Thursday, March 1, 2007

Palsu!


Awas! Kepleset Oli Palsu
Oleh: A. Bimo Wijoseno


Penulis: A. Bimo Wijoseno

Di pasaran banyak sekali merek dan jenis oli untuk kendaraan bermotor. Banyaknya pilihan tentu membuat bingung pemilik kendaraan bermotor. Apalagi, pasar kita juga sasaran empuk beredarnya oli palsu.
=====
Oli di mesin kendaraan ibarat darah dalam tubuh manusia. Jika oli jelek, tenaganya lemah tidak berdaya. Bahkan, bisa saja kendaraan kita tiba-tiba mogok. Mesin pun bisa rontok. Oleh sebab itu, memilih oli tidak boleh asal. Baik asal murah, asal kental, maupun asal-asalan lainnya.
Menurut Tjahja Tandjung, manajer pemasaran dan pengembangan bisnis Toda Oil (pusat oli terlengkap di Jakarta), kita perlu cermat memilih oli yang pas buat kendaraan. Pelumas atau oli yang baik akan bekerja efektif sesuai dengan fungsinya. Ia akan memperpanjang umur mesin, sehingga mesin menjadi lebih awet.
Selain sebagai pelumas, oli berperan pula sebagai pendingin mesin dan pembersih mesin. Dengan beban kerja yang begitu berat, tak aneh kalau penggantian oli harus dilakukan secara teratur dan kontinyu.
Pada beberapa kendaaraan jenis tertentu, misalnya sedan-sedan mutakhir, sudah ada lampu indikator yang memberi informasi jika oli mesin sudah harus diganti. Kalau tidak ada lampu indikator, silakan mengikuti buku petunjuk pemilik kendaraan. Atau kita ikuti saja catatan kilometer untuk penggantian oli yang dikeluarkan oleh bengkel.

Sesuaikan penggunaannya
Serba salah memang. Jika dahulu orang bingung memilih oli karena pilihannya sangat sedikit, sekarang justru pilihannya banyak dan beragam. "Belum lagi dengan maraknya oli palsu," tambah Tjahja. Semenjak dihapuskannya Keppres No. 21/2001 tentang hak monopoli Pertamina, pasar memang dibanjiri bermacam-macam merek oli. Di Jakarta saja ada 200-an lebih merek.
Dari beragam merek tadi, ada merek impor, ada pula merek lokal. Merek impor masih dibagi lagi, ada yang memang asli impor, tetapi ada yang hanya memakai mereknya saja, sementara pembuatannya dilakukan di sini. Keppres tadi memang membolehkan siapa saja menjual produk oli, asalkan telah mengantungi Nomor Pelumas Terdaftar (NPT) dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Menurut Tjahja, hampir semua merek oli yang lulus uji, standar mutunya bagus. Memang oli merek impor kualitasnya bisa lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari umur pakai oli. Untuk oli impor, jangka waktu pakai oli bisa mencapai 10.000 - 15.000 km. Tapi jangan kesampingkan merek lokal atau merek impor racikan lokal. Kualitas mereka bisa sama dengan yang asli impor.
Masalahnya, konsumen di sini masih sensitif dengan harga, sehingga pada oli merek impor yang dikerjakan di sini atau oli merek lokal, ada beberapa elemen yang dikurangi. Misalnya, zat aditifnya dikurangi sedikit. Kualitas memang masih tetap bagus, tetapi akan berpengaruh pada jangka waktu pemakaian, misalnya berkurang menjadi tinggal 5.000 - 7.500 km. “Makanya, harga juga menentukan kualitas. Meski oli mahal, juga belum pasti bagus, lo,” ujar Tjahja.
Sebenarnya, jika mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik mobil, urusan memilih oli tidak jadi masalah. Tinggal sesuaikan saja spesifikasi mobil dengan jenis olinya, beres. Buku petunjuk mobil biasanya diberikan ketika kita membeli mobil baru. Jika kebetulan mobil kita bukan mobil baru dan tidak ada buku petunjuknya, kita bisa pinjam teman yang mobilnya sama atau tanya ke bengkel resminya.
Dengan mengetahui spesifikasi mobil dan oli apa yang dianjurkan pabrik, kita dapat menghindari pemakaian oli yang mubazir. Memilih oli yang dianjurkan pabrikan saja sudah cukup, sebab jika memaksakan memakai oli yang spesifikasinya sangat bagus malah tidak ekonomis. Meskipun tidak ada bahayanya. Misalnya, kendaraan kita hanya untuk keperluan harian, cukup beli oli untuk pemakaian harian. Tidak perlu beli oli untuk spesifikasi balap.
Kalau sudah tahu spesifikasinya, tinggal memilih merek olinya. Tjahja menyarankan, pilihlah merek oli yang sudah punya nama. Alasannya, selain sudah teruji kualitasnya, juga akan mudah dikomplain jika ada masalah nantinya.
Yang patut dicermati, jika ada oli dalam satu merek yang sama tetapi harganya berbeda, maka yang harganya lebih mahal biasanya memiliki spesifikasi lebih bagus. Contohnya begini, sesama oli buatan Pertamina, mereknya berbeda-beda, ada Mesran Super, PrimaXP, dan Fastron. Dari ketiga merek itu, yang paling mahal harganya Fastron. Nah, Fastron itulah yang kualitasnya lebih bagus.

Sintetis lebih baik
Selain asalnya (impor dan lokal), oli juga dibedakan dari bahannya. Saat ini, ada oli mineral dan oli sintetis. Namun, berbeda dengan kulit sintetis yang mutunya di bawah kulit asli, oli sintetis justru kebalikannya. Pelumas sintetis merupakan pelumas yang berbahan dasar campuran berbagai macam bahan kimia yang dibuat di laboratorium.
Sedangkan oli mineral adalah campuran minyak bumi dengan zat aditif (antara lain zat aditif anti aus, karat, pembersih, antibuih, antioksidasi, dan sebagainya).
Harganya oli sintetis lebih mahal dibandingkan dengan oli mineral. Akan tetapi, daya tahan oli sintetis ini lebih baik dari yang mineral. Hal ini artinya, oli mineral bisa dipakai dalam jangka yang lebih lama. Kita pun tidak repot sering-sering ke bengkel. Biaya dan waktu bisa diirit.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah soal warna oli yang sekarang juga beragam. Jangan terkecoh hanya melihat oli dari kelir bening atau gelapnya. Namun perhatikan juga kekentalannya. Soal kekentalan ini bisa disimak berdasarkan informasi yang terdapat di setiap kemasan oli. Bentuknya berupa deretan angka dan huruf, misalnya SAE 10W-50 API SL. SAE itu kepanjangan dari Society of Automotive Engineer, lembaga standardisasi untuk oli.
Jika dalam kemasan hanya tercantum satu angka (misalnya, SAE 50), maka oli itu masuk kategori monograde (kekentalan tunggal). Angka 50 tadi menunjukkan kekentalannya, yakni 50 menurut standar SAE.
Kalau terdapat dua angka (misalkan 10W-50) oli ini artinya multigrade, yakni memiliki kekentalan yang berubah-ubah. Huruf W singkatan dari winter. Jadi, oli dengan spesifikasi di atas memiliki nilai kekentalan 10 pada udara dingin dan 50 pada udara panas. Gunanya oli multigrade ini, pada suhu dingin kendaraan masih tetap bisa dinyalakan karena olinya tidak membeku.
Kode API SL menunjukkan tingkat mutu pelumas. API singkatan dari American Petroleum Institute yang menilai mutu pelumas. Perlu dicermati, untuk kendaraan yang berbahan bakar bensin, pelumas yang digunakan berkode S (dari spark, percikan api). Sedangkan pelumas untuk mesin diesel menggunakan huruf C (compression, kompresi).
Tingkatan mutu pelumas bisa dilihat dari huruf yang mendampingi S atau C. Semakin mendekati huruf Z, semakin tinggi mutunya. Jadi, SG lebih rendah dari SL. Namun, Anda jangan bingung jika menjumpai oli dengan kode SJ/CF dalam satu kemasan. Berarti, oli ini bisa digunakan untuk mesin bensin dan juga untuk mesin diesel.
Semoga sekarang Anda tak lagi bingung, apalagi kepleset saat mencari oli yang pas buat mobil kesayangan.

Boks 1
TIPS MEMILIH OLI

1. Lihat buku panduan kendaraan. Cermati tingkat kekentalannya (kode SAE-nya), kemudian API service-nya untuk mesin bensin (diikuti huruf S) atau diesel (diikuti huruf C) dan grade yang dianjurkan buat kendaraan Anda.
2. Pilih merek oli terpercaya. Ada alamat yang jelas, juga layanan pelanggan yang tercantum di kemasannya. Jadi, jika terjadi sesuatu pada mesin kendaraan Anda, bisa segera mengajukan protes.
3. Jangan terpengaruh oleh iklan.
4. Tak perlu malu untuk bertanya pada mekanik Anda.
5. Beli oli di tempat yang terpercaya, seperti toko khusus atau yang resmi menjual oli. Kalau di sembarang tempat, dikhawatirkan yang Anda peroleh justru oli palsu. Ibarat membeli obat, supaya tidak mendapat obat palsu, ya beli di apotek.
6. Cermati kemasan oli. Pada oli palsu, kemasannya biasanya tidak rapi, terutama pada cetakan huruf, logo, tutup segel, atau tanda pengaman lainnya.
7. Jangan tergiur pada tawaran harga yang sangat murah.
8. Sesuaikan dengan keperluan Anda. Misalnya, apakah untuk balap atau keseharian saja.
9. Oli sintetis lebih mahal, tetapi lebih awet.
10. Gantilah oli secara teratur dan ikuti anjuran pabrikan kendaraan Anda.

boks 2:
Oli Mobil Bukan Buat Motor

Bagi pemilik kendaraan roda dua, tentu mahfum dengan istilah oli samping dan oli mesin. Atau istilah oli 2T dan oli 4T. Oli 2T adalah oli yang digunakan sebagai campuran bensin yang berguna melumasi gerakan piston untuk motor 2 tak. Sedangkan oli 4T tugasnya untuk melumasi kerja mesin, kopling, dan transmisi untuk motor 4 tak, sehingga kekentalannya khas.
Itu sebabnya, oli 4T tidak bisa digunakan untuk campuran bensin motor 2 tak, karena justru akan membuat gerakan piston dan saluran mesin jadi tersumbat. Jadi, perlu dicermati dan jangan sampai tertukar dalam hal pemakaian oli ini.
Bagaimana kalau menggunakan oli mobil untuk motor 4 tak, biar tambah mantap? "Oli mesin 4T agak berbeda dengan oli mesin mobil. Karena oli mesin motor 4T berfungsi juga membasahi kopling, sehingga tetap membutuhkan adanya gesekan. Kalau dipaksa memakai oli mesin punya mobil, kopling justru bisa selip tidak ada tenaga," papar Tjahja.
Makanya, sekali lagi, supaya tidak salah dan berakibat mesin kendaraan rusak, buka dan cermati kembali buku petunjuk kendaraan Anda.

No comments: