Thursday, March 1, 2007

Ngegame!


Ragnarok, Senang-senang Dapat Uang
Oleh: A. Bimo Wijoseno




Game alias permainan idealnya memang untuk bersenang-senang. Tetapi game Ragnarok beda. Selain bisa buat rileks, permainan lewat internet yang satu ini oleh sejumlah orang dimanfaatkan untuk menangguk keuntungan materi. Bagaimana bisa?
=====
Sebut saja namanya Ero, seorang karyawan muda di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Ia keranjingan main game Ragnarok sejak muncul pertama kali di Indonesia. Setidaknya, enam jam sehari ia habiskan untuk bermain. Tak heran kalau kemudian ia mahir betul dalam permainan yang sarat dengan unsur petualangan dan pertempuran ini. Nah, dari kemahirannya itulah ia menangguk uang.
Bukan dengan berjudi, tetapi memanfaatkan para pemain yang ogah repot untuk mendapatkan "makanan" atau "senjata" agar bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka cukup beli "makanan" atau "senjata" yang dijual Ero.
"Hal itu sebenarnya dilarang. Tapi karena antarpemain sudah oke, ya tidak apa-apa. Cuma, kalau ketahuan pihak Lyto, sambungan kita langsung diputus," aku Ero terus terang. Yang dimaksud Lyto adalah PT Lyto Datarindo Fortuna - pemegang lisensi game Ragnarok di Indonesia.
Pemain yang ingin cepat "jago" rupanya tidak sedikit. Dari transaksi yang sudah terjadi, seorang pemain yang tergolong ahli seperti Ero bisa mendapat uang cukup banyak. Dari penjualan itu Ero sampai bisa membeli seperangkat komputer multimedia baru. Itu belum seberapa, sebab seorang kenalannya yang kebetulan memiliki usaha warung internet (warnet) bisa membeli tujuh komputer baru dan sebuah sepeda motor bekas dari bermain Ragnarok.

Kartu Rp 6 juta
Ragnarok sesungguhnya game yang dimainkan secara online via internet. Tokoh atau karakternya merupakan adaptasi dari komik Ragnarok karya komikus Korea Selatan, Lee Myung Jin (lihat boks). Mereka adalah Novice (pemula), Swordman (ahli pedang), Archer (ahli panah), Mage (penyihir), Merchant (pedagang), Thief (pencuri), dan Acolyte (pelayan Tuhan).
Boleh dibilang game ini "komik yang hidup". Lalu, sebagai gamer kita bisa berperan sebagai salah satu tokohnya. Agar bisa mencapai jenjang permainan yang lebih tinggi - dan makin sulit tentunya - pemain harus mengembangkan tingkat dan kemampuan karakter yang dipilih.
Untuk menjadi ahli di bidang masing-masing, gamer perlu menjalani beberapa tahap. Salah satunya dengan membasmi monster yang berkeliaran di kota. Dalam Ragnarok terdapat Kota Prontera sebagai ibukotanya, kemudian kota-kota lainnya seperti Izlude tempat untuk menjadi ahli pedang, Morroc kota pencuri, Alberta untuk para pedagang, Payon tempat ahli panah, dan Geffen tempat untuk menjadi penyihir.
Jika kalah, si monster akan memberi hadiah berupa uang atau makanan. Sebaliknya, jika kita kalah, harus mengulang permainan dari awal. Inilah yang membuat pemain penasaran dan ketagihan.
Nilai lebih game ini, seorang pemain bisa bekerja sama dengan pemain lain untuk membasmi si monster. Tak hanya itu, antarpemain bisa berkenalan, bertualang bersama, bekerja sama, dan bersahabat. Mirip dalam kehidupan nyata, kita sebagai pemain juga perlu bekerja dan berusaha memenuhi kebutuhan hidup. Membeli makanan, pakaian, gerobak untuk berdagang, juga senjata pedang atau panah untuk berperang.
Untuk mendapatkan semua itu, transaksi tidak dilakukan dengan cara barter ala kakek moyang kita, tapi sudah menggunakan uang. Bukan rupiah atau dolar, tapi zeny. Nah, di sinilah mulai ada persaingan. Yang tadinya kawan, jangan kaget kalau kemudian tiba-tiba jadi pesaing atau lawan Anda.
Persaingan itu di antaranya terjadi ketika memperebutkan ghostring card. Ini bukan sembarang kartu sebab pemain yang memilikinya jadi kebal terhadap serangan monster. Cuma, untuk memperoleh kartu ini kudu disiapkan tabungan sebanyak 600 juta zeny. Ini jumlah yang sangat besar mengingat untuk mendapat 15 zeny saja, pemain pemula harus bermain selama empat jam.
Namun, bagi yang maniak dan punya uang berlebih, siapkan saja uang betulan sebanyak Rp 6 juta, maka kartu pun siap di tangan. Di mana membelinya? Ya, pada pemain seperti Ero tadi.
"Karena game ini dilengkapi fasilitas chatting, transaksinya ya melalui fasilitas itu. Lalu dilanjutkan janjian via handphone. Kalau sudah oke, tinggal bayar lalu kartu dikirim ke pembeli melalui warnet terdekat," terang Ero.
Sebetulnya, transaksi itu boleh-boleh saja, "Tapi tidak dalam bentuk rupiah," ungkap Widianto, humas Lyto, sambil menambahkan, bukankah sudah ada mata uang resmi Ragnarok. Lebih lanjut ia menjelaskan, kalau hal itu terjadi, tidak ada lagi kejujuran dalam komunitas game Ragnarok. Sebab, ada yang menjadi jagoan lebih dulu, tapi dengan cara yang tidak fair. Lagi pula, keasyikan permainan ini jadi berkurang karena pemain hanya mengejar cepat mencapai level tertinggi.
Untuk menanggulangi pemain yang "nakal" seperti itu pihak Lyto menugaskan game master untuk berpatroli di dalam game. Jika ketahuan olehnya, si pemain langsung didepak dari peredaran. Namun, mereka yang nakal ini rata-rata sudah punya kemampuan tinggi. Tak mudah menangkap mereka, bahkan oleh game master sekalipun.
Gemerincing uang tak hanya nyaring di kantung gamer macam Ero. Yohan, misalnya. Pemilik warnet di Perum 3 Tangerang itu ikut pula ketiban rezeki dari Ragnarok lewat warung internetnya (sewa internet per jam Rp 3.500,-) dan keuntungannya menjual voucher.
"Sebelum ada Ragnarok, warnet saya sempat sepi. Dari 20 unit komputer, sehari paling hanya terisi lima. Kini paling tidak separuhnya terisi tiap hari. Kalau Sabtu dan Minggu, bisa tersewa semua. Semoga tren ini bisa lama," kata Yohan. Para pemain yang datang tidak hanya dari kalangan anak SD, tetapi juga mahasiswa.

Awalnya gratis
Ketimbang online game lain macam Counter Strike, Ragnarok memang fenomenal. Sampai-sampai Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi Thailand mematikan server lokal atau luar negeri sejak pukul 22.00. Ditengarai, mulai jam segitu banyak anak dan remaja begadang main game. Di Indonesia pun manajemen Lyto sering menerima keluhan dari orangtua yang tagihan telepon rumahnya membengkak gara-gara dipakai main Ragnarok.
Menanggapi keluhan itu, Lyto lalu menerbitkan voucher seharga Rp 8.000,- dengan masa berlaku 10 jam; melengkapi voucher Rp 65.000,- (masa berlaku sebulan) dan Rp 18.500,- (masa berlaku seminggu) yang sudah ada sebelumnya.
Voucher yang diterbitkan sejak permainan itu tidak gratis lagi (November 2003) itu menjadi pintu masuk untuk bermain Ragnarok. Awalnya, game ini dibawa ke Indonesia pada Mei 2003. Karena gratis, peminatnya pun langsung melonjak hingga 100.000-an orang serta sekitar 1.000 warnet mengakses Ragnarok.
Setelah diberlakukan sistem voucher, jumlah peminatnya menurun. Tapi lama-kelamaan meningkat lagi. "Soalnya, game ini sudah lekat di hati pemain. Untuk saat ini kira-kira ada 22.000 pemain yang online setiap harinya dari seluruh Indonesia," ujar Sarah Taurusia dari pemasaran Lyto. Padahal, jika dihitung-hitung, perlu modal yang tidak sedikit untuk bermain.
Wita, misalnya. Mahasiswi semester III di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta itu menyukai game Ragnarok sejak pertama kali muncul. Hingga sekarang ia masih main. "Paling tidak 3 - 5 jam sehari. Suka kepikiran kalau sehari enggak main," aku Wita.
Yang membuat dirinya keranjingan main antara lain karena tampilan gambar tiga dimensinya menarik dan karakternya yang imut-imut. Pernah ia main sejak tengah malam hingga pukul 07.00 pagi. "Apalagi ada chatting-nya yang bikin game ini asyik untuk berlama-lama."
Berapa dana yang dihabiskan? Untuk voucher-nya saja Wita rata-rata membeli enam voucher seharga Rp 8.000,- sebulannya. Lalu untuk akses internetnya, jika lima jam sehari saja, sudah sekitar Rp 750.000.- dengan asumsi per jamnya Rp 5.000,-. Jadi, total sebulan dana yang dihabiskan sekitar Rp 798.000,- sebulan!
Keuntungan yang ditangguk Lyto tentu lebih besar lagi. Misalkan, dalam sehari saja dipukul rata pemain yang jumlahnya mencapai 22.000 itu membeli voucher paling murah (Rp 8.000,-), uang yang masuk ke kantung Lyto mencapai Rp 176 juta. Itu belum ditambah hasil penjualan macam-macam merchandize(boneka dan pernak-pernik lain) dan penjualan CD peranti lunak game Ragnarok yang dibanderol Rp 8.000,- per keping.
Benar kalau begitu, selain untuk bersenang-senang, Ragnarok bisa mendatangkan uang.

Keterangan:
- Lead foto: (ragnarok 2.jpg)
- Suasana di sebuah game center (ragnarok 7.jpg)
- Tanpa voucher, kita enggak bisa main Ragnarok. (ragnarok 9.jpg)
- Beginilah salah satu tampilan game-nya di layar monitor. (ragnarok 3.jpg)
- Ghostring card seharga Rp 6 juta. (ragnarok 5.jpg)
- (Dua monster kecil jadikan hiasan saja!)

Boks
KOMIKNYA MALAH MANDEG

Permainan Ragnarok diangkat dari karya komikus Korea Selatan, Lee Myung Jin, dengan judul sama. Sampai sekarang komik ini baru mencapai 10 seri. Ceritanya tentang peperangan panjang selama bertahun-tahun antara dewa, manusia, dan iblis di Midgard. Akibat perang, terjadi kerusakan di mana-mana. Lantas mereka melakukan gencatan senjata dan perang pun berakhir.
Beberapa tahun berselang ada kedamaian. Namun, itu tidak berlangsung lama karena ulah manusia sendiri. Kejadian aneh mulai terjadi. Muncul bermacam monster bersamaan dengan bencana gempa Bumi dan badai yang bergulung-gulung. Dalam suasana kacau itu muncul petualangan yang menarik saat manusia melawan iblis dan monster. Juga ada cerita menarik soal perebutan keping Ymir untuk kedamaian, ketenaran, dan kekayaan. Di sinilah dimulai petualangan yang seru.
Berbeda dengan versi komiknya yang masih mandeg di seri 10, Ragnarok versi i>game malah semakin berkembang. Versi terakhir (episode ke-5) adalah Juno, yang dibuat oleh Gravity Interactive, sebuah perusahaan pembuat peranti lunak game di Korea Selatan. Game Ragnarok juga berkembang ke beberapa negara seperti Jepang, Inggris, Thailand, Cina, Jerman, Italia, Turki, Switzerland, Austria, dan Indonesia.
Game itu pertama kali muncul di bulan Maret 2001, masih dalam versi alfa yang belum online; baru bisa dimainkan sendirian. Tidak lama berselang, di bulan November 2001 Ragnarok keluar dalam versi beta yang sudah online. Salah satu kelebihannya yaitu fasilitas chatting yang memungkinkan antarpemain bisa berkomunikasi dan berinteraksi.

Keterangan:
- Dari komik beralih ke online game (ragnarok 1.jpg)


1 comment:

Anonymous said...

wew nice blog, gw ska nih topiknya~