rosmayanti menekankan pada pengalaman, alasan dan contoh untuk mengajak anak agar bisa berhemat. Contohnya memberi pengalaman dalam menggunakan air secara bijaksana kepada anak. Gunakan air seperlunya. Alasan mengapa kita perlu hemat air perlu dijelaskan pada anak, seperti kandungan air bersih di bumi saat ini mulai berkurang. Termasuk dijelaskan proses bagaimana air bersih didapatkan. Dengan mengambilnya dari dalam tanah dengan pompa air yang digerakkan tenaga listrik yang iurannya harus dibayar setiap bulannya. Kalau kita bisa hemat air, berarti juga hemat dalam penggunaan tenaga listrik untuk pompa air, sehingga biaya untuk iuran PLN bisa lebih hemat juga. Selanjutnya orangtua perlu memberi contoh dalam gerakan hemat air ini, misalnya ayah tidak perlu mencuci mobilnya setiap hari. Mencuci mobil kalau memang keadaannya kotor sekali. Tak hanya ayah, seluruh anggota keluarga juga harus turut serta dalam gerakan hemat air ini.

Anak lebih mudah meniru apa yang telah dilakukan orangtuanya. Dengan memberi contoh, atmosfer berhemat bisa dibentuk. Ketika orang tua berperilaku boros dan tidak bisa mengatur keuangannya, biasanya anak akan meniru perilaku orang tuanya juga. Akan sulit diterima anak jika ibunya sering berbelanja pakaian di mal, juga makan di restoran mahal. Sementara sang anak dilarang membeli sebuah boneka idamannya. Sebaliknya, anak akan terbawa hidup hemat karena orangtuanya biasa berhemat dan cermat dalam mengatur keuangan.

Mengganti pola hidup atau kebiasaan bukan berarti kita harus hidup sengsara karena terlalu irit bahkan pelit. Dibutuhkan kreatifitas untuk menyiasati pemenuhan segala kebutuhan. Meskipun memang tidak seenak dulu. Tetapi bukan berarti tidak bisa dinikmati lagi. Semisal Si Upik yang biasanya menggunakan kertas HVS putih 80 gram untuk menggambar. Kali ini diganti dengan kertas buram 70 gram yang harganya jauh lebih murah. Memang tidak seenak menggambar di kertas putih. Namun, esensinya Si Upik masih bisa terus menggambar, kan? Satu contoh lagi soal jajan. Pengeluaran untuk jajan anak, bisa dikurangi dengan membawa bekal makanan dan minuman dari rumah. Lagipula dengan membawa bekal dari rumah lebih terjamin kebersihan dan kesehatannya. Biasakan juga si Upik untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah, karena ia membutuh energi yang cukup.

Kebiasaan Si Upik di rumah saat libur sekolah yang berjam-jam di depan pesawat televisi menonton film kartun bisa dikurangi dengan mengajaknya bermain bersama di halaman. Selain hemat listrik, hubungan emosional antara orangtua dan anak bisa semakin terbangun. Hubungan orangtua dan anak menjadi lebih akrab. Apalagi sekarang ini waktu orangtua untuk bertemu dengan anaknya semakin sedikit karena kesibukan kantor atau pekerjaan.

Rupanya, mengajak si Upik berhemat masih bisa dinikmati juga, khan?

<b>inbok1</b>

<b>Berhemat dari yang paling sederhana</b>

  1. <b>Gunakan air dengan bijaksana</b>.

    Sikat gigi dengan segelas air. Mandi menggunakan shower lebih irit air ketimbang dengan gayung. Gunakan air seefektif mungkin, misalkan air sehabis cuci tangan bisa ditampung untuk menyirami tanaman.

  2. <b>Matikan listrik kalau sudah tidak digunakan</b>.

    Menonton acara televisi memang yang difavoritkan saja. Matikan tv, peralatan audio, komputer, dan AC kalau memang tidak digunakan.

  3. <b>Gunakan kertas seefektif mungkin</b>.

    Dimungkinkan untuk menggunakannya secara bolak-balik. Kalau sudah terpakai semua bisa dijual untuk kertas daur ulang.

  4. <b>Gunakan kertas yang lebih murah</b>.

    Misalnya kertas buram, meskipun kurang bagus tetapi masih dapat digunakan untuk menulis atau menggambar.

  5. <b>Membawa bekal makanan dan minuman dari rumah</b>.

    Selain lebih murah, lebih terjamin kesehatannya.

  6. <b>Berangkat sekolah bersama-sama</b>.

    Jika menggunakan mobil pribadi kalau bisa berangkatlah bersama-sama dengan teman yang satu jurusan.

  7. <b>Berangkat lebih pagi</b>.

    Selain lebih segar, supaya tidak terkena kemacetan yang akan memboroskan bahan bakar minyak.


<b>inbok2</b>

<b>Mengajak anak berhemat</b>

1. <b>Memberi contoh pada anak</b>.


Anak akan meniru perilaku orang tuanya. Anak akan sulit menerima jika ibunya senang belanja di mal, sementara si anak dilarang membeli boneka. Sebaliknya, anak akan terbiasa hidup hemat karena orang tua biasa berhemat dalam mengatur keuangannya.

2. <b>Biasakan sarapan sebelum ke sekolah</b>.

Anak akan lebih konsentrasi dalam belajar, tidak memikirkan jajan.

3. <b>Tidak semua jajanan sehat</b>.

Orang tua hendaknya memberi pengertian agar si anak menjaga kesehatan dan kebersihan makanannya. Sehingga sang anak tidak mengikuti keinginannya untuk jajan sembarangan.

4. <b>Mulai menabung</b>.

Mengajari si Upik menabung sejak dini akan melatihnya untuk dapat menghargai jerih payahnya sendiri.

5. <b>Belajar untuk memberi</b>.


Dengan memberi, mengajarkan anak tentang nilai kerja keras dan berempati kepada orang lain.

6. <b>Merawat barang milik sendiri</b>.

Jika anak membeli barang-barang keperluannya seperti mainan, pakaian dan sebagainya, berilah pengertian agar mau merawatnya dengan baik.

<b>inbok3</b>

<b>Mengajari Anak Menghargai Uang</b>

1.<b>Mengenalkan kegunaan uang</b>.

Bisa dengan cara melakukan <i>role play</i> atau bermain peran. Misalnya menjadi penjual atau pembeli. Dengan uang mainan melakukan transaksi jual beli.

2. <b>Mengajak anak berbelanja</b>.

Pada saat berbelanja ini, anak bisa mengenal harga barang. Juga belajar untuk membeli barang yang dibutuhkan saja.

3. <b>Uang ada karena bekerja</b>.

Anak perlu diberi pengertian bahwa untuk memperoleh uang, orang harus bekerja. Uang itu nantinya untuk membeli semua kebutuhan keluarga, termasuk mainan dan susu yang diminumnya setiap hari.

4. <b>Bersikaplah tegas</b>.

Anak butuh sikap yang tegas dan konsisten orangtua. Sekali Anda mengatakan 'tidak', Anda harus tetap konsisten dengan sikap Anda, meski anak menangis atau <i>merengek</i>.



Photo:http://www.tabunganku.info/images/celengan.jpg

<b>Terapi Kristal</b>

Batu mulia atau kristal, tak hanya indah warna dan bentuknya. Dilihat dari jenis, usia, dan warna, kristal memiliki keistimewaan. Ia bisa memperbesar energi, memfokuskan energi, memindah energi dan menyimpan program. Dengan segala kelebihan ini kristal pun dapat dimanfaatkan sebagai sarana penyembuhan.

===

Batu mulia atau kristal kerap diidentikkan dengan batu aji-ajian ataupun jimat, karena memiliki kemampuan tertentu. Kadang dikeramatkan karena bisa menyembuhkan sampai untuk kekebalan. Batu mulia atau kristal sering dianggap gaib. Padahal keistimewaan kristal ini tak lain dan tak bukan karena memiliki daya efek piezo-elektrik dan piro-elektrik. Daya piezo-elektrik adalah daya yang dapat mengubah energi kinetik (daya pukulan) menjadi energi listrik (percikan). Buktinya, bila ujung kristal yang lancip dipukul dalam ruangan gelap, akan menimbulkan percikan api. Sedangkan daya piro-elektrik adalah kemampuan untuk menarik kemudian melemparkan energi listrik akibat menumpuknya muatan listrik pada permukaannya. Efek ini bisa dilihat ketika kristal <i>tourmaline</i> dimasukkan ke dalam bara api. Ketika kristal menjadi panas akan menarik abu kemudian melontarkannya.

<b>Prinsip penyembuhan dengan kristal</b>

Bagaimana prosesnya sehingga kristal dapat menyembuhkan? Timbulnya penyakit sebenarnya merupakan akibat dari ketidakseimbangan energi di dalam tubuh. Yaitu ketidakseimbangan <i>mind, body dan, soul</i> (tubuh, pikiran dan roh). Kalau ketiga unsur ini seimbang berarti orang itu sehat.

Kristal dapat menyelaraskan kembali sirkulasi energi dalam tubuh penderita. Caranya, kristal diletakkan pada cakra utama atau pada bagian tubuh yang sakit. Jenis batu atau kristal yang diletakkan disesuaikan dengan warna cakra pada tubuh.

Sepintas cara penyembuhannya seperti main-main saja. Karena dalam posisi tidur dan rileks, sekujur tubuh diletakkan batu-batu kristal berwarna-warni. Kelihatannya main-main, tetapi warna dan posisi kristal harus diletakkan secara benar dan tepat pada posisinya. Misalnya cakra di bagian kepala berwarna ungu, diberi kristal jenis kecubung atau <i>ametis</i> yang juga berwarna ungu. Energi yang dipancarkan kristal akan beresonansi dan berinterferensi/ bercampur dengan energi tubuh. Cakra atau bagian tubuh yang kurang sehat akan dibersihkan dan diselaraskan. Jika sembarang menaruh kristal, seperti warna kristal dan cakra pada tubuh tidak sesuaikan, akan berakibat mengacaukan sirkulasi energi tubuh. Bahkan bisa menjadi penyakit nantinya.

Terapi kristal meskipun tampaknya sederhana saja, seharusnya dikerjakan oleh tenaga ahli yang mengerti betul metode penyembuhan dengan kristal ini. "Seorang terapist yang menggunakan kristal untuk penyembuhan harus tahu betul apa yang akan dilakukannya. Pihak pasien pun boleh bertanya apa yang sedang dikerjakan pada dirinya dan bagaimana nanti hasilnya," ujar Sumarsono Wuryadi, LRM seorang <i>holistic therapist</i> yang berpraktek di klinik Seroja di daerah Rempoa, Bintaro Jakarta.

Cakra adalah elemen sumber energi manusia. "Dalam proses penyembuhan, kristal nantinya akan memancarkan energi dan beresonansi dengan energi tubuh. Memang tidak terasa secara langsung. Kecuali bagi mereka yang cukup peka, bisa merasakan getaran energi dari kristal yang masuk dan keluar tubuh secara langsung," begitu paparnya. Proses resonansi ini akan menyeimbangkan cakra tubuh yang kurang sehat.

<b>Cara lain memanfaatkan kristal</b>

Sumarsono menggunakan kristal sebagai sarana penyembuhan dengan meletakkannya di titik-titik cakra atau tempat yang sakit pada penderita. Menurutnya, penyembuhan dengan pemanfaatan kristal tak harus selalu dengan menggunakan metode demikian. Bisa dilakukan dengan cara lain.

Kita bisa memanfaatkan dan mendayagunakan kemampuan kristal semaksimal mungkin. Batu kristal menyimpan manfaat pada warna-warninya. Hanya dengan menggunakannya sebagai asesoris (batu cincin, kalung, anting, gelang) atau meletakkan kristal-kristal itu di meja kerja sebagai hiasan, kita pun dapat memetik manfaatnya. Meletakkan kristal di rumah atau ruang kerja berguna untuk menangkal energi negatif. Atau melengkapi energi yang kurang. Bentuk batu kristal bisa geometrik, segitiga, piramida, lingkaran, atau <i>cluster</i>(bongkahan batu sesuai aslinya).

Memang, agar kemampuannya dapat lebih terasa nyata, kristal terlebih dulu diberi program. "Programnya bisa berupa doa atau kalimat-kalimat positif yang ditujukan pada kristal. Misalnya sambil disentuh kristalnya, kita mengucapkan 'kristal ini akan memancarkan energi positif dan menangkal energi negatif',"ujar Sumarsono.

Dengan memajang kristal di ruangan misalnya, sadar ataupun tidak, kristal ini akan bekerja menyelaraskan sirkulasi energi di dalam ruangan di mana ia diletakkan. Hasil yang bisa dirasakan secara awam, ruangan akan terasa lebih bersinar, nyaman dan membuat betah orang yang berada di dalamnya. Itu semua bisa dilakukan dengan cara memprogram kristal dan selanjutnya biar kristalnya yang bekerja. Lantas bagaimana kalau kristalnya, diprogram yang jelek-jelek? Bisa saja, jawab Sumasono sambil tersenyum. Kristal bisa saja "bekerja" menurut kemauan yang memberi program. Namun, hasilnya tidak memuaskan dan justru akan berbalik pada orang yang memprogramnya. Karena pada dasarnya energi yang dipancarkan kristal adalah energi positif dan segala hal yang baik.

Selain kristal digunakan sebagai asesoris, di beberapa rumah mungkin pernah kita temui lampu kristal gantung. Nah, kalau lampu kristal gantung ini memang benar-benar asli terbuat dari kristal dapat dimaksimalkan pemanfaatannya. Sehingga tak sekedar sebagai lampu penerangan saja. Caranya, batu-batu kristal yang biasanya digantung sebagai ornamen-ornamen hiasan pemanis lampu, kita 'program'. Apalagi lampu kristal biasanya terbuat dari batu jenis <i>quartz</i> yang memancarkan warna-warna aura. "Efeknya, bisa sungguh dahsyat. Selain ruangan menjadi sangat berkesan indah dan gagah, lampu kristal ini bisa menyeimbangkan sirkulasi energi seisi rumah, termasuk menyeimbangkan sirkulasi energi orang-orang yang berada di dalamnya,"jelas Sumarsono.

Hm, pantas saja lampu kristal gantung mahal harganya. Tak hanya indah, kalau tahu memaksimalkan pemanfaatannya bisa menyelaraskan energi dan menyehatkan seluruh penghuninya…

<b>inbok1</b>

<b>Merawat Kristal</b>

Kristal juga perlu dirawat dan dibersihkan. Tujuannya selain untuk membuatnya bersinar kembali juga untuk membersihkan energi negatif atau mentralisir energi.

  1. Sebening apapun batu kristal alami biasanya ada semacam kabut. Kalau seratus persen tampak bening justru diragukan keasliannya.
  2. Cuci kristal dengan alkohol atau cuci dengan larutan air garam. Komposisinya air satu liter dengan 2 sendok makan garam. Rendam kristal selama 1-6 jam. Kemudian bilaslah dengan air bersih. Selanjutnya keringkan dengan kain lembut.
  3. Cara lain, bersihkan kristal dengan cara dikucuri air yang mengalir semalaman.


     

<b>inbok2</b>

<b>Pengaruh kristal pada manusia</b>

    Kristal                    Efek        

  1. Garnet (merah)     - menggembirakan, meningkatkan vitalitas tubuh.
  2. Cornelian (oranye)    -kehangatan, meningkatkan gairah hidup
  3. Amber(kuning)    -semangat meraih sukses untuk hidup
  4. Citrine(kuning)    -kemampuan menangkap intuisi, kejujuran
  5. Olivine (hijau)            -ketenangan hati dan kebaikan
  6. Emerald (hijau zamrud)    -cinta universal bumi dan alam semesta
  7. Quartz cristal            -membersihkan, mengorganisir energi
  8. Amatis (ungu)            -membangun spiritual


 


 


 

Monday, June 16, 2008

Kemauan

  1. Mau mulai latihan lagi cuci cetak foto hitam putih sendiri
  2. Mau mulai main kamera lubang jarum
  3. Mau mulai bercocok tanam lagi
  4. Mau mulai bikin kompos yang pakai cacing tanah
  5. Mau belajar melukis kartun
  6. Mau mulai memotret profesi
  7. Mau mulai memotret situasi sekarang
  8. Mau beresin motor dan jip tua biar lebih sehat
  9. Mau beresin rumah yang mulai berantakan lagi
  10. Mau bikin inventarisasi apa aja yang ada di sekitarku
  11. Mau bikin rosario sambil berdoa
  12. Mau bikin bingkisan pengantin
  13. Mau bikin penyewaan kostum: kostum binatang, pakaian adat, juga Princess
  14. ….
  15. ….

….

Monday, June 9, 2008

<b>Dari pesawat tempur pindah ke mobil</b>

Mengendarai mobil untuk pertama kali memang tidak mudah. Tak heran muncul sekolah atau tempat kursus untuk mengemudi mobil. Tetapi setelah lulus dari sekolah mengemudi mobil ini kadang masih tetap saja kurang percaya diri. Apalagi saat berkendara di jalan raya yang ramai atau di jalan yang sempit. Bagi yang sudah mahir cukup mengandalkan <i>feeling</i> atau perasaan. Iya, kalau perasaannya jitu, tetapi kadang perasaannya yakin tidak menyerempet, eh malah menabrak kendaraan lain. Mahir mengendarai mobil, perasaan saja tidak cukup!

===

Begitu pula yang dialami Drs. Sugiono seorang peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Rasanya, tak hanya beliau yang mengalami kesulitan ketika pertama kali mengendarai mobil di jalan raya. Tetapi yang berbeda adalah bagaimana ia menyiasati kesulitan mengendarai mobil di jalan raya dengan latar belakang ilmu yang dimilikinya. Sugiono paham betul ilmu tentang cahaya. Dengan berbekal pengetahuannya ini ia membuat suatu panduan bagi pengendara mobil yaitu dengan ilmu goniometri atau ilmu ukur sudut. Seperti apa ilmu ini? Yaitu ilmu ukur sudut yang menggunakan rumus <i>sinus, cosinus</i> dan<i> tangen</i>. Tentu Anda ingat pelajaran ini sewaktu di SMU dulu.

Panduan bagi pengendara mobil dengan ilmu goniometri ini bukan mewajibkan pengendara untuk lebih dulu pandai menghitung atau mengukur sudut mobilnya. Hitung-hitungan sudutnya sudah diukurkan oleh Sugiono. Ia akan mengukur dimana sudut-sudut ban, bodi, bemper, spion dan jarak aman di depan. Semuanya diukur dengan menggunakan ilmu goniometri, yaitu ilmu ukur sudut. Nah, hasil dari penghitungan sudut-sudut tadi diwujudkan dalam bentuk garis-garis bantu. Kemudian garis-garis tadi ditempelkan pada kaca depan mobil, sebagai pedoman pengendara. Hasilnya, mengemudi jadi jauh lebih gampang, cukup mengikuti petunjuk garis yang sudah ada. Dijamin tidak <i>serempetan</i>. Garis-garis ajaib ini diberi nama GAID oleh Sugiono. "GAID ini dibaca dengan lafal pengucapan bahasa Indonesia, yang berarti pemandu dalam bahasa Inggris," ujar Sugiono sambil tersenyum.

<b>Meniru kokpit pesawat tempur</b>

Ide membuat GAID ini muncul ketika Sugiono sedang tugas belajar di Kanada. Waktu itu ia sedang melihat-lihat kokpit pesawat tempur F-16. Ia kagum dengan teknologi yang digunakan pesawat ini. Apalagi saat pilot pesawat tempur ini sedang membidik sasarannya. Sang pilot tidak membidik sasaran dengan memicingkan sebelah matanya, karena jelas tidak mungkin dilakukan. Tetapi pilot pesawat tempur ini membidik sasarannya dengan menggunakan garis-garis panduan yang ada di kaca kokpit. Teknologi ini namanya <i>head up display</i> yang sudah ada sejak tahun 1982an. Sugiono lantas berpikir, bagaimana cara membuat garis-garis panduan ini. Dengan latar belakang ilmu yang dimiliki ia cukup tahu bagaimana proses pengukurannya.

Selesai tugas belajar, saatnya Sugiono pulang ke tanah air di tahun 1987. "Kebetulan juga saat itu saya mau punya mobil," kekehnya. Karena selama bertahun-tahun hanya mahir mengendarai sepeda motor, Sugiono merasa was-was dan khawatir juga ketika pertama kali mengendarai mobil barunya. Banyak sekali yang dipikirkan ketika menyetir mobil, seperti jarak bodi samping kiri-kanan, kemudian jarak bemper depan, belum lagi spionnya apakah menyerempet atau tidak. Ia jadi teringat akan garis-garis panduan yang ada di kokpit pesawat tempur F-16. Sugiono lantas mencoba mengaplikasikan garis-garis panduan tadi di mobil kesayangannya.

Awal pembuatan GAID masih belum sempurna. "Saya sempat pusing-pusing juga setelah beberapa jam berkendara. Karena di dalam gelap di luar kelihatan terang sekali," jelasnya. Waktu itu Sugiono membuat GAID dengan kaca film yang dibolongi. Sehingga garis-garis panduannya menjadi berwarna terang. Setelah disempurnakan kini justru garis panduannya yang terbuat dari kaca film sehingga tidak membuat pusing pengendaranya. GAID tampak sangat sederhana, bisa saja dengan mudah ditiru. Walaupun cukup sulit membuatnya karena membutuhkan hitung-hitungan tertentu. Untuk amannya, Sugiono mencegah pemalsuan dengan mematenkan hasil penemuannya ini. Tahun 1991 GAID didaftarkan paten, sambil terus dikembangkan hingga di tahun 1997patennya keluar.

<b>Pengendara tahu jarak dengan pasti </b>

Dengan GAID pengendara sangat dimudahkan. Hal-hal yang dipikirkan ketika menyetir mobil, seperti jarak bodi samping kiri-kanan, kemudian jarak bemper depan, belum lagi spionnya apakah menyerempet atau tidak dapat diketahui dengan pasti. Bahkan lintasan ban juga bisa diarahkan dengan tepat untuk menghindari lubang dengan tepat. Termasuk jarak aman sewaktu mengendarai mobil dalam kecepatan tinggi. Tidak pakai <i>feeling</i> atau kira-kira lagi.

GAID yang dipasang pada kaca mobil ini mengikuti ukuran tinggi badan pengendaranya. Sangat individual, sehingga supirnya tidak bisa ganti-ganti. Bagaimana cara kerjanya? Di kaca mobil yang sudah dipasangi GAID ini ada garis-garis horisontal/melintang dan angka 5, 10, 20, 60 dan 100. Angka-angka ini menunjukkan jarak dari bemper mobil Anda ke jangkauan di depan. Pada saat mengendarai mobil dengan kecepatan 60 km/jam misalnya, jarak aman mobil Anda dengan mobil di depan tak kurang dari angka 60 yang ada di kaca mobil Anda. Dengan kata lain jika kecepatan mobil 60km/jam, jarak aman depan mobil Anda juga 60 meter.

Kemudian ada panduan tiga garis vertikal atau tegak lurus dengan simbol gambar ban mobil, bodi mobil dan spion di kiri dan kanan. Garis vertikal yang berada di kiri untuk panduan lintasan ban, bodi mobil dan spion kiri. Garis vertikal yang berada di kanan untuk panduan lintasan ban, bodi mobil dan spion kanan. Satu contoh, dengan hanya dipandu garis vertikal bersimbol ban mobil ini, Sugiono yakin jika ada jembatan yang hanya selebar ban mobil kiri-kanan, dengan mengikuti garis panduan ini mobil bisa lewat dengan mulus tidak akan terperosok. Garis panduan bersimbol ban mobil ini, juga membantu pengendara memilih jalan yang dilaluinya. Misalnya di depan mobil ada lubang, bisa dengan mudah dihindari. Cukup mengarahkan kemudi dan garis lintasan ban diusahakan tidak menyentuh lubang. Bisa menghindar ke kiri atau ke kanan. Hal ini berlaku untuk ban kiri atau ban kanan, dengan mengikuti garis panduannya.

Untuk garis-garis vertikal yang bersimbol gambar bodi mobil dan spion di kiri dan kanan, berguna sebagai panduan pengendara agar bodi atau spion mobilnya tidak menyenggol benda atau kendaraan lain. Garis vertikal bersimbol bodi mobil sangat membantu pengendara menghindari benda-benda yang tingginya sebatas pintu mobil. Sangat memudahkan kala memarkir mobil agar tidak bersenggolan dengan mobil tetangga. Sedangkan garis vertikal bersimbol spion akan sangat bermanfaat ketika pengendara sedang memasuki sebuah lorong sempit. Biasanya, saat berkendara di lorong sempit, seringkali spion mobil terantuk tembok atau tiang. Dengan panduan garis bersimbol spion ini, jika garisnya tidak menyentuh tembok atau tiang, dipastikan spion mobil aman tidak terantuk tembok. Dengan bantuan GAID ini, lorong sempit jadi mudah dilalui, spion mobil aman, bodi mobil pun bisa tetap mulus.

Sebenarnya GAID ini bukanlah barang baru, sudah diperkenalkan Sugiono sejak tahun 1999. Tetapi saat itu Indonesia sedang dilanda krisis ekonomi. Sugiono maklum akan kondisi seperti ini, sehingga hasil temuannya tidak begitu direspon masyarakat. Sekarang hasil temuannya mulai dilirik lagi. Pemasangan GAID masih dilakukan secara manual, Sugiono pun masih mengukurnya sendiri. Untuk dipasang di mobil jenis minibus atau jip GAID dihargai Rp 250.000 sedangkan untuk mobil jenis sedan harganya Rp300.000. Menurut Sugiono, memasang GAID di mobil sedan jauh lebih sulit dan bisa memakan waktu 3 jam, karena posisi kaca mobil sedan yang lebih landai. Sedangkan pada minibus pemasangan GAID cukup membutuhkan waktu 2 jam saja. Perawatan GAID cukup mudah. Hanya dijaga kebersihannya, tetapi dengan cara halus. Menggunakan<i> kemoceng</i> atau "bulu ayam". Bila basah hanya ditempelkan lap kering. Tidak boleh digosok, sebab garis-garisnya bisa hilang.

Sampai sekarang, GAID masih terus dalam pengembangan. Sugiono mengembangkan GAID generasi baru menjadi lebih universal. Tidak tergantung pada tinggi badan pengendaranya. Singkatnya, siapa pun supirnya bisa menggunakan panduan ini. "Tetapi ini belum dipatenkan, masih saya rahasiakan,"ujarnya.

<b>Inboks</b>

<b>Di jalan sempit tak perlu ciut</b>

Menyetir mobil di jalan yang sempit sering membuat was-was, apalagi jarak pandang juga tidak memadai. Jika hanya mengandalkan perasaan saja, sama saja dengan berjudi. Kalau tidak selamat, ya bodi mobil pasti tergores. GAID membuat berkendara di jalan yang sempit menjadi lebih mudah. Dengan mengikuti patokan garis yang bersimbol bodi terluar, tak perlu kuatir terjadi serempetan. Bahkan untuk menghindari benturan spion juga bisa dilakukan dengan mengikuti garis simbol spion.

  1. Untuk menghindari persinggungan bodi mobil, garis yang bersimbol bodi terluar diusahakan tidak menyinggung sesuatu atau benda yang tampak di hadapan Anda. Arahkan kemudi anda agar garis simbol bodi mobil terluar ini tidak bersinggungan dengan sesuatu atau benda. Kalau sudah tidak bersinggungan berarti mobil Anda dijamin aman tidak akan menyerempet sesuatu. Perlu diingat hal ini dilakukan untuk garis simbol bodi kiri dan kanan. Kalau garis simbol bodi kiri atau garis simbol bodi kanan saja yang aman, tetap saja terjadi serempetan.


     

  2. Spion mobil kerap mengalami benturan di jalan yang sempit. Walaupun hanya spion, alat yang satu ini ibarat mata bagi pengendara mobil. Kalau kebetulan salah satu spion pecah karena terbentur, tentu akan menyulitkan pengendara untuk melihat kendaraan di belakangnya. Cukup mengikuti garis simbol spion, alat bantu "penglihatan" ini akan selamat dari benturan. Cara kerjanya mirip dengan cara kerja saat menghindari persinggungan bodi mobil. Bahkan, cukup dengan menjaga jarak garis persinggungan spion mobil ini, otomatis bodi mobil juga aman dari serempetan. Sebab, spion, kan bagian terluar dari mobil. Singkatnya, arahkan kemudi dan hindari sesuatu atau benda tidak mengenai garis simbol spion kiri dan kanan. Lantas, tinggal tancap gas, deh.